SELAMAT MEMBACA!
Ingatkan daku kalo ada typo!
FRTR-10B-Her Wedding Dress
Bibir itu resah untuk memunculkan topik yang bisa mencairkan suasana di dalam mobil karena setibanya Ron di depan kampusnya, Rain tak bisa berkata apa-apa. Biasanya ia mengumpat, tapi tak satu pun umpatan kotor mencuat darinya. Mungkin klisenya, Rain terpanah oleh penampilan Ron. Kesannya sih berantakan, namun berbeda. Jantung kedua orang itu berdegup aneh, tapi hanya Ron yang cepat paham apa arti degupan itu.
Pagi tadi, Rain tidak diperbolehkan bawa mobil sendiri oleh ibunya karena masalah ini. Untuk beberapa jam ke depan, mereka akan berdekatan; seperti ini.
"Ke mana dulu?" tanya mereka berbarengan.
"Ke mana?" ulang Ron cepat; berusaha untuk tidak gemas melihat Rain yang kelihatan sekali mengusir kegugupannya.
"Ter ... serah," kata Rain usai langsung buang muka; menghindar tatapan adem itu.
Ron sedikit geram. Ia protes kepada Tuhan (lagi) soal sikap Rain yang bikin geregetan ini. Demi apa pun! Ron ingin sekali menggeret Rain ke depan altar.
Menggeret ya! Meng-ge-ret secara digeret!
"Ketus amat," kata Ron yang mulai menginjak pedal gas setelah sempat berhenti di lampu merah; tak begitu jauh dari kampus Rain.
"Masuk juga bukannya say hi tapi cemberut," gerutu Ron; sedikit manyun.
Ron mulai kelihatan sikap kekanakannya, tapi dasar Rain tolol. Ia tak tahu apa maksud Ron menggerutu seperti itu.
"Hai," sapa Rain terlambat.
Ron hanya menoleh sekilas dan balik fokus mengemudi.
"Hai," sapa Rain lagi dengan nada yang sedikit dinaikkan.
"Hai," balas Ron datar-datar saja.
Tak disangka Rain kesal, ia makin tak tahu harus bersikap bagaimana. Ia buka tas selempangnya dan ia keluarkan ear plug. Lebih pura-pura saja sedang disupiri oleh supirnya, pikir Rain begitu.
"Sopan ya," sarkas pria yang mengenakan kaus polo hitam belang hijau.
Rain melirik Ron malas. Ia masih mendengar kalimat sarkastik Ron karena volume musiknya masih normal.
"Terus Rain harus gimana, Kak?" tanya Rain pada akhirnya.
"Kak Ron tau sendiri ... kalo, ka ... kalo aku gak sanggup," ucap Rain saat menyandarkan kepalanya lebih dekat ke jok mobil. Ia pegang keningnya; memejamkan mata.
Rasa iba Ron muncul. Ia ingin sekali menggenggam tangan kiri Rain yang bebas; seakan berteriak untuk minta digenggam seterusnya.
"Salah kamu sendiri. Sok-sokan gak ungkapin cinta," ujar Ron. Kalau kenyataannya bukan begini; Leon sudah punya Lexy, Ron takkan sudi melontarkan kalimat barusan.
"Kalo ngungkapin cinta segampang say hi, pasti sekarang aku yang ada disisi adik Kak Ron," timpal Rain tanpa disangka-sangka oleh Ron.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAG [ 2 ] : From Rain To Ron
RomanceBukan cerita dewasa, tapi tetap saja cerita anjuran untuk 17+ #87 Roman Gimana sih rasanya jadi seorang cewek yang patah hati karena cinta pertamanya; diincar selama genap delapan tahun, tahu-tahu menghamili cewek lain? Sakit? Gak usah ditanya! Ter...