#37 The Last Part V [END]

2.7K 210 57
                                    

#37 The Last Part V [END]
Why?
LeeHyunRa
Caramel Macchiato

Will you stay by my side?
Will you promise me?
If I let go of your hand
You'll fly away and break – Butterfly, BTS


"Ulssa, sebenarnya apa yang terjadi pada Seulgi?" tanya Joshua setelah Ulssa, Jisoo dan Jiyeon keluar dari kamar Seulgi – demi memberikan waktu berdua untuk sepasang suami istri itu.

Ryu Ulssa menghembuskan nafasnya. "Secara fisik, dia baik-baik saja. Nyonya Jeon hanya kekurangan nutrisi, karena dia selalu melewatkan acara makannya – karena itu ia pingsan. Namun, secara mental.." Ryu Ulssa sengaja menggantung penjelasannya.

"Secara mental?" itu Jisoo.

"Dia tertekan. Sangat tertekan. Oleh karena itu, Nyonya Jeon seolah lelah dengan hidupnya dan bersikeras untuk mengakhiri hidupnya"

"Lalu, bagaimana dengan bayi nya, Ulssa?" tanya Jiyeon khawatir – sangat khawatir. Sebagai seorang Ibu, tentu Jiyeon tau bagaimana beratnya saat seorang wanita mengandung. Terlebih saat Jiyeon mengandung – Joshua memang tak ada disampingnya. Jadi, kurang lebih Jiyeon paham dengan rasa putus asa yang sebelumnya Seulgi rasa.

"Untunglah janin yang dikandung Nyonya Jeon kuat. Jadi, janin itu tak terlalu banyak terpengaruh. Tapi, tetap saja – aku harap Nyonya Jeon jangan terlalu banyak berpikir yang berat-berat. Karena itu akan menggangu perkembangan si janin itu sendiri"

Setelah mengucapkan itu semua, Ryu Ulssa pun pamit untuk pulang – setelah sebelumnya diantar oleh Mingyu – yang tak lain adalah kekasih dari Ryu Ulssa sendiri. Entah mengapa, perasaan Mingyu mengatakan bahwa lebih baik ia pergi dari tempat ini. Entah untuk alasan apa. Tapi yang pasti, Mingyu harus pergi.

Sepeninggal Mingyu dan Ryu Ulssa, tinggallah Joshua, Jiyeon, Jisoo, Jinyoung, Taeyong dan Minkyeong yang kini tengah menatap pintu kamar Wonwoo khawatir.

"Mereka akan baik-baik saja bukan?" - Joshua

"Mereka tak akan saling bunuh?"

"Tae, hentikan pikiran bodohmu"

"Heheheh - Maafkan aku sayang.."

--

"Wonwoo.." lirih Seulgi pada akhirnya – setelah gadis itu memilih terdiam dalam dunia yang ia buat.

Seulgi tak percaya dengan apa yang dilihatnya kini. Wonwoo? Sosok Wonwoo kini secara nyata tengah mengelus kedua pipinya lembut. Tak lupa sepasang matanya pun kini tengah menatap Seulgi dalam dan penuh cinta. Apa Seulgi bermimpi? Apa sosok Wonwoo dihadapannya ini hanya sekedar ilusi belaka? Tapi, ini terlalu nyata untuk dianggap sebagai mimpi.

Tapi, jika ini nyata? Mana mungkin? Mustahil – sangat mustahil.

"Wonwoo.." ulang Seulgi entah keberapa kalinya, takut-takut setelah Seulgi memanggil nama Wonwoo – sosok dihadapannya ini tiba-tiba menghilang layaknya kabut di pagi hari.

"Iya, sayang – ini aku.."

Cukup sudah. Setelah Seulgi mendengar jawaban dari sosok yang sangat Seulgi rindukan. Tanpa ragu, Seulgi pun segera mendekap tubuh Wonwoo erat – sangat erat.

"Kau – Wonwoo kan? suamiku? Kau belum mati kan? Wonwoo – kau masih hidup?" racau Seulgi tepat dipelukan Wonwoo yang hanya dibalas sebuah senyuman geli oleh sang pria. Tak lupa, Wonwoo pun kini membalas dekapan Seulgi tak kalah erat.

Menyalurkan berjuta rasa rindu yang selama ini mereka pendam.

Wonwoo senang – akhirnya, setelah enam bulan mereka berpisah sementara. Akhirnya Wonwoo dapat kembali mendekap tubuh Seulgi erat – sangat erat. Seulgi pun sama – gadis yang beberapa menit lalu berniat untuk bunuh diri ini, tak menyangka jika ternyata Wonwoo masih hidup. Seulgi merutuki keputusan bodohnya untuk mati, bagaimana bisa ia mati jika jelas-jelas Wonwoo masih sehat bugar seperti ini?

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang