Chapter 17: Only Today

70 8 0
                                    

26 Maret

Tepatnya Pukul 05 subuh, akhirnya aku bangun pagi juga seperti yang aku harapkan tadi malam, aku ingin sekali menyapa Shani di pagi ini tapi dia masih tertidur, hmmm coba aku intip saja deh. Dengan rasa percaya diri aku langsung pergi ke kamar sebelah yang Ia tiduri dan anehnya dia malah tidak tutup pintu, hmm rada capek kali dia.

Aku pun melihat Shani yang tertidur dengan posisi miring ke kiri sekaligus wajahnya terlihat, anjir tidur saja dia sudah cantik begini, apalagi kalau bangun aduh pasti cantik, aku kemudian memasuki kamar dan ala ala mencari sesuatu padahal aku hanya ingin membuat Shani bangun.

"Abi?" Ujar Shani yang terbangun dari tidurnya.

"Eh Shani, maaf ya aku sudah membuat mu terbangun" ujar ku alias misi sukses membangunkan Shani.

"Nggak apa apa Bi, aku juga ingin bangun kok, btw Ci Desy dan Okta gimana?" Tanya Shani.

"Entahlah, paman ku belum memberitahu, ayo kita ke bawah dan bertanya kepada dia" ujar ku mengajak Shani.

"Ayo"

Shani kemudian berdiri dari kasur, cuci muka setelah itu menarik tangan ku untuk menemui Paman Richard, padahal aku yang mengajak malah Shani yang menarik ku, nggak apa apa deh, intinya gue senang Shani di sini. Kami berdua tiba di depan lab paman Richard dan pintu lab masih tertutup ini pertanda Paman masih tidur, njirr amat.

"Abi, kok tertutup labnya?" Tanya Shani.

"Hmm kayaknya paman Richard terlalu kecapean kali urus Desy Dan Okta" ujar ku

"Iya kalau begitu mana Ci Desy dan Okta? Aku rindu sama mereka" ujar Shani goyangin badan ku.

"Sabar Shani, mereka pasti sudah sadar kok" ujar ku.

"Darimana kamu tau?" Tanyanya.

"Hmm bisa jadi kan heheh" ujar ku dengan tawa.

"Ihhh sebel" ujar Shani buang muka.

Aduh, apakah aku sudah membuatnya marah ya, jangan marah Shani aku hanya bercanda.

"Eh Shani" ujar ku.

"Apaan sih" ujar Shani buang muka.

"Jangan marah dong, aku kan hanya bercanda" ujar ku.

"Tapi aku nggak suka di gituin kalau lagi serius" ujar Shani.

"Baiklah ayo kita ketuk pintu lab ini, mungkin paman Richard akan membukanya" ujar ku.

"Baiklah" ujar Shani dengan nada lembutnya.

Aku pun mengentuk pintu lab itu, belum ada reaksi dan pintunya masih tertutup, hmmm kemana ya paman Richard. Shani kemudian mengentuk pintu lab dan tidak ada reaksi juga, anjir mana nih paman Richard.

"Abi, kok tidak terbuka sih" ujar Shani kesal.

"Entahlah, biasanya paman Richard buka kok" ujar ku.

Tiba tiba saja;

"Apa yang kalian berdua lakukan di sini?" Tanya seseorang di belakang ku dan Shani, ternyata dia adalah Paman Richard.

"Eh paman habis darimana?" Tanya ku.

"Habis dari kebun petik sayuran"ujar paman.

"Btw kalian ngapain di sini?" Tanya paman lagi.

"Aku dan Shani ke sini mau lihat kondisi Desy dan Okta" ujar ku.

"Jadi gimana paman keadaan mereka berdua?" Tanya Shani

"Hmm mereka baik baik saja tadi malam mereka berdua sempat terbangun dari pingsan juga, jadi aku menyuruh mereka untuk tidur saja" ujar Paman.

"Kok begitu?" Tanya ku.

The Vampire HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang