#13 Loneliness

2.2K 238 10
                                    

#13  Loneliness (SeulWoo Couple)
Story by LeeHyunRa
©2016
1092  Words

“Loneliness, like a dust – Wonwoo [Still Lonely- SEVENTEEN]”

Mata minimalis Seulgi seketika membola sempurna, saat matanya beradu pandang dengan Taeyong. Sosok masa lalu Seulgi yang kini tepat berada dihadapannya.

“Seulgi?” “Taeyong?” tanya dua anak manusia itu dalam waktu bersamaan.

“Bagaimana bisa kau disini? dirumahku” tanya Seulgi tak percaya. ‘Bukankah Taeyong berada di Jepang, lalu mengapa ia ada disini’ batin Seulgi tak mengerti.

Bukannya menjawab pertanyaan Seulgi, sosok Taeyong secara terang-terangan tengah menatap Seulgi dengan pandangan takjub dan tak percaya – belum lagi keadaan Seulgi saat ini yang hanya terlapisi bathrobe setengah basah serta rambut Seulgi yang basah sempurna – menambah kesan sexy bagi seorang Lee Taeyong.

“Tae? Ada apa denganmu?” heran Seulgi saat melihat sang masa lalu yang terpaku dalam posisinya.

Seolah tersadar dari lamunan kotor yang ia sempat terlintas dibenaknya, Taeyong pun mulai mengembalikan akal sehatnya dan mulai mengalihkan obrolan mereka. “ini rumahmu? Bagaimana bisa? Bukankah ini apartemen no 996?”

“Nde, 996? kau salah lantai Taeyong. Ini no 969 – nomor yang kau maksud berada tiga lantai dari sini” balas Seulgi dengan sebuah senyum yang sejujurnya sangat dirindukan oleh sosok Taeyong.

“Benarkah? Maafkan aku, karena telah mengganggu waktu mandimu. Tapi, senang bisa bertemu denganmu, Seul” tulus Taeyong diiringi sebuah senyum yang mampu membuat gadis diluar sana menjerit dan memuja – tapi tidak untuk Seulgi. Gadis itu hanya menatap sosok dihadapannya dengan pandangan biasa, tidak ada kesan terpesona didalamnya.

“Eoh, tak masalah Tae. Semua orang bisa salah bukan. Ohya, Kau tak mau mampir Tae? Mampirlah dan maaf dengan penampilanku ini – aku baru saja berendam heheh kau tau sendirikan apa hobiku” kekeh Seulgi yang berhasil membuat sosok dihadapnnya menampilkan sebuah tawa.

“Bolehkah aku mampir?” tanya Taeyong sempat meragu, namun ia berharap bahwa gadis dihadapannya akan membiarkannya masuk.

“Mengapa kau bertanya? Tentu boleh - masuklah” tanpa ragu, Seulgi pun mempersilakan sang masa lalu untuk masuk kedalam rumahnya. Bagaimanapun Seulgi sangat senang bisa bertemu dengan teman kecilnya. Tanpa Seulgi ketahui, saat ini sepasang mata tengah menatap mereka berdua dengan pandangan membunuh.

“Jadi, ini yang kau lakukan dibelakangku, Kang Seulgi?” ujar sebuah suara yang kentara dengan nada kecewa.

“Hyung, aku bosan – aku tunggu di tempat biasa” tutup sang pemilik suara sebelum ia memutus panggilan teleponnya sepihak. Sebuket bunga yang niatnya akan diberikan pada gadisnya pun kini teronggok dengan naasnya didalam tempat sampah.

Ya, tanpa Seulgi ketahui – pertemuannya dengan sosok yang ia anggap sebagai teman kecilnya itu telah membuat seseorang kembali merasa kecewa. Tanpa ragu, si pemilik langkah pun mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumah dan lebih memilih untuk pergi ke suatu tempat yang ia anggap dapat membuatnya lebih merasa baikan – apalagi jika bukan club.

**

Disinilah ia sekarang, pria yang notabene-nya adalah suami seorang Seulgi, Jeon Wonwoo – tengah menghabiskan waktunya bersama beberapa botol minuman keras dan tak lupa dua orang gadis sewaan yang kini tengah menempel disamping kiri dan kanan tubuhnya. Bukan hanya menempel – kedua gadis murahan itu pun sejak beberapa menit yang lalu mulai menggerayangi tubuh Wonwoo tanpa ragu. Memeluk, mengecup, menggigit bahkan meremas seluruh bagian tubuh Wonwoo tanpa terkecuali. Lalu apa yang dilakukan oleh pria itu? Pria itu hanya diam ditempatnya, sibuk menengguk cairan didalam gelas dan tak jarang sesekali mendesah akibat kelakuan nakal tangan gadis disampingnya.

“Hey, Bung! Apa aku mengganggumu?” sapa sebuah suara, yang berhasil membuat Wonwoo mengalihkan pandangannya secara penuh dan dengan seenaknya Wonwoo pun mulai mengusir jalang-jalang disampingnya, setelah sebelumnya ia mengeluarkan beberapa lembar Won – sebagai ucapan terimakasih.

“Hyung – mengapa kau sangat lama” balas Wonwoo dengan kesadaran yang hampir menembus 50% atau kurang – entahlah.

Joshua – sosok yang sejak awal dipanggil hyung oleh Wonwoo pun hanya bisa menggelengkan kepalanya tak percaya,  melihat sang sahabat yang kini dapat dikatakan kacau.

“Sebenarnya apa yang terjadi huh? Bukankah baru beberapa jam yang lalu kau mengatakan bahwa kau akan berbaikan dengan istrimu? Lalu apa sekarang?” serius pria bermarga Hong dengan mata yang kini tengah menatap sang sahabat tajam.

“Benarkah aku mengatakan itu? kapan Hyung? Aku tak ingat. hahaha” sanggah Wonwoo dan kembali meneguk cairan di gelasnya tanpa ragu.

“Kau mabuk. Hentikanlah, Ayo kita pulang” ajak Joshua dan mencoba untuk mengangkat tubuh mabuk Wonwoo dan membawanya pulang – entahlah pulang kemana ia pun bingung. Rumah Wonwoo? Tidak mungkin – ia tak mau melihat Seulgi khawatir. Rumahnya? Itu semakin tidak mungkin, Jiyeon – istrinya pasti akan bertanya macam-macam. Tak ada cara lain – Joshua pun akhirnya memutuskan untuk membawa tubuh Wonwoo ke tempat biasa. Markas mereka.

“Kau sungguh adik yang merepotkan, Jeon Wonwoo” ucap Joshua setelah dirasa adiknya ini telah kehilangan kesadarannya, ya Wonwoo pingsan.

**

“Ya! kau sudah sadar?” tanya sebuah suara yang berhasil membuat mata Wonwoo membulat sempurna.

“Hyung?” kaget Wonwoo setelah sadar siapa yang kini tengah berada dihadapannya. “Kenapa aku ada disini? Bagaimana bisa?”

“Kau semalam mabuk bodoh. Jadi Jisoo mengantarmu kesini” ucap sosok lain yang kini tengah menyodorkan segelas air putih pada Wonwoo. “Apa kau sedang ada masalah dengan istrimu? Ceritakanlah. Jangan menghancurkan dirimu sendiri dengan mabuk-mabukan seperti ini”

Wonwoo pun hanya bisa menatap dua orang dihadapannya dengan tatapan yang terluka dan kecewa – haruskah ia menceritakan kejadian yang ia lihat kemarin pada Jeonghan dan Jun hyung.

“Seulgi masih berhubungan dengan pria brengsek itu” ujar Wonwoo pada akhirnya – setelah sebelumnya sempat meragu. “Bahkan kemarin aku melihatnya berselingkuh tepat di kediaman kami” sambung Wonwoo yang membuat Jeonghan dan Jun melongo tak percaya.

“Seulgi noona berselingkuh? Bagaimana bisa? Itu tidak mungkin” tolak Jeonghan yang notabene-nya adalah teman dekat Seulgi semasa sekolah.

“Aku setuju dengan Jeonghan hyung. Apa kau yakin Seulgi noona berselingkuh? Mungkin kau salah paham Woo-ya” kali ini Jun lah yang memberikan respon tak percaya pada cerita Wonwoo.

“Terserah, kalian mau percaya atau tidak hyung. Tapi itulah yang aku lihat” putus Wonwoo.

“Apa kau telah bicara dengan Seulgi noona?” tanya Jeonghan hati-hati.

Wonwoo pun hanya mencibir pelan saat mendengar pertanyaan Jeonghan yang kelewat bodoh itu. “Untuk apa aku menanyakan sesuatu yang telah jelas hyung? Buang-buang waktu”

“Tapi, setidaknya kau harus mendengar cerita Seulgi noona, Wonu. Terkadang apa yang kita lihat, belum tentu itu adalah yang sebenarnya” bijak Jun yang berhasil membuat Wonwoo terdiam dalam pikirannya sendiri. Jujur, Wonwoo pun ingin mendengar penjelasan dari Seulgi, tapi ia takut jika apa yang nantinya akan dikatakan Seulgi akan menyakiti hatinya. Bilanglah Wonwoo pengecut – tapi itulah adanya. Ia tak bisa melepaskan Seulgi untuk alasan apapun, apalagi jika itu karena Taeyong. Pria yang sampai kapanpun akan Taeyong benci.

“Hyung tau, kau sudah dewasa. Bicarakan baik-baik dengan istrimu, Seulgi noona itu orangnya baik – ia tak mungkin mengecewakanmu Wonu-ya” ucap Jeonghan sebelum ia dan Jun meninggalkan sang sahabat sendiri dalam kesepiannya.

Apa yang harus Wonwoo lakukan saat ini? haruskah ia memercayai apa yang ia lihat atau haruskah ia memercayai apa kata hati kecilnya? Arghhhh. “Kau sungguh menyebalkan, Jeon Seulgi”

TBC.

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang