#19 Bet On

2.1K 224 11
                                    

#19 Bet On
©LeeHyunRa
Caramel Macchiato

Will you stay by my side?
Will you promise me?
If I let go of your hand
You’ll fly away and break – Butterfly, BTS

“Wonwoo-ya..”

“Hemm? Kau tak pernah menyembunyikan sesuatu dariku bukan?” ulang Wonwoo berharap bahwa sang istri saat ini akan mengatakan semuanya – tanpa terkecuali.

“Tentu. Aku tak akan mungkin menyembunyikan sesuatu padamu sayang” jawab Seulgi pada akhirnya yang berhasil membuat kedua anak manusia ini terlarut dalam keheningan yang tak sengaja mereka ciptakan. Setelah Seulgi menjawab pertanyaan sang suami, entah mengapa dua anak manusia ini lebih memilih untuk terlarut dalam pikirannya masing-masing. Meskipun mata mereka saling bersitatap satu sama lain, namun mata itu entah mengapa menyiratkan rasa kecewa dan maaf pada waktu yang bersamaan. ‘Kau sengaja menyembunyikannya lagi’ batin Wonwoo. ‘Maafkan aku, mungkin sekarang bukanlah waktu yang tepat’ batin Seulgi.

“Benarkah? Baguslah – itu baru istriku” dusta Wonwoo yang sengaja menutupi rasa kecewanya dengan sebuah senyuman yang ia sunggingkan. “Jadi, dimana makan siang kita hemm?”.

“Makan siang? Astaga, aku melupakannya” sadar Seulgi setelah ia merutuki kebodohan terbesarnya. Bukankah ia tadi memang berniat untuk menyiapkan makan siang untuk Wonwoo? Tapi mengapa ia malah terlarut dalam lamunanya. Bodoh.

Melihat rasa bersalah yang tercetak jelas di wajah sang istri, membuat Wonwoo tanpa sadar menyunggingkan senyum enggannya. “Sudahlah, haruskah kita makan diluar siang ini?” tawar Wonwoo yang sontak mendapat penolakan dari sang istri.

“Tidak perlu. Aku bisa membuatkannya. Tapi, bisakah kau turunkan aku?”

“Bagaimana jika aku tak mau?” goda Wonwoo yang sengaja membuat sang istri memberengut kesal. “Kau menyebalkan. Baiklah, aku akan turun sen- yaaa” dengan sepihak dan tanpa aba-aba sebelumnya, Wonwoo membopong turun tubuh sang istri dan menempatkannya tepat diatas lantai. “Bukankah ini yang kau mau sayang?”.

“Kau menyebalkan” kesal Seulgi pada sang suami. Wonwoo pun hanya membalas kekesalan istrinya itu dengan sebuah senyuman manisnya.

Drtt- Drtt- Drtt

Getaran ponsel yang berasal dari atas meja pun secara sadar membuat Seulgi dan Wonwoo menghentikan aksi adu mulutnya dan secara kompak memandang ponsel Wonwoo yang tak berdosa.

“Angkatlah – mungkin itu penting. Aku akan segera menyiapkan makan siang untuk kita”

“Baiklah. Hati-hati saat kau menggunakan pisau, jangan sampai kau melukai tangan mu” ingat Wonwoo setelah sebelumnya ia mengecup dahi sang istri lembut dan berlalu dari area dapur.

--

‘Wonu-ya, mengapa kau baru mengangkat panggilanku?’ ujar sang lawan bicara sesaat Wonwoo mengangkat panggilannya.

‘Nayoung Noona, apa maumu?’

‘Bagaimana dengan taruhan kita? Apa istri tercintamu itu sudah mengakui segalanya? Atau ia masih menutupinya? Ck’

‘Noona, bukankah kau memberiku waktu seminggu. Jadi, tunggulah’

‘Jadi, ia masih belum mengakuinya. Gadis bodoh. Jika terus seperti ini, mau tak mau kau harus menikah denganku, Jeon Wonwoo. Kau tentu masih ingat dengan taruhan kita bukan?’ingat Nayoung dengan nada suara yang penuh akan kemenangan.

‘Tenanglah noona, aku tak akan melupakan taruhan kita. Baiklah, aku tutup’

‘Baguslah. Aku harap istrimu itu tetap tutup mulut, sayang. Ahh, mata – jangan lewatkan makan siangmu sayang~~’

PLOP! – tanpa sadar Wonwoo membanting keras ponselnya keatas sofa sesaat ia memutus hubungan teleponnya. Wonwoo kesal. Ya bagaimanapun, getaran ponsel itu seakan menyadarkan Wonwoo akan taruhan bodohnya yang kemarin ia setujui.

[FLASHBACK]

“Kau hamil?” tanya Wonwoo tak percaya.

“Aku masih belum yakin – tapi, sepertinya begitu. Kau harus bertanggung jawab Won” pinta Nayoung dengan raut muka yang sengaja didesain untuk memelas.

“Bagaimana bisa aku bertanggungjawab? Bisa saja bukan itu anakmu dengan Seungcheol hyung?”

“Kau pikir, pria berkelainan sex sepertinya bisa menghamiliku? Kau sendiri tahu bukan jika hyung-mu yang satu itu menyukai sesama jenis – dan alasan ia menikahi ku hanya untuk menutupi kelainannya itu. Jadi kecurigaan itu tentu tak beralasan” jelas Nayoung – tak terima, jika anak yang ‘mungkin’ ia kandung adalah anak dari suaminya - Seungcheol. “Ini anakmu” sambung Nayoung berharap Wonwoo akan termakan dengan kata-katanya.

“Tapi noona, kau tau bukan – aku telah beristri? Jadi mana mungkin aku menikahimu” mendengar kata ‘istri’ terlontar dari mulut sang pria idaman, entah mengapa membuat Nayoung merasa kesal dibuatnya. ‘Istri yang telah berselingkuh lebih tepatnya’ batin Nayoung penuh dendam.

“Kau tinggal menceraikannya sayang. Bukankah kita itu sama, sama-sama tidak bahagia dengan pernikahan kita sekarang. Jadi, untuk apa kau mempertahankan pernikahan tidak sehat itu? Bukankah lebih baik kita membangun rumah tangga yang baru?” jelas Nayoung yang dengan sengaja menggenggam erat tangan Wonwoo yang menganggur.

‘Bercerai? Haruskah? Tapi, aku masih mencintai Seulgi’ aku Wonwoo dalam hati.

“Maaf noona, tapi aku masih mencintainya. Aku pasti akan bertanggungjawab pada anak itu – tapi, tidak dengan menikahimu. Maaf” sesal Wonwoo setelah ia berpikir keras. Bagaimanapun ia tak mungkin menceraikan Seulgi – tidak mungkin.

“Kau egois Woo” kesal Nayoung setelah mendengar jawaban tak terduga dari Wonwoo. “Bagaimana jika kita bertaruh?” tawar Nayoung penuh percaya diri.

“Taruhan?” ulang Wonwoo tak mengerti.

“Yapp. Aku tak akan meminta pertanggungjawabanmu – asalkan Seulgi mengakui segala kesalahannya padamu. Tapi, jika dalam seminggu gadis itu masih diam dengan segala kebohongannya – aku harap kau segera mengakhiri kisah cintamu itu dan segera menikahiku”

Wonwoo langsung membulatkan matanya tak percaya setelah mendengar isi taruhan yang diajukan oleh noona-nya itu. Membuat Seulgi mengaku, bagaimana caranya? Selama ini Wonwoo selalu berharap dalam diam bahwa sang istri akan mengakui segala kesalahannya dimasa lalu – tapi, apa yang ia dapat? Sang istri selalu diam dalam kesalahannya.

“Jadi bagaimana? Apa kau berani tuan Jeon?”

“Noona, mengapa kau melakukan ini?” lirih Wonwoo tak mengerti dengan rencana istri hyung-nya ini.

Sejenak Nayoung menghela napasnya pelan dan memilih untuk menyeruput Capuccino yang ia pesan, sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan. “Kau tau bukan, aku mencintaimu. Melihat mu bersanding dengan wanita lain, entah mengapa membuatku kesal dan tak terima. Mungkin jika wanita yang kau nikahi adalah gadis yang baik dan tak pernah berselingkuh. Aku bisa terima – tapi, lihatlah apa yang ia lakukan? Aku hanya tak mau kau terluka. Jika ia bisa jujur padamu, mungkin aku bisa membiarkan kalian bersama”

“Jadi, apa kau setuju dengan taruhan kita ini?” tambah Nayoung penuh provokasi.

“Call. Aku setuju”

‘Aku harap kau kalah, Wonwoo-ssi’ batin Nayoung penuh harap

‘Bagaimanapun, aku akan membuat Seulgi mengaku’ – Jeon Wonwoo

TBC.

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang