EPILOG

2.2K 165 18
                                    

EPILOG
Why?
LeeHyunRa
Caramel Macchiato

Will you stay by my side?
Will you promise me?
If I let go of your hand
You'll fly away and break – Butterfly, BTS

Tiga tahun sudah, Seulgi dan Wonwoo melalui hari-hari mereka yang baru. Hari dimana mereka tak lagi dipusingkan dengan masalah perselingkuhan, kebohongan, mabuk dan juga wanita.

Semua telah berubah, setelah insiden Wonwoo yang dikatakan tewas dalam kecelakaan pesawat dan Seulgi yang ternyata hamil anak Wonwoo. Kini Wonwoo dan Seulgi telah hidup sebagai pasangan normal. Pasangan yang saling mencintai dan saling menyayangi setiap hari.

"Sayang – kau tak mau bangun? Kau tak bekerja?" tanya Seulgi pada sang suami yang kini masih betah dalam gulungan selimut tebalnya.

Entah telah berapa kali Seulgi membangungkan sang suami, tapi sial suami tampannya ini masih saja betah dalam alam mimpinya.

"Sayang – bangun. Kita harus sarapan, kau tak kasian dengan Jeno?" merasa aksi membangunkan sang suami sia-sia, Seulgi pun mulai melancarkan aksinya yang lain – Jeno, ya nama itu selalu berhasil membuat pria bermarga Jeon ini bangun tanpa alasan.

Jeno atau Jeon Jeno adalah anak mereka – yang tiga tahun lalu hampir saja Jeno tak bisa melihat indahnya dunia, jika aksi bunuh diri Seulgi saat itu berhasil. Jeno merupakan hasil copy-an sempurna dari sang suami. Tatapan matanya yang tajam dan senyumnya yang mempesona entah mengapa sangat mirip dengan sang suami.

Dan Seulgi berharap sifat keras kepala Jeon Wonwoo tidak akan menurun pada anak mereka.

Benar saja, mendengar nama anak mereka disebut – Wonwoo, pria yang sejak tadi diam layaknya mayat pun mulai menggerakan tubuhnya perlahan. Tanda bahwa pria ini tetaplah hidup.

"Morning sayang-" enteng Wonwoo – setelah ia membuka mata yang sialnya sangat Seulgi kagumi.

"Morning?" tanya Seulgi tak percaya seraya memutar bola matanya kesal. "Sekarang jam sepuluh pagi sayangku, cintaku" jelas Seulgi yang sengaja menekan kata 'sayangku, cintaku' – tanda bahwa Seulgi tengah menahan kekesalannya.

Bagaimana tidak kesal – tiga puluh menit sudah Seulgi mencoba membangunkan sang suami, dan apa ini?

Untung sayang, Untung Cinta..

Melihat sang istri yang Wonwoo tebak tengah menahan kekesalannya, Wonwoo pun tanpa berpikir panjang segera mengecup bibir merah sang istri yang selalu membuat pria ini lupa diri.

Niat awal Wonwoo yang hanya sekedar mengecup sebagai tanda morning kiss pun seketika sirna, saat tak disangkanya Seulgi mulai memberikan pergerakan berarti dalam tautan mereka. Ya, Seulgi dengan inisiatifnya tiba-tiba melumat bibir tebal sang suami.

Ini sungguh aneh, tak seperti biasanya Seulgi beraksi seperti ini.

Karena tak ingin menyianyiakan kesempatan yang ada, Wonwoo pun tanpa ragu membalas lumatan sang istri 'nakalnya' dan pergulatan lidah diantara pasangan ini tak bisa dielakan.

Inilah kelemahan Seulgi dan Wonwoo, mereka selalu lupa waktu dan tempat setelah bibir mereka bertaut sempurna. Bahkan sepertinya pasangan ini lupa dengan keberadaan Jeno, anak mereka yang kini masih betah menonton serial Pororo di ruang keluarga.

Tautan dan lumatan mereka semakin dalam dan semakin menjadi, saat tangan nakal Wonwoo dengan sengaja meremas dua aset kesukaannya.

Tak pelak aksi Wonwoo ini membuat sang istri mendesah tertahan.

"Ashhh.. Ahh..."

"Kau menikmatinya?" tanya Wonwoo konyol yang entah sejak kapan menindih sang istri.

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang