achtentwintig

2.7K 355 41
                                    

Malam itu menjadi malam yang sangat di luar dugaan Skylyn, Matt, Luke, Lily, Ashton dan juga Michael. Jasad Calum sudah di bawa oleh pihak rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sedangkan polisi setempat tidak menanyakan apapun yang terjadi. Mereka hanya mengucapkan 'Terima kasih' dan pergi.

"Jadi, ini akhirnya?" tanya Ashton, dan Lily mengangguk.

"Mungkin saja, dia akan selalu ditempat itu, Ash." jawab Lily.

"Sudahlah, ayo kerumahmu Sky, Matt. aku sangat lelah. Kejadian ini sangat menguras tenagaku." keluh Michael.

"Baiklah, ayo kita pulang." balas Matt dan semuanya mengangguk.

Namun, sebelum Skylyn, Matt, Luke, Lily, Ashton dan Michael berjalan pulang. Tiba – tiba ada yang menghalangi jalan mereka. Yang baru saja bebas. Seperti binatang liar yang baru dikeluarkan dari kandang.

Skylyn melangkahkan kakinya lebih dekat, "Kau akan baik – baik saja?"

Ia berpikir sejenak, berusaha menemukan kata yang tepat. "Aku merasa... sembuh. Apa itu mungkin?"

"Mungkin tidak sepenuhnya," celetuk Lily, Skylyn menyikut rusuknya, Calum tertawa.

"Tenang saja, aku takkan menyakiti kalian lain. Karena, 'aku yang lain' sudah lenyap." ucap Calum. Dan, disana hanya Luke yang menghembuskan nafas leganya.

"Kau kenapa, dude?" tanya Calum sambil terkekeh ke arah Luke. Dengan cepat Luke langsung menggeleng.

"Tenanglah, dia tak akan menyakitimu," celetuk Matt.

"Hey! Kau membaca pikiranku." balas Calum, "Kau hebat." lanjutnya. Matt mengangguk dan bergumam terima kasih.

"Baiklah, Calum. aku–maksudku kami sangat lelah, karena kau tahu? mantra itu menghabiskan energi kami." sahut Michael tiba – tiba. calum terkekeh lagi.

Sialan, dia seakan lupa kalau ia sudah menjadi hantu. Mungkin ia menjadi hantu yang ramah setelah ini. ucap Skylyn dalam hati.

"Maafkan aku, Michael. Tapi, apakah kalian akan kembali?" tanya Calum, seolah mengira takkan pernah bertemu lagi.

"Tentu saja, kawan." jawab Ashton dan Calum mengangguk.

Skylyn merasa senang. Karena, ia sudah membantu Calum terbebas dari kutukannya. Namun, di sisi lain. Ia merasa sedih. mungkin saja waktunya bersama Calum tinggal sedikit lagi.

Andaikan saja Calum masih hidup. ucap Skylyn dalam hati sambil menghela nafas berat.


***


'DEMI SPONGEBOB DAN CELANA PENDEKNYA, LUKE YATUHAN DIMANA CELANAKU!!'

'AKU MENANG LAGI!! HELL YEAH.'

'CUKUP IRWIN, AKU LELAH.'

'AYOLAH BOCAH CENAYANG. KAU KAN KUAT, MASA SUDAH MENYERAH?'

'AKU JUGA MANUSIA, BODOH!!'

'AKU TIDAK TAHU MIKE!!'

'STOP TOUCH MY HAIR, HEMMINGS!!!'

"Nnnggg... berisik," gumam Skylyn sambil memeluk gulingnya erat. Namun, suara itu sangat semakin keras dan membuat Skylyn terbangun.

Skylyn melihat jam yang ada di kamarnya yang menunjuk angka sepuluh. Berat

Skylyn melihat ke arah balkon kamarnya yang terdapat Lily sedang berdiri sambil menikmati udara pagi. "Pagi, Lil." sapa Skylyn.

Lily menoleh ke arah Skylyn sambil tersenyum, "Pagi Sky."

Seen ✧ Hood [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang