#6 Sweet Mistake

2.7K 205 15
                                    

Sweet Mistake (SeulWoo Couple)
Story by LeeHyunRa [Caramel Macchiato]
©2016
1171 Words

Sinar mentari yang mulai meninggi -  lambat laun mulai menggangu ketenangan mataku yang rasanya baru saja terpejap beberapa menit yang lalu. Dengan enggan, aku pun mulai membuka kedua mataku ini dan tersadar jika ini bukanlah pagi hari– tapi ini telah masuk jam makan siang. Hal ini terbukti dengan mulai teriknya panas mentari yang membakar bumi. Dengan mata yang masih sedikit tertutup – kini kurasakan sebuah pergerakan lain yang berasal dari arah sampingku. Samping? Siapa? Tanpa babibu – aku pun langsung menoleh kesebelahku, dan sungguh saat ini juga aku ingin menjerit tak percaya – bagaimana bisa Wonwoo tidur tepat disampingku? Bahkan saat ini, ia tidak memakai pakaian apapun – otot dada dan perut yang kotak-kotak menggodanya dengan sempurna terekspos dihadapanku. Entah mengapa itu semua berhasil membuat pipiku merona tanpa alasan. Tunggu? Tidak memakai baju? Jangan bilang? OH SHIT! – itulah ungkapanku pertama saat ku melihat bahwa aku pun kini tengah dalam keadaan polos tanpa sehelai benang yang menyelimui tubuhku. Hanya selembar selimut yang kini menutupi tubuhku dan tubuhnya. Tunggu, kenapa aku tak menyadari bahwa aku tengah tak berpakaian? Lalu, mengapa aku bisa tidur tanpa pakaian dan bahkan tidur bersama Wonwoo dalam satu kamar yang sama? Wait – jangan bilang? Ohno! Aku harap ini semua hanyalah mimpi.

"Morning-" sapa sosok disampingku dengan suara serak khas seseorang yang baru saja bangkit dari tidur panjangnya.

Aku pun hanya bisa menatap sosok tersebut dengan pandangan yang tak bisa aku artikan. Entah itu pandangan membunuh atau pandangan memuja. Jujur, aku masih shock dengan keadaan aku yang terbangun tanpa mengenakan satu helai kain pun. Bagaimana bisa kami melakukan hal "itu" dalam waktu yang cepat? Bukankah kami baru saja berpisah sepuluh hari yang lalu? Dan sekarang di hari kesebelas – kami bahkan melakukan hal yang biasanya dilakukan oleh sepasang manusia yang saling mencintai, Tidakkah aku terlihat seperti gadis murahan yang gampang sekali dipermainkan oleh sosok yang dapat kupanggil suami ini.

Lamunanku tentang kejadian pagi ini pun buyar seketika – saat kurasakan sebuah tangan tengah melingkar erat disekitar perutku. Bahkan tidak hanya itu, kini dapat kurasakan sebuah benda kenyal – yang aku tebak itu adalah bibirnya tengah mengecupi perut rataku secara berkala.

"Mengapa kau tak membalas sapaku pagi ini, sayang" ucapnya setelah ia puas mengecupi seluruh sudut perutku tanpa terkecuali. Dan kini dapat kurasakan ia tengah menenggelamkan kepalanya tepat di selangkanganku. What? Selangkangan? Tunggu. Dengan sekali dorongan – aku pun mulai menciptakan jarak diantara kami berdua dan menatapnya dengan tatapan bingung dan kesal juga bernafsu bercampur menjadi satu.

"Aa.. apa yang kau lakukan? A..aniyo, maksudku apa yang telah kita lakukan? Bagaimana bisa, kita?" Tanyaku tergagap seraya mataku kini menatap wajahnya dengan tatapan tak percaya.

Dapat ku lihat kini Wonwoo tengah menyunggingkan senyum liciknya dan secara perlahan kembali ia mendekat tubuhnya kearahku. Bukannya menjawab pertanyaanku, ia malah meremas kedua dadaku yang hanya terbalut selimut dan membuatku mendesah – akibat tindakannya yang tak terduga itu.

"Tentu kita bercinta sayang, apalagi? Dan kau tau – kau sangat sexy dan menggoda semalam. Dan aku sangat menyukainya" balasnya masih dengan kedua tangannya yang masih meremas buah dadaku tanpa ampun. Dan sialnya tindakannya ini membuat sebuah desahan keluar dari mulutku sendiri Shit! Wonwoo pun semakin mempercepat remasan diatas dadaku dan bahkan mulutnya kini tengah mengulum dada sebelah kiriku secara liar. Shit! Dan harus aku akui  - ini sangatlah nikmat!

"He..hentish..khaan, ahhhh" pintaku yang jatuhnya malah terdengar seperti mendesah dan menikmati kegiatannya siang ini. "Ah..khu.. mohonnnn arghhh.." jeritku pada akhirnya saat kurasakan gigi Wonwoo mulai mengigit kepunyaanku dalam. Astagaa, Tuhan maafkan aku –  ini sungguh sangat nikmat – tapi aku juga tau, jika ini salah. Shit!

"Diamlah sayang. aku juga tau kau menikmatinya – berhenti membohongi dirimu sendiri, nikmatilah semua sentuhanku. dan sekarang saatnya permainan inti, sayang.." balas Wonwoo yang kini kedua tangannya tengah memperlebar selangkanganku dengan satu gerakan. "Kau selalu mudah basah, sayang- dan aku sangat menyukainya" ucap Wonwoo sebelum ia menenggelamkan kepalanya diselangkanganku. Men-service kemaluanku dengan gerakan lidahnya yang menggoda.

"Wonwoo-ya, pleaseee no. Pleasee, I can't – pleaseee. Arghhhh.. SHIT! Jeon Wonwoo – oh, oh.. arghhh.." racauku mulai menggila saat kurasakan adik Wonwoo mulai menerobos kemaluanku tanpa ampun. Shit! Jujur, harus ku akui - aku sangat menikmati permainan ini, menikmati tubuhnya. tapi – jika aku mengingat obrolan kami di café kemarin. Dimana masih ada satu pertanyaan yang masih belum bisa ia jawab untukku – pertanyaan yang bagiku, jawaban dari pertanyaan itu sungguh sangat penting dan berarti – untuk kelangsungan hubungan rumah tangga kami.
"Arghhhh, Jeon Wonnwwwwooosh..."

Flashback.

"Tapi Wonu-ya, setidaknya bisakah kau mengabulkan permintaan aku yang satu ini? jika kau setuju – maka aku akan kembali ke rumah itu, kembali menjadi istrimu"

"Lalu, apa yang kau mau?"

"Berhentilah bermain wanita diluar sana" Pintaku sambil menatap manik matanya dalam. "Tidak cukupkah kau dengan tubuhku ini? Apa kurangku? Dan apa yang wanita jalang itu miliki dan aku tidak miliki, Wonwoo-ya? Apa yang membuat kau lebih suka bermain dengan wanita tak jelas diluar sana dibanding bermain denganku? Apa?" Ucapku pada akhirnya dan tanpa sadar seluruh perasaan dan tanda Tanya yang salama ini kurasakan – akhirnya terlontar dari mulutku sendiri.

Dapat kulihat kini, suamiku itu tengah mengatupkan mulutnya rapat, namun kedua matanya kini tengah menatap mataku tajam. "Aku tak bisa berjanji akan hal itu" jawabnya singkat padat dan jelas setelah ia terdiam cukup lama. Tak tahukan dia, jika jawaban yang ia lontarkan itu telah membuat harapan dan cintaku padanya layu setelah sebelumnya sedikit berkembang.

"Tapi, walaupun begitu, aku bisa jamin jika aku tak akan membawa jalang-jalang itu ke rumah kita lagi, Jadi kau tak perlu khawatir"

"Nde? Bukankah itu sama saja. Aku ingin kau berhenti Wonu. Kau hanya boleh menyentuhku dan kau adalah milikku. Tidakkah kau mencintaiku sebesar aku mencintaimu Wonwoo-ya?"

Diam. Tak ada satu kalimat bahkan satu kata pun yang terucap setelah aku mempertanyakan bagaimana perasaannya padaku.
"Aku tak tahu – Tapi, bagaimanapun, kau harus tetap kembali ke rumah bersamaku"

"Tapi, kau belum menjawab pertanyaanku"

"Sepenting itu kah pertanyaan konyolmu itu. Aku pergi – dan ingat, aku tunggu kau didepan halte 30 menit dari sekarang. Dan aku harap kau tidak membantah perintahku. Aku pergi – istriku"

--

"Seulgi-ya, ingat perintahku – kau harus diam dirumah ini dan jangan pernah berpikir untuk pergi dari tempat ini lagi. Ohya, aku akan pulang malam hari ini – jadi kau tak perlu menungguku pulang. Kau mengerti istriku? Aku pamit.." Ucap Wonwoo setelah ia mengecup dahiku pelan dan mulai melangkahkan kakinya untuk pergi entah kemana. Aku yakin ia tidak mugkin pergi bekerja hari ini. Mengingat ia baru saja pergi sekitar jam 3 Sore. Jadi kemanakah ia pergi? Apa ia menemui jalangnya lagi? Aku pun hanya bisa merutuki kebodohanku yang dengan bodohnya langsung menerima sosok itu kembali dengan mudahnya. Secinta itukah aku pada sosok Jeon Wonwoo?

--

"Mingyu-ya, kau telah memesan hotel dan yeoja club yang kemarin bukan?" Tanya Wonwoo to the point sesaat sekretarisnya itu mengangkat panggilannya.

"Aku telah memesannya hyung, Kau bisa datang ke Hotel XYZ kamar 699. Tapi, hyung – bukankah Seulgi noona telah kembali – untuk apa kau memesan jalang-jalang itu?"

"Kau pikir aku puas hanya dengan menikmati tubuh istriku? Kau masih kelewat bocah untuk mengerti Gyu" balas Wonwoo tak berdosa.

"Kau memang bajingan hyung"

"Terimakasih untuk pujiannya, Aku tutup"

Mingyu pun hanya bisa menatap layar teleponnya tanpa ekspresi, setelah sang bos menutup panggilannya sepihak.

"Noona, Maafkan aku"

TBC.

Gilaaa, Maafkan noona Wonwoo-ya, maafkan noona karena telah menistakan dirimu disini, >.< - ini hanyalah tuntutan alur cerita sayang.. sekali lagi, maafkan noona ㅠ.ㅠ - bener-bener berasa berdosa sama dede Wonwoo..

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang