ANGELA POV
"Kau kenapa hari ini?" Tanya Julian.
"Tidak apa-apa" ucapnya. Aku bohong. Ah sangat malu dan aneh untuk menjawabnya.
"Benarkah? Jangan berbohong" ucapnya menatapku tajam. Ah tatapannya membuatku takut.
"A.. aku" ucapku terbata-bata. Ah jujur lebih baik.
"Aku kemarin malam bermimpi buruk" ucapku mengantung."Mimpi apa?" Tanyanya.
"Mimpi..." ahh aku yakin dia akan tertawa setelah mendengarnya.
"Janji ya tidak akan tertawa" ucapku sambil mengeluarkan jari kelingkingku kepadanya.
"Baiklah" jawabnya sambil menautkan jari kami. Akupun menghela nafas dan menceritakannya.
"Hahhh.. aku bermimpi jika kau membenciku tiba-tiba, kau cuek, dingin dan mengabaikanku, jika aku mendekat kau langsung marah-marah. lalu kau pergi bersama Carra dan meninggalkanku." ucapku. Kulihat ia menahan tawanya membuatku ingin menangis kembali.
Lalu suara tawanya mengelegar membuatku langsung menangis kembali.
"Jahat, dibilangin jangan ketawa juga" ucapku sambil menangis.
"Haha, maaf, maaf baiklah aku berhenti tertawa." Lalu ia menghela nafaa pelan.
"Angela sayang, kau bicara apa sih? Itu hanya mimpi, aku tidak akan meninggalkanmu. Apalagi bersama Carra. Aku berjanji" ucapnya lalu memelukku erat.
"Wajahmu memerah sayang" ucapnya menggodaku.
"Ini karena aku habis menangis, Julian sayang" ucapku menekankan kata sayang padanya.
"Benarkah?" Tanyanya lalu mencubit hidungku pelan.
"Iya" ucapku singkat lalu memeluknya kembali.
"Janji ya kau tidak akan meninggalkan aku Jul" ucapku pelan.
"Iya aku berjanji" ucapnya.
"I love you An" ucapnya.
"Love you too Jul" ucapku sambil mengeratkan pelukkanku. Lalu aku tertidur.
JULIAN POV
Pertanyaan Angela masih terngiang di telingaku sedaritadi.
'Janji ya kau tidak akan meninggalkanku'
Aku teringat kejadian ditelpon kemarin.
Flashback on
"Halo Jul" ucap wanita paruh baya ditelepon yang digenggamnya. Ia sedang menelpon anaknya laki-lakinya.
"Hai mom, why?" Ucap Julian, ya anaknya adalah Julian George.
"Apakah kau baik-baik saja disana? Bulan depan mom dan dad akan pulang menemuimu." Ucap wanita paruh baya.
"Oh ya? Baiklah, telepon aku jika ingin dijemput mom" ucap Julian.
"Baiklah son, oh iya, apakah kau sudah punya pacar?"
"Sudah mom, why?" Ucap Julian. Ia sedikit penasaran kenapa ibunya bertanya seperti itu.
"Ah tidak, mom hanya penasaran, apakah cantik? Nanti kirimkan fotonya pada mom ya. Oh iya, mom hanya ingin menanyakan lagi apakah kau sudah memikirkan tentang perkataan dad padamu?" Ucap wanita paruh baya itu lagi.
"Baiklah mom, hmm sudah, aku tidak akan pergi mom, aku akan kuliah disini bersama Angela mom" ucap Julian, ayahnya menawarkannya untuk kuliah di Amerika namun ia menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend
Teen Fiction'Dingin' itu kata yang cocok untuk menafsirkan seorang Julian George. Tapi siapa sangka laki-laki dingin ini bisa menyatakan cintanya pada seorang Angela Robinson. Gadis ceria, sedikit jahil mungkin. Namun akankah Angela dapat mengubah seorang Juli...