#14 Dream?

2.4K 216 7
                                    

#14 Dream? (SeulWoo Couple)
Story by LeeHyunRa
©2016
1052 Words

“My Eyes Naturally Follow You Each Step You Take [Don’t Go – EXO]”

Disinilah Seulgi dan Taeyong sekarang – terjebak dalam keheningan setelah sebelumnya Seulgi menyajikan secangkir teh manis untuk sang tamu yang tak lain adalah masa lalunya. Tak ada yang satu pun kata yang terlontar dari dua anak manusia ini, keduanya memilih untuk terdiam dalam dunia mereka sendiri. Sedari tadi Taeyong lebih memilih untuk memandang cangkir tak berdosa diatas meja, sedangkan Seulgi sibuk melirik jam yang tepat berada dihadapanya.  Seulgi menunggu seseorang. Ya, ia menunggu sang suami kembali – ia sedikit takut, jika tiba-tiba sang suami datang dan melihat ia tengah berduaan dengan pria lain dirumah mereka. Bukannya Seulgi terlalu percaya diri atau bagaimana, tapi dia terlalu paham sifat sang suami – posesif dan pecemburu, itulah sifat yang dulu Wonwoo miliki saat mereka masih dalam kehidupan yang harmonis.

“Sepertinya, kau merasa terganggu dengan kehadiranku, Seul” ujar Taeyong yang berhasil membuat Seulgi menghentikan aksi melirik jam dihadapannya.

“Nde? Eoh. Tentu tidak, apa maksudmu Tae? Kau kan temanku, tentu aku tak merasa terganggu. Ohya, bagaimana kabar Irene eonni? Hubungan pernikahan kalian baik-baik saja bukan?” tanya Seulgi yang sengaja mengalihkan obrolan mereka sebelumnya.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Taeyong pun tiba-tiba membeku dalam duduknya dan hal ini tak luput dari perhatian seorang Jeon Seulgi. “Waeyo? Apa kalian tengah ada masalah?” tanya Seulgi hati-hati.

“Kami telah bercerai Seul – tepatnya enam bulan yang lalu”

Jawaban Taeyong yang tak diduga ini serta merta membuat Seulgi shock tidak percaya dalam duduknya – bagaimana bisa mereka bercerai? Tidakkah mereka ingat, bahwa demi mereka bersatu - Taeyong dengan tega meninggalkannya dua tahun yang lalu. Dan gilanya, saat ini Taeyong kembali dalam hidupnya? Sebenarnya apa yang tengah dipikirkan oleh pria bermarga Lee ini? Tiba-tiba Seulgi pun merasakan sebuah firasat buruk yang mungkin akan menimpanya – ani, maksudnya akan menimpa rumah tangganya.

“Lalu, bagaimana dengan pernikahanmu? Apa Wonwoo memperlakukanmu dengan baik?” tanya Taeyong penasaran.

“Nde? Tentu rumah tanggaku baik-baik saja Tae” dusta Seulgi yang terbalut apik dengan sebuah senyuman manis – berharap bahwa senyum ini dapat menutup kebohongannya yang mungkin terlihat.

“Baguslah – aku pikir kalian tengah ada masalah” tebak Taeyong terlampau tepat sasaran.

“A-apa mak-“

“Jika pria itu menyakitimu – tanpa ragu, aku akan merebutmu darinya” potong Taeyong dengan tampang yang sangat serius dan berhasil membuat Seulgi menatapnya tak percaya.

‘Merebut? Apa maksudnya ini?’ batin Seulgi tak mengerti.

**

Jarum jam telah menunjukkan tengah malam, namun hingga saat ini Seulgi masih belum mampu untuk menutup kedua matanya. Bagaimanapun, ia masih memikirkan ucapan Taeyong sore tadi – merebut dirinya? Apa maksud dari kata itu? bukankah hubungan antara mereka telah berakhir tepat saat Taeyong meminta sebuah ciuman perpisahan dibawah pohon setahun yang lalu. Jadi, mengapa pria itu masih mengharapkan Seulgi untuk kembali padanya? Seulgi tak mungkin mengulangi kesalahan yang sama bukan? Cukup sekali Seulgi mengkhianati sang suami dan ia tak mau hal ini terulang kembali.

Entah telah berapa kali Seulgi berguling dari kiri ke kanan dan sebaliknya – demi mencari tahu apa yang sebenarnya pria bermarga Lee itu inginkan. Tak lama, aksi berpikir keras Seulgi pun terhenti sesaat sang kantuk mulai menyapa, lalu secara perlahan membuat kedua mata Seulgi tertutup dengan damai. Ya, Akhirnya Seulgi tertidur dengan berbagai pikiran yang memenuhi otak kecilnya.

Kegiatan tidur Seulgi sedikit terganggu, saat dirasakannya sebuah tangan tak dikenal kini tengah meremas buah dadanya kasar. Bahkan Seulgi pun tanpa sadar mendesah nikmat akibat perlakuan tangan liar itu. Tak lama, sebuah benda kenyal dan penuh pun mulai menempel tepat di bibir Seulgi yang sedari tadi sibuk mengeluarkan desahan yang terdengar sexy. Tidak hanya menempel, benda lunak itu pun secara perlahan dan berkala mulai menggigit,, melumat dan menerobos bibir ranum Seulgi tanpa ampun.

‘Apakah  ini Mimpi? Serindu itukah diriku pada sentuhan Wonwoo? Sampa-sampai aku memimpikan hal se-erotis ini’ pikir Seulgi dalam tidurnya yang masih menganggap hal yang ia rasakan ini adalah sebuah mimpi belaka.

Desahan Seulgi semakin menjadi saat benda lunak yang sebelumnya bermain tepat di  bibirnya mulai beralih pada leher jenjangnya dan berakhir dengan menghisap puncak dadanya. ‘Ini sungguh nikmat’ pikir Seulgi dan tanpa sadar, desahan-desahan sexy pun semakin mengisi kamar yang sepi ini.

“Apa kau menikmatinya sayang?” Tanya sebuah suara yang berhasil membuat mata Seulgi membuka sempurna. Suara itu? Jadi ini bukan mimpi? Ini nyata? Bagaimana bisa?

Seulgi pun langsung mendongakan wajahnya untuk melihat sosok yang kini tengah melumat puncak dadanya liar “Wonwoo?’ gumam Seulgi disela desahannya.

“Apa kau merindukan sentuhanku sayang?’ tanya Wonwoo diiringi sebuah senyum kemenangan yang terlukis di wajah tampannya. Seolah terhipnotis – Seulgi pun tanpa ragu langsung menganggukan kepalanya dan menyetujui apa yang Wonwoo tanyakan itu.

“Ya, aku merindukan sentuhanmu. Sentuh aku, pleaseee.. sentuh aku, aku mohon..” mohon Seulgi tanpa sadar – layaknya seorang gadis murahan yang kekurangan sentuhan pria diluar sana.

Wonwoo pun semakin mengembangkan senyum kemenangannya saat melihat sang istri memohon seperti ini – sungguh, inilah yang sangat Wonwoo inginkan. Seorang Seulgi yang memohon padanya. Tanpa menunggu lama Wonwoo pun langsung mengabulkan apa yang diinginkan oleh sang istri – ya. Malam itu, kembali - mereka saling memadu kasih dibawah temaram lampu kamar yang seakan mendukung kegiatan rutin mereka. Malam itu, akhirnya seorang Jeon Wonwoo kembali kepada pelukan sang istri.

**

Pagi menyapa, kicauan burung pipit pun mulai mengisi gendang telinga Seulgi yang kini masih terlelap dalam tidurnya. Tak lama, tangan mungil Seulgi pun secara perlahan mulai bergerak guna untuk meraba sosok yang seharusnya tepat berada disampingnya. Tapi, apa yang ia dapat? Mata Seulgi yang awalnya tertutup sempurna otomatis membuka lebar saat diyakini bahwa tidak ada sosok lain disamping tubuhnya. Sosok yang semalam telah secara nyata menyentuh dan berbagi kehangatan dengannya. Wonwoo – ia tak ada. Seulgi pun mulai bangkit dari tidurnya dengan kedua matanya yang kini sibuk mengitari sekeliling kamar demi menemukan dimana sang suami berada. Tapi nihil. Itu semua sia-sia. Ia tak ada.

Jadi, dimanakah suaminya itu pergi? Apa semalam itu adalah mimpi? Apa sentuhan yang Seulgi terima itu adalah sebuah mimpi? Tapi, mana mungkin? Sentuhan kemarin terlalu nyata untuk dianggap sebagai mimpi. Namun, kenyataan bahwa ia terbangun dalam keadaan lengkap tanpa ada yang kurang satu pun, bukankah itu berarti semalam tidak terjadi apa-apa? Tapi, sekali lagi – itu tidak mungkin. Kemarin itu nyata, Sentuhan itu terasa nyata dan kemarin sang suami memanglah tertidur disampingnya. Tapi, mengapa pagi ini ia tak melihat sosok sang suami? Mengapa sang suami selalu pergi sebelum Seulgi terbangun? Dan membuat Seulgi bingung dengan segala sikap tidak konsistennya itu. Arghhhh.. ini semua benar-benar membuat pikiran Seulgi kacau tanpa terkecuali. Sebenarnya apa yang terjadi semalam?

TBC.

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang