#4 Come-Back?

2.8K 314 8
                                    

Come-back? (SeulWoo Couple)
Story by LeeHyunRa [Caramel Macchiato]
©2016
718 Words

“Wonwoo” gumamku pelan saat manik mataku ini berhasil menangkap sosok yang sialnya – selama ini masih ku rindukan. Aku tau, aku memang seorang gadis bodoh yang masih dengan gilanya merindukan pria yang jelas-jelas telah menyakitiku. Tapi mau bagaimana lagi, aku masih mencintainya dan perpisahan ini – sungguh jika bisa, aku ingin membatalkan bubuhan tandatangan yang sebelumnya telah aku torehkan di selembah kertas bodoh itu. Tapi tunggu, kenapa ia ada disini? jangan-jangan?

“Eoh, kalian telah saling mengenal? Bagaimana bisa?” kaget Jisoo saat melihat kami berdua saling memanggil nama satu sama lain. Kekagetan Jisoo inilah yang kembali membawaku tersadar dari lamunan bodohku.

Ku lirik sosok yang tepat berada dihadapanku, dan sosok itu masih terlihat tampan dan sialnya sexy – meskipun selama 10 hari ini aku telah pergi dari hidupnya. Tidak berartinya-kah diriku untuknya? Jujur, yang aku harapkan saat bertemu dengannya adalah – ia terlihat kacau dan gila karena aku yang tiba-tiba menghilang, namun yang aku lihat sekarang – ia masih terlihat baik-baik saja. dan sepertinya kepergianku dari sisinya bukanlah masalah yang besar untuk hidup seorang Jeon Wonwoo – dan sungguh aku sangat menyesali hal ini.

“Dia teman lamaku noona, lebih tepatnya dia adalah kakak kelasku saat jaman SMA dulu” dusta Wonwoo seraya menunjukkan senyum yang masih terlihat manis dan shit, harus aku akui aku sangat merindukan sentuhan manis dari bibirnya.

“Benarkah itu? Wow, sudah kuduga – kalian memang berjodoh. Ya, Seulgi-ya kenapa kau tak pernah bercerita jika kau berteman dengan adikku ini?”

“Nde? Oh..oh, begitulah. Maaf Jisoo-ya” jawabku bodoh – dan jawaban kikuk serta bodoh ini berhasil membangkitkan sebuah smirk di wajah tampan suamiku, ups atau harus ku panggil ia sebagai mantan suamiku? Tapikan, kami belum resmi bercerai – hanya aku saja yang mengajukan perceraian – lalu sebenarnya bagaimana status kami saat ini?

Aku pun tersadar dari pemikiranku sendiri, saat suara dering telepon tiba-tiba muncul ditengah keheningan kami. “Eoh, Jinyoung meneleponku! Aku tinggal sebentar ya – dan kau Jeon Wonwoo, awas jika kau macam-macam pada temanku yang polos ini. Jika kau macam-macam, kau akan langsung berurusan denganku” ancam Jisoo sebelum ia meninggalkan kami berdua di sudut café. What? Berduaan dengan Wonwoo? Bukankah ini berbahaya untuk hidupku?

“Jadi selama ini kau bersembunyi di rumah mantan kekasihmu, Jeon Seulgi?” Tanyanya dengan nada suara yang terkesan dingin dan menusuk, serta diiringi sebuah smirk yang sepertinya telah mendarah daging dalam wajahnya.

Ku coba untuk bersikap sebiasa dan senormal mungkin dihadapannya – walaupun pada kenyataannya saat ini jantugku tengah berdetak tidak normal – karena smirknya yang sungguh sangat aku puja dan damba selama ini. “Ya, selama ini aku tinggal bersama Jinyoung. Lalu apa masalahmu, Jeon Wonwoo?” balasku seraya menatap kedua matanya tajam. Tapi sialnya, pilihanku untuk menatap matanya merupakan kesalahanku yang sangat besar – bagaimana tidak? karena kedua mata itu kini tengah menatap balik mataku dengan tatapan yang tak kalah tajam.

“Jeon Wonwoo? Sejak kapan kau memanggilku dengan nama asliku – bukankah biasanya kau memanggilku sayang, chagi atau yeobo – kau telah ber..?”

“Sayangnya kita telah berpisah, Wonwoo-ssi. Jadi aku tak mungkin memanggilmu dengan panggilan itu lagi” ucapku cepat sebelum sosok dihadapanku ini menyelesaikan ucapannya. Dapat ku lihat kini Wonwoo tengah tertawa hambar setelah mendengar ucapanku sebelumnya, sebelum ia kembali membuka suaranya yang sialnya sangat merdu ditelingaku.

‘”Berpisah? Aku bahkan tak menyetujui perceraian itu, istriku” jawabnya tegas dan dengan sengaja menekan kata istriku dengan penekanan yang sangat kentara. “Sekarang, kembalilah ke rumah kita secara sukarela – sebelum kau aku seret dengan paksa”

Mendengar penuturannya itu – entah mengapa membuat hati kecilku bersorak senang, bagaimana tidak, karena ternyata ia juga  tidak menyetujui perceraian kami ini – bukankah itu berarti ia masih menganggapku sebagai istrinya? Tapi tunggu, jika aku kembali – bukankah itu berarti aku bodoh dan mungkin saja ia akan kembali menyakitiku dengan hal yang lebih parah dan menyakitkan lagi. Lalu apa yang harus kulakukan? Haruskah aku bersorak senang atau memaki suamiku ini?

“Aku tidak sedang memberimu pilihan Jeon Seulgi – aku memeritahkanmu untuk segera kembali. Cepat kemasi barangmu dan 30 menit dari sekarang aku akan menjemputmu di halte dekat mantan kekasihmu itu tinggal dan aku tak menerima penolakan” Tegas Wonwoo yang mulai terlihat beranjak dari tempat duduknya.

“Tunggu” seruku yang berhasil menghentikan pergerakan tubuhnya. “Aku akan menuruti perintahmu itu, tapi dengan satu syarat” Ucapku sedikit ragu namun mencoba untuk terlihat berani. Entah ini halusinasiku saja atau ini memang nyata, tapi saat ini mataku menangkap seulas senyum yang muncul diwajah tampan suamiku itu.

“Apapun untukmu sayang. Lalu, apa syaratmu?”

TBC.

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang