#22 Time

2.1K 235 41
                                    

#22 Time
Why?
©LeeHyunRa
Caramel Macchiato

Will you stay by my side?
Will you promise me?
If I let go of your hand
You’ll fly away and break – Butterfly, BTS

Dengan langkah yang pasti dan terkesan memburu, Seungcheol dalam sekali dorongan langsung membuka  mendobrak pintu kamar mereka demi mencari satu kepastian pada sang istri – apa yang sebenarnya terjadi.

“Choi Nayoung” seru Seungcheol saat ia berhasil memasuki kamarnya dan menangkap sosok sang istri yang kini tengah terdiam dihadapan meja riasnya. “Kita harus bicara” lanjut Seungcheol setelah ia berhasil berdiri dibelakang sang istri.

“Kau pulang? Tak seperti biasanya ck” remeh Nayoung saat mata mereka bersitubruk pada kaca dihadapannya.

Mendapat jawaban seperti itu. Seungcheol pun dalam satu gerakan langsung memutar tubuh Nayoung agar segera menghadap kearahnya. “Sebenaranya apa hubunganmu dengan Wonwoo? Apa benar kau tengah mengandung – anaknya?” tanya Seungcheol – yang sedikit ragu, apalagi saat mengucapkan kata ‘anaknya’.

Nayoung pun langsung menatap sang suami dengan tatapan tak percaya, ‘bagaimana bisa? Bagaimana bisa suaminya ini tahu?’.

“Kenapa kau diam? Apa itu benar Choi Nayoung? Katakan! Katakanlah yang sebenarnya!!” geram Seungcheol setelah melihat sang istri yang hanya diam dan dengan rapat menutup mulutnya pasti. Seungcheol kesal, Seungcheol geram – ia tak sabar menunggu jawaban sang istri dan berharap bahwa apa yang dikatakan oleh Wonwoo memanglah benar – janin itu bukanlah anak Wonwoo. Janin itu pasti anakku – pasti.

“Ak- Aku – seb- seb-..” ragu Nayoung yang membuat Seungcheol tanpa sadar meremas bahu Nayoung erat. “Kau menyakitiku” lirih Nayoung yang berhasil membuat Seungcheol melonggarkan remasan pada bahunya. “Maaf, aku tak-“

“Dan apa pedulimu, jika anak ini memang anak Wonwoo – lalu apa peduli mu, huh? Bukankah kau yang terlebih dulu menduakanmu bukan? Bahkan kau menduakanku dengan selingkuhan sejenis mu itu? kau pikir hanya kau yang bisa berselingkuh huh? Kau pikir aku tak bisa?” ledak Nayoung yang berhasil memotong ucapan Seungcheol  sebelumnya yang belum sepenuhnya tuntas. Nayoung muak, mengapa disini hanya Nayoung yang terlihat salah – bukankah dalam kasus ini sang suami nya juga salah? Lalu, mengapa hanya Nayoung yang dihakimi? Ini tak adil.

“Kau – kau berselingkuh dengannya? Dengan pria yang telah aku anggap sebagai adikku sendiri?” ujar Seungcheol tak percaya dengan apa yang ia dengar. “Kalian gila”

“Aku gila? Lalu bagaimana dengan dirimu sendiri? Kau bahkan berselingkuh dengan Choi MinKi – sepupu mu sendiri? Dan gilanya dia itu pria? Tidakkah disini kau yang lebih gila – Choi Seungcheol yang terhormat?” balas Nayoung tak mau kalah dengan sang suami dan dengan sengaja menekan kata terhormat secara nyata.

Diam. Seungcheol pun hanya bisa diam mendengar penghakiman sang istri yang sialnya tak bisa ia sanggah sama sekali. Bagaimanapun Seungcheol mengakui bahwa disini dia juga salah, karena sempat berpaling dari sang istri – akibat kesibukan mereka yang membuat ia kehilangan sosok sang istri dan tergoda dengan pesona sepupu-nya, yang dapat dikatakan tidak normal. Tapi, disisi lain – bukankah istrinya itu juga salah? Berselingkuh dengan pria yang telah ia anggap sebagai adiknya sendiri dan yang lebih parah, pria itu telah beristri. Sebenarnya, pergi kemana otak pintar sang istri selama ini?

“Kau sendiri tak bisa membalas pertanyaanku bukan? Ck. Sudahlah, cepat tandatangani surat ini – aku sudah memutuskan untuk bercerai denganmu dan akan menikah secepatnya dengan ayah janinku ini – Wonwoo” putus Nayoung penuh keyakinan dan menyerahkan selembar surat yang Seungcheol yakini sebagai surat permohonan perceraian.

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang