#8 Lunch

2.8K 257 4
                                    

Lunch (SeulWoo Couple)
Story by LeeHyunRa [Caramel Macchiato]
©2016
1122 Words

Kalian mungkin menganggapku egois, tapi inilah aku – aku tak suka jika seseorang yang kulabeli sebagai milikku disentuh oleh orang lain.
- Jeon Wonwoo

Dengan langkah tegap dan dapat dikatakan arogan, Jeon Wonwoo, seorang CEO Jeon Corp. – tiba di kantor yang selama tiga tahun empat bulan ini telah ia pimpin. Tak lupa langkah Wonwoo ini diiringi oleh dua sekertaris-nya, Seulgi dan Mingyu yang dengan setia selalu mengikutinya dari belakang. Terhitung telah tiga minggu, Seulgi bekerja sebagai sekertaris suaminya sendiri – tanpa ada seorang pun yang tau tentang status aslinya, ya kecuali rekan kerja Seulgi yang telah Seulgi dan Wonwoo anggap sebagai adiknya sendiri, Kim Mingyu.

Terhitung selama tiga minggu ini, Seulgi dan Mingyu selalu menghabiskan waktu mereka bersama. Bekerja bersama, makan siang bersama, hingga pulang kerja bersama. Bahkan kedekatan mereka ini, tak khayal menumbuhkan rumor bahwa mereka tengah berkencan. Namun, entah bagaimana caranya rumor yang sempat merebak di sudut kantor itu dengan sendirinya tiba-tiba menghilang. Namun munculnya rumor cinta antara Seulgi dan Mingyu ini – tidak serta merta membuat dua sahabat ini mulai menjaga jarak. Tapi sebaliknya, mereka semakin sering bersama dan berbagi kisah mereka bersama – terutama kisah yang berkaitan dengan cinta.

Awalnya Seulgi merasa tidak enak hati jika ia terlalu dekat dengan Mingyu – bagaimanapun ia adalah wanita yang telah menikah. Seulgi takut jika sang suami akan marah atau mungkin cemburu saat melihat kedekatannya dengan Mingyu. Jauh dilubuk hati Seulgi, Seulgi diam-diam berharap bahwa sang suami akan cemburu. Tapi ternyata, Wonwoo tetaplah Wonwoo – ia tak pernah peduli terhadap istrinya. Aniyo, Wonwoo kadang peduli pada Seulgi – tapi, itu jika hanya Wonwoo membutuhkan tubuh dan desahan Seulgi. Ya, selama ini Wonwoo hanya menganggap sang istri sebagai tempat pelepas nafsu biologisnya.

Seulgi Pov,

“KimGyu, tidak kah kau lelah? Ayo kita makan siang. Aku lapar” bujukku saat ku melihat sosok Mingyu yang masih terfokus dengan monitor dihadapannya.

“Noona, bukannya aku tak mau. Tapi, aku harus menyelesaikan semua ini sekarang. Jika tidak – suami mu yang seperti es itu akan memecatku tanpa ampun” jawab Mingyu sambil mempautkan bibirnya lucu. Dapat kulihat kini meja kerja Mingyu tengah dipenuhi setumpukan file yang seakan meminta untuk cepat diselesaikan. Aku tak mengerti mengapa beberapa hari ini Wonwoo selalu memberikan banyak pekerjaan pada Mingyu. Sedangkan padaku, ia tak pernah memberikan pekerjaan sebanyak itu? Apa ia menganggap bahwa aku tak becus dalam bekerja? Sehingga semua pekerjaan ia serahkan pada Mingyu? Menyebalkan.

“Baiklah, aku akan makan sendiri lagi hari ini. Semangat KimGyu. Ohya, kau jangan sampai lupa untuk makan siang lagi – noona tak mau jika kau jatuh sakit, arraseo?”

“Aku mengerti noona. Dasar cerewet. Ohya, kenapa noona tidak makan siang dengan suami noona saja? Bukankah itu lebih baik daripada noona makan siang sendiri”

“Hemm, mungkinkah aku makan siang dengannya? Ei, itu tidak mungkin KimGyu. Walaupun noona juga ingin makan siang bersamanya – tapi, kau tau sendiri bukan – sajangnim itu sifatnya seperti es kut-“

“Kang Seulgi – ikut aku” ucapanku secara otomatis terputus saat indra pendengaran ini menangkap sebuah suara yang sungguh sangat familiar di telingaku. Secara refleks ku tatap pemilik suara itu dan sungguh! Saat ini aku sangat merutuki kebodohanku – karena seperti yang aku duga, suara itu adalah suara suamiku sendiri, Jeon Wonwoo. Sejak kapan ia ada disana? Bagaimana jika sejak tadi sosok itu mendengar obrolanku dengan Mingyu sebelumnya. Arghhh.. kau dalam masalah Kang Seulgi.

“Apa yang kau tunggu? Cepat ikut aku” titahnya dingin dan terkesan tidak sabar. Dengan ragu aku pun mulai mengikuti langkah atasan sekaligus suamiku ini – setelah sebelumnya aku berpamitan pada Mingyu menggunakan bahasa isyarat, yang hanya dimengerti oleh kami berdua. Oh god! Semoga aku bisa kembali dengan selamat hari ini.

Wonwoo Pov.

Disinilah aku sekarang di sebuah café minimalis yang memiliki jarak hampir 5 km dari tempat kerja kami. Bukan tanpa alasan aku memilih café ini sebagai tempat makan siang. Tapi, aku hanya tak mau jika hubunganku dan Seulgi terbongkar oleh orang kantor – apabila mereka menemukanku dan dia tengah makan siang bersama. Ku tatap istriku dihadapanku ini -  yang kini tengah sibuk membaca barisan menu makanan yang akan kami pesan.

“Sajangnim, apa yang akan anda pesan?” tanyanya formal yang berhasil membuat alis mataku terangkat – tanda bahwa aku tak percaya dengan apa yang aku dengar sekarang.

“Haruskah kau memanggil suami-mu sendiri dengan panggilan se-formal itu? ck” ucapku kesal dan mulai mengalihkan arah pandanganku dari hadapannya.

“Nde? Maafkan aku. Bukankah, kau sendiri yang melarangku memanggilmu dengan nama panggilan informal?” balasnya yang berhasil membuat emosiku mulai bangkit.

“Terserah apa mau mu. Sekarang cepatlah pesan makan siang kita – aku lapar” putusku sepihak dan mulai menatap layar ponsel yang tengah aku genggam.

“Baiklah. Tunggu sebentar, Sajangnim” ucapnya sopan – dan dapat kulihat kini ia tengah melangkahkan kakinya ke meja kasir untuk memesan makanan yang ia maksud. Sungguh, rasanya aku kesal dan emosi saat ia memanggilku dengan panggilan Sajangnim – hey, inikan diluar kantor – kenapa ia masih memanggilku dengan panggilan se-formal itu? Bodoh. Mengapa aku bisa menikah dengan wanita bodoh seperti dia?

Beberapa menit kemudian makanan yang kami pesan pun akhirnya tersaji dengan rapi dihadapan kami. Dapat ku lihat kini Seulgi tengah menelan salivanya saat matanya sibuk menatap makanan yang kami pesan. “Makanlah, aku memesan ini bukan untuk kau tatap” ucapku dingin dan mulai menikmati makanan yang kami pesan.

Bagaikan mendapat lampu hijau, Seulgi pun mulai menikmati double steak yang sebelumnya kami pesan dengan lahap. Dapat ku lihat Seulgi sangat bersemangat saat menyendokan satu per satu potongan daging lembut itu kedalam mulut kecilnya. Bahkan kini ku lihat sebercak saus steak tengah menempel disalah satu sudut bibirnya dan itu sungguh sangat mengganggu mataku. Bukankah ia telah dewasa – bahkan ia dua tahun lebih tua dariku, tapi mengapa ia masih saja makan seperti anak kecil? – menyebalkan. Tanpa ragu, aku pun mulai meraih dagu kecilnya lalu mengecup lembut sudut bibir yang terdapat noda saus. Manis – apakah rasa saus steak itu semanis ini?

“Makanlah dengan pelan – dasar bocah” ucapku setelah aku kembali pada posisiku semula dan melepas segala kontak fisik yang sebelumnya aku cipta. Dapat ku lihat kini, Seulgi tengah menatapku dengan tatapan kosongnya dan tak lama ia pun muali mengerjap-ngerjapkan matanya pelan. Separah itukah efek dari perbuatan yang sebelumnya ku lakukan. Entah mengapa, wajah Seulgi saat blank itu sangat lucu dan menggemaskan.

“Makanlah” seruku tiba-tiba dan berhasil membawa sosok dihadapanku ini kembali ke dunia nyata.

“Wonu-ya. Emm, maksudku Sajangnim -  apa yang tadi anda lakukan? Bagaimana jika ada orang lain yang melihat?” Tanya Seulgi sedikit ragu dan dengan suaranya yang bergetar – setakut itukah ia padaku?

“Kau bisa memanggilku sesukamu saat kita berada diluar kantor, apa kau lupa? Dan apa yang ku lakukan? Aku hanya membersihkan saus dimulutmu itu – tidak lebih” jawabku masih tetap dengan nada suara yang datar dan dingin. “Dan tenang saja, café ini berjarak 5 km dari kantor, jadi tak mungkin ada yang mengenal kita disini”

“Begitukah?”

“Berhentilah menunjukkan wajah konyolmu itu, Jeon Seulgi – atau kau akan berakhir di bawah tubuhku siang ini juga”

“Mwo?”

“Ikut aku..”

TBC.

Holy shit! Kalian udah liat penampilan Seventeen di M Countdown – kemarin gak? Yang mereka bawain lagu U milik Super Junior? Gilaaaa, disana Kim Mingyu bener-bener sexy, menggoda dan pleaseeee… kenapa kemeja yang dipake sama Mingyu sama kaya kemeja yang dipake Wonwoo tanggal 160501 lalu – arghhh, andai pas bawain lagu U, Wonwoo pake kemeja putih juga, pasti Wonwoo sexy gila parah >.< arghhhh… noona stylist, waeyo???

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang