FRTR-35-Good Intentions

14K 1.2K 49
                                    

Fyi, bener emang. Si Arya, kakaknya Rain pernah aku bikinin ceritanya (dan bagi yang udah baca, jangan spoiler ya😂) tapi barusan aku hapus, udah lupa juga jalan ceritanya mo gimana. Oke, happy reading😁

FRTR-35-Good Intentions

Pengecut. Saat Ron melangkahkan kakinya keluar dari rumah, ia pun merasa seperti itu, ia tidak bisa menjawab pertanyaan istrinya, yang sebenarnya memang pantas-pantas saja dipertanyakan. Ron juga bisa bertanya; berapa kali Rain pernah menjalin kasih?

Tapi bedanya, pertama, Rain memang pernah pacaran, tapi tidak pernah bertahan lama, karena dia tahu, hanya ada Leon di dalam kepala dan hati perempuan itu. Kedua, Ron yakin, selama Rain pacaran, wanita itu tidak pernah melakukan hal-hal; lebih dari nonton, makan, dan gandengan tangan. Nah, kalau dirinya? Kerjaannya nongkrong di kelab malam, terus matanya suka jelalatan di sana, jika ada wanita bertubuh bak gitar spanyol, maka bisa ditebak mereka akan pergi ke mana. Jika Ron, dulu, hatinya boleh milik Rain, tapi ada hasrat yang lain, yang tidak mungkin dia bisa minta dari wanita itu untuk dipenuhi.

"Hati-hati di jalan." Ucapan Kenzo mengiringi kepergian seorang bapak-bapak yang menggendong anjing kecil di pelukannya, dan saat bapak itu keluar, ada Ron yang hendak masuk dengan muka lecek mirip uangnya kang angkot.

"Apalagi coba," gumam Kenzo seraya melepas stetoskopnya, saat dia melihat sahabatnya tengah berjalan dengan pandangan nanar juga.

Kenzo pikir; kalaupun Ron datang ke kliniknya di hari pertama setelah dia menikah, harusnya muka pria itu semringah, dan pamer bahwa dia sudah berhasil memiliki hidup yang sebentar lagi bahagia, bukan dengan wajah orang pengin gantung diri begini.

"Hujan padahal, harusnya kan lagi anget-angetan yang penganten baru mah," sindir Kenzo, saat pria bertato di dada itu sebentar lagi akan mencapai posisi dirinya.

Gara-gara sindiran itu, Ron langsung mendongak, dan menatap tajam Kenzo, kemudian diliriknya rak terdekat, lalu mengambil satu makanan kucing kalengan.

"Diem lo! Gue timpuk nih!" Ron kayak ambil ancang-ancang.

Tapi Kenzo hanya terkekeh-kekeh, tak yakin kalau Ron sungguh akan menimpuknya. Pria itu cuma kesal, cuma mengancam, dan benar saja, dia letakkan lagi makanan kucing itu.

"Jangan tawa lo, atau gue bakar tempat ini biar rame," kata Ron lagi, dengan kelesuannya. Ya ampun, wajahnya bikin melas, tapi alasan dia datang ke sini, malah bikin pengin ngegaplok.

"Tau aja kalo klinik gue lagi sepi," timpal Kenzo, dan mereka berdua memang doyan bercanda. No hard feelings, no offense.

Ron menengok, dengan seringaian yang dia buat semenyebalkan mungkin. "Iya sepi, sesepi hati elo."

"Kan kampret!" Kenzo lempar pulpen terdekat, dan gantian Ron yang tertawa terpingkal-pingkal. "Pergi lo! Gue nggak terima om-om di sini!"

Tak diduga, bapak-bapak yang berkumis tadi, yang pegang anak anjing hitam, balik lagi untuk menanyakan sesuatu, tepat saat Kenzo bilang tidak terima om-om buat masuk kliniknya.

Bapak-bapak itu tampak terkejut, dan tak berapa lama dia berdeham. "Baiklah, kalo begitu, besok biar ipar saya saja yang antar Dori ke sini."

Kenzo mengerjapkan matanya, sementara Ron memilih berdiri di balik rak untuk menahan tawanya. "Eh, bu ... bukan gitu maksudnya, Pak. Anu ... anu...."

Tapi Bapak-bapak itu sudah terlanjur pergi dengan pikiran lain; bahwa klinik ini hanya menerima pengunjung-pengunjung yang muda saja, berhubung dokter sekaligus pemiliknya itu orang jomblo.

TAG [ 2 ] : From Rain To RonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang