#20 Motionless

2.1K 222 15
                                    

#20 Motionless
Why?
©LeeHyunRa
Caramel Macchiato

Will you stay by my side?
Will you promise me?
If I let go of your hand
You’ll fly away and break – Butterfly, BTS

‘Noona, bukankah kau memberiku waktu seminggu. Jadi, tunggulah’

.
.
.

“Sayang, mengapa kau membanting ponsel mu seperti itu? apa kau sedang ada masalah?” Dalam sekali gerakan Wonwoo pun memutar tubuhnya dan dengan mata yang membulat sempurna, ia tak menyangka bahwa sang istri kini tengah berada dibelakang dan menatapnya dengan tatapan penuh akan kekhawatiran. ‘Apa ia mendengar pembicaraanku sebelumnya’ tebak Wonwoo ragu. ‘semoga tidak’

“Kau – kau, sejak kapan kau ada dibelakangku sayang?” balas Wonwoo dengan nada suara yang mencoba untuk terdengar normal.

“Aku? Aku baru saja menghampirimu, aku mau mengatakan jika makan siang kita telah matang, sayang.” dengan Senyum yang mengembang di paras cantiknya – Wonwoo pun berasumsi bahwa sang istri memanglah tidak mendengar pembicaraannya dengan Nayoung tadi. Jika ia mendengarnya, ia mungkin akan salah paham. “Sayang, mengapa kau diam – Ayo” dengan satu tarikan Seulgi pun mulai menyeret lengan sang suami agar segera mencicipi hasil masakannya.

“Selamat makan” seru Seulgi yang berhasil membuat Wonwoo menyunggingkan senyum di wajah flatnya.

“Selamat makan juga sayang. Wow ini sangat enak. Kau sungguh berbakat sayang” terlihat kini Wonwoo dengan lahapnya tengah memakan semua makanan yang sebelumnya telah sang istri siapkan. Sementara sang istri, Seulgi hanya terdiam dalam duduknya dan memandang sang suami dengan tatapan terluka – mungkin itulah kata yang tepat. Bagaimana tidak terluka, beberapa menit yang lalu ia mendengar dengan telinganya sendiri bahwa sang suami akan menceraikannya dalam kurun waktu satu minggu dari sekarang. Noona? Hingga saat ini Seulgi masih penasaran siapa yang dimaksud noona oleh sang suami itu, apa ia kekasih baru sang suami yang akan segera menggantikan dirinya sebagai istri seorang Jeon Wonwoo, mungkinkah?

“Sayang, mengapa kau tak makan? Apa kau sakit?” tanya Wonwoo penuh khawatir setelah menyadari bahwa sedari tadi sendok dan garpu yang digunakan oleh Seulgi hanya digunakan untuk mengaduk makanannya tanpa arah.

“Nde? Eoh, aniyo. Aku tidak sakit. Aku hanya senang melihat kau makan dengan lahap seperti itu. Emm, Wonwoo-ya, tadi kau bertelepon dengan siapa? Sepertinya sangat penting. Hingga kau membanting ponselmu seperti itu? Apa kau sedang ada masalah?” Tanya Seulgi hati-hati berharap dengan waswas jika pertanyaan yang ia ajukan ini tak akan membuat sang suami marah – karena merasa privasinya terganggu.

Wonwoo pun dengan tiba-tiba menghentikan aksi makannya dan menatap sang istri dengan tatapan lembut yang ia miliki. “Itu hanya Mingyu sayang. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan – semua baik-baik saja. Aku hanya kesal dengan kinerja bawahanku yang tidak becus menyelesaikan satu masalah” jelas Wonwoo yang berhasil membuat sang istri menganggukan kepalanya mengerti. “Begitukah? Syukurlah”

“Sudahlah, untuk apa kau memikirkan hal tak penting seperti itu. Cepat makan makananmu. Aku tak mau jika istriku nanti jatuh sakit”

Seulgi pun hanya bisa menyunggingkan senyumnya kecil saat mendengar lelucon sang suami yang terdengar menggelikan. ‘Dia bohong. Sejak kapan seorang Kim Mingyu dipanggil noona oleh sang suami? Sebenarnya apa yang tengah sang suami sembunyikan darinya?’

-

Hari pun berlalu, tak terasa waktu yang tersedia untuk Wonwoo membuat sang istri mengakui kesalahannya tinggal menyisakan tiga hari. Wonwoo pun bingung dalam kesendiriannya memikirkan hal apa yang bisa membuat sang istri mengakui seluruh kesalahannya. Wonwoo menyesal – mengapa dengan bodohnya ia menerima taruhan konyol tak berotak itu. Bagaimana jika hingga waktu berlalu, Seulgi tetap diam dan apakah itu berarti pernikahannya akan berakhir sampai disini? ini tak bisa. Ini tak boleh terjadi. Walaupun selama ini Wonwoo selalu berlaku kasar dan keras pada sang istri, tapi Wonwoo tau itu semua hanyalah bentuk kekecewaannya pada sang istri – bukan karena ia membenci sang istri. Ia masih dengan sangat mencintai sang istri – namun jika ia mengingat pengkhianatan yang dilakukan oleh sang istri beberapa tahun yang lalu, entah mengapa membuat jiwa setan seorang Wonwoo bangkit tanpa ia perintah. Jadi apa yang harus ia lakukan?

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang