FRTR-14-Greedy
Manusia punya batas kesabaran; saking marah dan kesal dengan apa yang terus-terusan Rain masih permasalahkan, ia tak mendengar sapaan Arya. Ron terus saja berjalan keluar dari rumah Rain.
"Lah kenapa tuh orang?" Arya heran melihat Ron bertelanjang kaki keluar dari rumahnya, "aneh."
Ia menutup bagasi mobilnya dan karena pemandangan itu, Arya balik ke dalam rumah untuk bertanya keada orang yang paling mungkin menjadi penyebab teman masa kecilnya itu sampai nyeker.
Arya berpikir kalau memang ada sesuatu yang telah terjadi di antara adiknya dan Ron. Batinnya mengatakan kalau sesuatu itu buruk. Lagi-lagi terpatok dari imej bajingan Ron. Pikiran buruk itu terus saja bermunculan.
Saat Arya masuk ke kamar Rain, ia menemukan sepasang sandal Ron, dan di manakah Rain berada?
Gadis itu tengah duduk di depan meja rias; menyilangkan kedua tangannya dan menenggelamkan kepedihannya di sana.
Arya menggeleng heran sekali; melihat tingkah adiknya. "Sekarang lo dibikin nangis sama kakaknya?" Intonasi menahan geram.
Mendengar suara Arya, Rain langsung saja menghapus air matanya. "Ga butuh ceramah." Tak bisa disembunyikan bagaimana suaranya sekarang; terdengar bindeng.
"Gue gak bisa travelling dengan tenang kalo lo mewek terus-terusan," jelas Arya serius. Ia membungkuk untuk mengambil sandal Ron; hendak menggembalikannya.
Melihat sandal tanpa tuan itu, dan sembari mengingat bagaimana putus asanya wajah Ron, Arya menyeletuk, "atau lo yang bikin nangis kakaknya?"
Rain melihat pantulan kaca; Arya memberikan tatapan selidik.
"Maksudnya apaan?" Tak ada tenaga untuk mengeluarkan suara yang keras.
Arya meletakkan lagi sandal itu kemudian tiduran di ranjang Rain yang berseprai putih gading. Seprai yang masih berantakan karena semalam, sebelum Rain bisa menutup mata dengan tenang, ia gulang-guling tidak jelas demi mengenyahkan perlakuan Ron terhadap dirinya.
"Gak taulah. Gue cuma asal ceplos gitu aja. Abisnya Bang Ron yang biasanya ramah... tadi keluar dengan muka yang murung banget. Lecek macam duit kembalian supir angkot."
Rain mengusap sekali wajahnya sebelum mengucir rambut panjangnya tinggi-tinggi.
"Kalian bertengkar masalah apa?" tanya Arya; final.
Rain tentu enggan buka mulut. "Bukan urusan lo. Udah sono lo pergi aja dan...."
Tanpa ada angin dan hujan, Rain melotot seraya menutup mulutnya yang sontak mengangga. "Dan gue bakal beneran mampus," katanya lirih.
Ia melihat sesuatu yang bisa mengharuskannya bersikap lebih dewasa detik ini juga.
~°°~
Sama dengan Arya yang heran dengan kemurungan Ron, Anna pun begitu. Ia bertanya: dari manakah Ron, dan anaknya tak menggubris dirinya. Anna tidak suka kalau pertanyaannya tidak diacuhkan.
"Ron," panggilnya dengan nada sedikit meninggi.
Tepat sebelum kakinya menyentuh anak tangga, Ron menjawab datar-datar saja. "Ron udah sarapan, Mah." Jawaban yang tidak nyambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAG [ 2 ] : From Rain To Ron
RomanceBukan cerita dewasa, tapi tetap saja cerita anjuran untuk 17+ #87 Roman Gimana sih rasanya jadi seorang cewek yang patah hati karena cinta pertamanya; diincar selama genap delapan tahun, tahu-tahu menghamili cewek lain? Sakit? Gak usah ditanya! Ter...