#18 Good Morning

2K 226 9
                                    

#18 Good Morning
©LeeHyunRa
Caramel Macchiato

After waking up from the dream that was you
This Morning of reality feels so empty – Empty, Winner

“Good Morning” Seulgi hanya bisa mengerjapkan kelopak matanya keatas dan kebawah secara berkala, saat kedua pupilnya menangkap sosok sang suami, Wonwoo – yang kini secara nyata tengah terbaring disampingnya. ‘Hey, bukankah mimpi ini terlalu berlebihan? Bagaimana bisa ia bermimpi satu ranjang dengan sang suami yang telah hampir berminggu-minggu tak pulang dan bahkan dalam mimpinya ini sang suami mengatakan selamat pagi padanya? Sungguh mimpi yang terlalu mengada-ngada’ batin Seulgi masih dengan menatap sosok dihadapanya dengan pandangan kosong, Bahkan hingga sang suami menyibakkan rambut Seulgi lembut, Seulgi pun masih tak menyadari dan tetap terlarut dalam tebakannya yang manyatakan bahwa ini adalah mimpi. Just dream!

“Apa yang kau pikirkan sayang? Mengapa wajahmu menjadi serius seperti ini? bukankah ini masih terlalu pagi?” lanjut pemilik suara itu yang berhasil membuat Seulgi membulatkan matanya tak percaya. ‘Jadi ini nyata?’

“Kau nyata?” Tanya konyol Seulgi yang berhasil mendapat sentilan pelan dari sang suami. “Jika aku tak nyata, kau pikir aku ini apa huh? Dasar bodoh”

“Kau nyata????” jerit Seulgi yang kini diiringi aksi bangkit dari tempat tidur dan menatap sosok manusia dihadapannya tak percaya. “Bagaimana bisa? Apa aku mulai gila? Astaga, aku rasa aku harus segera pergi ke psikiater” gumam Seulgi yang berhasil membuat sosok dihadapannya mengulum senyum geli. “Astaga, bahkan sekarang ia tertawa. Sebenarnya apa yang salah dengan otakku”

“Apa yang kau lakukan sayang? Aku ini nyata – suamimu. Berhentilah bertingkah bodoh” balas sang lawan bicara yang kini mulai mendudukan tubuhnya dihadapan sang istri yang sekali lagi tengah memperlihatkan tampang bodohnya.

Diam – tak ada pergerakan berarti yang Seulgi lakukan, gadis itu hanya sibuk memandang lurus sosok dihadapannya penuh telisik. ‘Apa ini nyata? Mana mungkin ini nyata?’ kurang lebih seperti itulah pikiran Seulgi saat ini – antara percaya tidak percaya dengan apa yang terjadi. Wonwoo yang melihat tingkah diam sang istri, lama-lama merasa gemas dan kesal dibuatnya. ‘Hey, bagaimana bisa ia tak mengenal suaminya sendiri, dasar bodoh’. Bermodal rasa gemas yang mulai memuncak, Wonwoo pun dengan sekali tarikan langsung menarik Seulgi untuk terbaring di tempat tidur mereka dan mengkungkung-nya dalam kuasa tubuhnya.

“Apa kau masih tak percaya jika ini nyata?” tanya Wonwoo penuh akan smirk yang menggoda iman.

“Jadi ini nyata” Sadar Seulgi setelah ia secara nyata melihat smirk seorang Jeon Wonwoo.

“Dasar bodoh” sejurus kemudian, Wonwoo pun mulai memagut bibir ranum Seulgi tanpa ampun. Tak hanya mengecup, menggigit namun melumat pun menjadi kegiatan rutin Wonwoo yang tak akan pernah ia lewatkan. Bagaimanapun, ia selalu terobsesi dengan bibir merah sang istri, Jadi, tak salah bukan jika Wonwoo selalu kehabisan akal saat dihadapkan dengan bibir favoritnya itu. “Apa sekarang kau percaya – jika ini semua nyata?” tanya Wonwoo skartis.

“Tap,Tapi.. kenapa kau – kau disini?” mendengar pertanyaan Seulgi, Wonwoo pun hanya bisa tersenyum simpul lalu menyibukan diri untuk membuat tanda-tanda cinta di leher sang istri. “Aku merindukanmu sayang”

--

Seulgi masih tak habis pikir dengan paginya hari ini, bagaimana bisa Wonwoo sejak pagi hingga detik ini bertingkah manis dihadapannya? Tak ada senyuman dingin, bentakan atau tatapan tajam yang sang suami berikan padanya. Semuanya kembali normal, kembali seperti saat mereka menikah untuk pertama kalinya. Apa ada yang salah dengan  otak suaminya itu? Mengapa tiba-tiba sifat Wonwoo berubah 180 derajat seperti ini. Tapi, jika boleh jujur – Seulgi sangat menyukai sifat Wonwoo yang seperti ini, hangat, penuh perhatian dan sayang padanya. Tapi, apakah ini nyata? Jika ini nyata, sungguh ia tak akan membiarkan keajaiban ini berakhir. Persetan dengan niatannya untuk mengakui seluruh kesalahannya dulu. Seulgi memang berniat untuk mengakui semuanya, tapi melihat sifat Wonwoo yang telah berubah seperti ini, ia tak mau pengakuan bodohnya itu merusak suasana damai yang telah tercipta. Tidak. Mungkin Seulgi akan memilih waktu dan tempat lain untuk mengakui semuanya dan tidak untuk sekarang.

“Apa yang kau lakukan sayang?” bisik sebuah suara yang berhasil membuat Seulgi tersadar akan lamunannya. Bukan hanya sebuah bisikan – kini Seulgi pun merasakan sepasang tangan tengah melingkar sempurna di pinggangnya. Siapa lagi jika bukan Wonwoo pelakunya. “Apa yang kau masak hari ini?” sambung Wonwoo dengan suara khasnya dalam dan menusuk,

Secara perlahan Wonwoo pun memutar tubuh mungil Seulgi untuk menatap kearah matanya. “Mengapa kau tak menjawab pertanyaanku, huh?” tanya Wonwoo setelah Seulgi berhadapan dengannya. Bukannya menjawab, Seulgi hanya menggelengkan kepalanya – tanda bahwa ia tak apa-apa. “Aku mencintaimu” gumam Seulgi tulus diiringi aksi kedua tangannya yang tengah menangkup kedua pipi sang suami penuh sayang.

“Aku tau sayang..” balas Wonwoo singkat dan semakin mengeratkan tangannya disekitaran pinggang sang istri. Dalam sekali gerakan Wonwoo pun sengaja mengangkat tubuh sang istri dan mendudukannya diatas pantry dapur. Dengan kedua mata yang saling menatap satu sama lain, Seulgi maupun Wonwoo seakan terlarut dalam suasana yang mereka ciptakan bersama – suasana hangat dan juga penuh romansa. “Kau tak akan meninggalkanku lagi bukan?” tanya Seulgi memecah keheningan diantara mereka.

Wonwoo pun hanya menjawab pertanyaan sang istri dengan sebuah senyuman tipis penuh arti lalu menganggukan kepalanya mantap. “Kau sendiri, kau tak pernah menyembunyikan apapun padaku bukan?” tanya Wonwoo tepat sasaran yang berhasil membuat Seulgi mati kutu dihadapannya.

‘Aku harap kau akan jujur sekarang sayang, apapun yang akan kau katakan aku akan memaafkannya’ – Wonwoo

‘Apa aku harus mengatakannya saat ini? tapi suasana ini – aku tak mau menghancurkannya’ – Seulgi

“Wonwoo-ya..”

TBC.

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang