#17 Just Time

2.2K 242 13
                                    

#17 Just Time (SeulWoo Couple)
Story by LeeHyunRa
©2016
805 Words
Full of Narration.

From Some Point, We didn’t try to get to know each other [Disturbance – BoA]

Seulgi terdiam dalam duduknya dan masih dengan setia menunggu kedatangan suami yang entah kapan akan kembali. Dua jam yang lalu, Mingyu menghubungi Seulgi dan mengatakan bahwa jadwal Wonwoo hari ini telah selesai. Mendengar hal ini, Seulgi pun tak bisa menutupi raut kebahagiaannya – ditambah lagi sebelumnya Mingyu mengatakan bahwa Wonwoo tengah bersiap untuk pulang ke rumah. Namun, dua jam sudah ia menunggu dan pria yang ia tunggu-tunggu itu hingga detik ini tak pula menampakkan batang hidungnya sedikitpun. Selama itukah perjalanan dari kantor tempat mereka bekerja dan rumah ini? bukankah biasanya mereka hanya membutuhkan waktu  kurang lebih 30 menit untuk pergi bekerja dan ini hampir 3 jam – dan Wonwoo belum juga sampai, sebenarnya kemana suami nya itu pergi? Akankah hari ini ia kembali tidak pulang ke rumah?

Entah telah berapa banyak air mineral yang Seulgi teguk selama menunggu kepulangan sang suami dan hingga jarum jam menunjukan angka 2 dini hari orang yang Seulgi tunggu pun tak kunjung datang. Bukan tanpa alasan mengapa Seulgi rela menunggu kepulangan Wonwoo hari ini. Seulgi butuh berbicara dengan sang suami – terkait dengan kelanjutan biduk rumah tangga mereka. Seulgi lelah seperti ini. Seulgi butuh kepastian. Oleh karena itu setelah memikirkan hal ini secara matang, malam ini Seulgi berniat untuk mengakui seluruh kesalahannya dulu pada sang suami. Seulgi tahu dengan baik, apa konsekuensi yang akan ia terima setelah ia mengakui tentang kesalahannya dulu. Tapi, Seulgi tak peduli – bukankah kejujuran dalam sebuah pernikahan adalah hal yang penting. Oleh karena itu, malam ini Seulgi bertekad untuk mengakui semuanya. Persetan jika Wonwoo meminta mereka untuk bercerai dan mengakhiri pernikahan ini, Seulgi tak peduli – yang terpenting, ia bisa terbebas dari kehidupan yang menurut Seulgi menyakitkan ini. Namun, jauh di lubuk hati Seulgi yang paling dalam, Seulgi masih berharap bahwa Wonwoo akan memaafkan kesalahannya dan mereka akan memulai kehidupan pernikahan mereka seperti dulu - Bahagia. Ya, semoga pilihan kedualah yang menanti masa depan Seulgi setelah ia mengakui semuanya, semoga.

--

Pukul empat dini hari – akhirnya sosok yang selama ini ditunggu-tunggu oleh Seulgi pun akhirnya tiba. Dengan tampang yang dapat dibilang kacau, dengan rambut tak beraturan dan dasi serta kancing kemeja yang tidak berada ditempatnya – Wonwoo melangkahkan kakinya untuk masuk  ke tempat ia dan Seulgi tinggal. Gelap – itulah satu hal yang Wonwoo tangkap saat ia memasuki apartemen mereka selama 2 tahun ini. Tangan Wonwoo pun dengan sigap menyalakan saklar lampu dan saat semua lampu dalam ruangan ini menyala – mata tajam Wonwoo langsung menangkap sosok Seulgi yang kini tengah tertidur pulas diatas sofa ruang tamu. ‘Apa ia menungguku?’ batin Wonwoo saat dirinya berhasil menghampiri tubuh Seulgi yang tengah tertidur pulas.

Dengan lembut, jemari Wonwoo pun mulai merapihkan helaian rambut Seulgi yang tanpa sengaja menutupi paras cantik sang istri, Harus Wonwoo akui, ia sangat merindukan Seulgi – sehari saja ia tak melihat Seulgi, ia merasa bahwa hidupnya tak berarti apapun. Meskipun terkadang Wonwoo selalu bermain dengan wanita lain diluar sana, namun percayalah - itu semua hanyalah bentuk pelarian Wonwoo dari semua kenyataan yang harus ia terima – perselingkiuhan Seulgi. Ya, hingga detik ini – Wonwoo masih tak bisa menerima kenyataan bahwa sang istri telah tega bermain gila dibelakangnya. Selama ini, Wonwoo selalu berpura-pura tak tahu dan menahan rasa kecewanya hingga Seulgi mengakui semua kesalahannya. Namun apa yang ia terima? Seulgi hingga detik ini masih dengan apik menyembunyikan kenyataan itu. Tidak tahukah Seulgi, bahwa satu hal yang Wonwoo butuhkan saat ini adalah kejujuran Seulgi, kejujuran dari sang istri. Tapi, sampai kapan Seulgi akan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja?

Dengan hati-hati, Wonwoo pun memindahkan tubuh ringkih sang istri ke kamar mereka – bagaimanapun, semarah dan sekecewa apapun Wonwoo pada Seulgi, Wonwoo tak akan rela jika melihat Seulgi tertidur di tempat yang tak nyaman.  Setelah berhasil meletakan Seulgi pada tempat yang seharusnya. Wonwoo pun mulai melangkah menuju kamar mandi kamar mereka, untuk membersihkan diri. Bagaimanapun ia juga sangat lelah hari ini, bertemu dengan Nayoung benar-benar membuat energi dan kesabarannya terkuras habis. Jangan kalian pikir, Wonwoo menganggap serius hubungannya dengan Nayoung – itu semua hanya main-main. Bagaimanapun Wonwoo tidak suka bermain dengan istri orang lain, baginya hanya ada satu wanita di dunianya dan itu adalah Seulgi.

--

Pagi menyapa, suara kicauan burung pun mulai menyapa gendang telinga sosok gadis yang mau tak mau – sosok itu pun mulai membuka kedua matanya walaupun berat. Dirasakannya sebuah lengan kekar tengah melingkar indah di pinggangnya dan Seulgi berharap bahwa ini bukanlah mimpi. Seulgi pun dengan segera memutar tubuhnya demi untuk melihat siapa pemilik lengan ini – dan Seulgi berharap bahwa ini adalah milik dia, suaminya.

Oksigen Seulgi tiba-tiba tersedot sempurna saat matanya menangkap wajah yang ia kenal -  kini tengah tertidur tepat disampingnya. Mereka satu ranjang, mereka satu selimut, mereka tidur bersama – apa ini mimpi? Jika ini mimpi, Seulgi harap bahwa ia tak akan pernah terbagun dari mimpi indahnya ini. Namun, ketenangan Seulgi ini terintrupsi oleh sebuah suara yang seakan-akan menyadarkan Seulgi bahwa ini adalah nyata.

“Good Morning..”

TBC.

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang