#11 Change

2.7K 249 14
                                    

Change (SeulWoo Couple)
Story by LeeHyunRa [Caramel Macchiato]
©2016
-+ 1298 Words

"Jujur, sebenernya - aku ngerasa gak pede Banget buat update part ini, aku ngerasa kalo alur untuk chapter ini kaya yangkecepetan, tapi entahlah aku juga bingung - kalo mau dirombak, akunya gak ada ide banget - so, yaudah dengan kepercayaan yang menipis - aku pun memutuskan untuk update part ini, walaupun masih ragu sih - tapi yaudah lah. Cerita kedepannya, yaaaa.. aku juga masih belum tau - let it flow aja kkk. Ohya. Makasih buat readers-nim yang udah setia baca cerita ini dari awal, bahkan udah nge-vote dan ninggalin komen di cerita yang gak ada apa-apanya ini, terimakasih :)  dan pleaseeee, jangan benci Wonwoo akuuuuu"

---

"Selalu ada alasan dibalik sebuah perubahan" – Jeon Wonwoo

Langkahku seketika terhenti saat kedua telingaku ini mendenger gumaman Seulgi yang walaupun pelan namun masih dapat ku tangkap. "Wonwoo-ssi, jika kau tetap seperti ini – mengapa kita tidak bercerai saja?" mendengar untaian kata itu terlontar dari mulut manis istriku sendiri, entah mengapa membuat jantungku berdegup tidak normal. Bercerai? Sebenarnya sampai kapan ia ingin bercerai dariku? Tidak cukupkah tiga bulan yang lalu aku menghancurkan surat cerainya, dan sekarang ia berniat untuk mengajukan surat sialan itu lagi. Berani sekali kau Jeon Seulgi.

Masih  dalam posisiku yang membelakanginya, aku pun akhirnya mulai menanggapi usulan bodohnya itu. "Lakukanlah apa yang kau inginkan Nyonya Jeon". Setelah kalimat tersebut aku ungkapkan – aku pun mulai memutar tubuhku dan menatap manik matanya dengan tajam. "Tapi, asal kau tau – aku, sampai kapanpun, tak kan pernah sudi menandatangani surat apapun itu namanya. Jadi, berhentilah bicara omong kosong dan sampai kapanpun – aku tak akan pernah melepaskanmu" jelasku tegas dan dapat dikatakan memaksa.

Tanpa harus menunggu jawaban darinya, aku pun mulai kembali melangkahkan kakiku ini menuju kamar. Bagaimana pun hari ini badanku sungguh sangat lelah dan aku sangat membutuhkan yang namanya istirahat. Namun, bukannya beristirahat – tapi, aku malah diberi ultimatum untuk bercerai oleh istriku sendiri. Sungguh lucu – hidupku ini. Dapat ku dengar sayup-sayup isakan tangis Seulgi yang masih terdiam pada tempatnya yang tidak berniat untuk bergerak barang sedikitpun. Jujur, aku sangat membenci jika Seulgi menangis seperti ini, Rasanya seperti terdapat belati tajam yang menggores hatiku tanpa ampun. Tapi apa daya, sekali lagi ego-ku lebih mendominasi kinerja otakku dibandingkan rasa cintaku untuknya.

"Jeon Seulgi. Sampai kapan kau akan berdiri disana? Bukankah kau harus melayani suamimu yang baru saja pulang ke rumah ini? Kau tentu tak melupakan kewajibanmu sebagai seorang istri bukan?" ujarku dingin dan berhasil menghentikan isak tangisnya.

Dapat ku lihat, kedua mata sembab Seulgi kini tengah menatapku penuh harap – tak lupa telapak tangannya yang tengah menghapus lelehan kristal  di pipi putihnya. Jujur, aku sangat ingin menghapus air mata yang sangat aku benci itu dan membawa tubuh ringkihnya kedalam pelukan hangatku. Tapi sekali lagi, disini ego-ku lah yang menang – dan aku hanya bisa berdiam diri dalam tempatku dan menatapnya dengan tatapan datar – seperti biasa.

"Apa yang kau lakukan? Cepat masuk ke dalam kamar  dan layani aku sekarang juga" putusku pada akhirnya, sebelum aku masuk kedalam kamar kami. Sebenarnya, saat ini aku tak memiliki tenaga yang cukup untuk melahap istriku – tapi mau bagaimana lagi, hal ini harus aku lakukan – agar otak kecil Seulgi berhenti memikirkan hal bodoh untuk kami berpisah.

Kurang dari satu menit, akhirnya ku dengar suara pintu kamar kami yang terbuka. Senyum kemenanganku pun segera terbit – saat mata ini menangkap sosok istriku yang sampai kapanpun ia akan selalu menuruti semua perintahku – tanpa terkecuali. Dengan satu gerakan mata, aku pun meminta istriku – yang sialnya harusku akui cantik ini untuk segera mendekat. Dalam satu tarikan, aku pun berhasil membawa tubuh kecil Seulgi dibawah kuasaku – dan malam ini, kembali aku menyentuh istriku ini dengan kasar dan tanpa ampun. Nikmatilah hukumanmu ini, Jeon Seulgi. Dan aku harap, setelah ini kau akan berhenti untuk meminta cerai padaku.

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang