Sebelum baca cerita ini harap baca komentar dibawah.
Hai para readers. Aku cuma mau info aja, jadi bagi kalian yang baca cerita ini harap komen ya jika ada typo atau kesalahan sebutan nama atau apapun itu, supaya aku bisa ganti /edit ulang. Thanks.Happy reading...
'Tok tok tok' Terdengar suara ketukan pintu kamar yang membisingkan telinga.
"Sayang bangun. Ini sudah jam setengah tujuh pagi. Kamu nggak mau sekolah?" Terdengar suara wanita paruh baya memanggil anak perempuannya.
"Sebentar lagi mom, aku masih mengantuk." Balasnya.
1 detik
2 detik
10 detik
"HAH? SUDAH JAM SETENGAH 7? MOM KENAPA TIDAK MEMBANGUNKAN AKU DARI TADI?" ucap si anak sambil berteriak dari dalam kamar."Mom sudah membangunkan kamu daritadi, kamu aja yang nggak mau dengerin dan asik tidur. Yaudah cepat mandi lalu turun kebawah untuk sarapan" ucap wanita paruh baya mengintrupsi.
Angela pun bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap dan 15 menit kemudian ia sudah siap untuk berangkat kesekolahnya.
Ya perempuan tersebut bernama Angela. Lebih lengkapnya Angela Robinson. Anak kedua dari keluarga Robinson.
Angela memiliki seorang kakak laki-laki bernama Justin Robinson. Sekarang Justin membantu sang ayah mengurus perusahaan ROBINSON GROUP.
Siapa yang tidak mengetahui ROBINSON GROUP?. Salah satu perusahaan terbesar di asia ini sangatlah terkenal.
Back to topic.Angela pun turun kebawah.
"Hi mom, dad aku pergi dulu ya. Bye" ucapnya sambil terburu-buru mencium kedua pipi orang tuanya dan berlari mengarah keluar rumah, namun langkahnya terhenti karena melupakan sesuatu."Oh iya Kak, maaf aku melupakanmu. Hehe. Bye kak" ucapnya pada Justin yang hanya dibalas anggukan dan lambaian tangan oleh kakaknya itu.
Sungguh menyebalkan rutuk Angela."Sayang, sarapan dulu" kini Robin sang ayah pun berucap.
"Maaf dad. Aku sudah terlambat, nanti aku akan makan di kantin saja, aku pergi dulu ya, byebye." ucap Angela yang sudah hilang dibalik pintu.
"Oke hati-hati" , "semoga harimu menyenangkan" ucap kedua paruh baya ini bergantian sambil berteriak.
***
(School)
ANGELA POVSesampainya disekolah gue berjalan santai menuju kelas sambil mengatur deru nafasku.
'Untung aja belum terlambat' umpatku dalam hati.Sesampainya dikelas gue langsung mendudukan diriku di kursi paling belakang. Gue memang paling suka duduk di belakang, ehm nggak ada alasan yang menarik sih hanya suka.
Kukeluarkan ponselku dari saku rokku."Hah.. masih belum ada balesan" ucapku pelan. Sedaritadi pagi gue terus ngeliatin ponsel ini berharap ada balasan dari si doi, tapi jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Ah menyebalkan.
Setiap hari gue yang cuma ngechat in dia. Tapi selalu saja tidak dibaca, atau dibaca tapi tidak dibalas, atau dibalas dengan jawaban yang sangat singkat dan membuatku selalu merutuk tidak jelas.
Pasti kalian bingung siapa dia kan? Dia itu pacarku, namanya Julian George. Dia itu tampan bahkan menurutku sangat tampan, banyak cewek-cewek disekolah ini mengidolakannya. Bahkan sebenarnya dulu gue juga mengidolakan dia, tapi setelah kejadian dia nembak gue itu membuat status gue yang cuma fans langsung naik pangkat menjadi pacarnya, enak bukan menurut kalian?
Tapi bagi gue ga sama sekali, karena selama menurut gue cuma gue yang cinta. Cuma gue yang memulai semuanya padahal dia duluan yang nembak gue, gue udah nggak ngerti lagi apa mau dia. Biarpun dia ganteng tapi dia terkenal cukup dingin dengan sekitarnya, bahkan ke gue yang pacarnya sendiri aja dia gitu.
Bahkan bisa dihitung pake jari berapa kali dia bisa baik ataupun nggak dingin ke gue, kadang gue mikir, dia itu suka sama gue apa nggak, tapi kalo dia ga suka kenapa nembak gue yang padahal sama sekali ga pernah kenal sama gue, bahkan kita ga pernah kenalan atau ngobrol sama sekali sebelumnya dan juga ga pernah sekelas atau berinteraksi sama sekali.
"Angela. Hei Angela." Teriak seseorang membuat lamunanku buyar dan terfokus ke orang didepanku ini, dia teman gue eh ga sih lebih tepatnya sahabat gue. Namanya Diana Melvia.
"Kenapa Di? Gue ga tuli, jangan teriak. Telinga gue sakit dengerin suara cempreng lo tau." ucapku sambil menutup telingaku karna teriakan anak ini.
"Salah sendiri, daritadi udah dipanggil ga noleh-noleh, asik sendiri sama hp lo." ucapnya kesal sambil mengerucutkan bibirnya.
"Emang lo manggil gue? Kan gue ga dengerin, sorry deh." ucapku sambil memasang wajah pura-pura memelasku.
"Okedeh. Oh iya, ngapain lo daritadi ngeliatin hp terus? dia masih ga bales chat lo?" Tanya Diana sambil mengambil ponsel yang ada ditanganku untuk dibacanya.
"He eh. Dia masih aja nggak bales. Mungkin dia lagi sibuk kali ya." ucapku kepada Diana.
Kulihat Diana mulai meletakkan ponselku diatas meja dan mulai berkata kembali
"Iya mungkin, entar coba kita datengin kelasnya aja" ucap Diana."Ga, ga mau, gue cuma mau ngeliatin dia dari jauh aja, ga mau kesana, gue malu tau" ucapku.
"Lo selalu gini, capek gue ngeliat hubungan lo berdua, daripada lo nya sakit hati dan dia juga ga perduliin lo mending lo putus aja kali An" ucap Diana membuat pikiranku sebelum-sebelumnya buat mutusin dia terulang lagi.
"Gue cuma pengen ngeliat dia ngapain aja Di, gue juga kayanya ga bakal sanggup kalo sampe mutusin dia." Ucap Angela membuat Diana kasihan.
"Yaudah deh, gue temenin entar" ucap Diana membuat Angela tersenyum sumringah.
Dinext part aku bakal ceritain gimana Angela dan Julian pacaran..
Apakah Angela yang nembak? Atau Julian?.
Maaf kalo ada typo, nulisnya berantakan atau ceritanya terlalu mainstream. Maklumin yah karena author masih pemula. Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend
Teen Fiction'Dingin' itu kata yang cocok untuk menafsirkan seorang Julian George. Tapi siapa sangka laki-laki dingin ini bisa menyatakan cintanya pada seorang Angela Robinson. Gadis ceria, sedikit jahil mungkin. Namun akankah Angela dapat mengubah seorang Juli...