Mobil Julian terlihat bertengger didepan gerbang rumah Angela. Iapun menyuruh satpam didepan rumah Angela membuka gerbang. Dengan sigap satpam tersebut membukakan gerbang tersebut lalu mobil Julian memasuki perkarangan rumah Angela.
Iapun mengeluarkan ponselnya lalu mulai mengetik sesuatu.
To: Angela
Aku sudah didepan rumahmu An, keluarlah.From: Angela
Oke, 5 menit lagi. Aku sedang bersiap-siap.To: Angela
Oke, aku akan meminta izin mom and daddy mu dulu.From: Angela
Jangan, biarlah, jika izin pasti tidak akan dibolehkan karena sudah larut. Aku akan keluar diam-diam Jul.To: Angela
Tapi nanti mom dan daddymu khawatir An.From: Angela.
It's okay, aku akan izin dengan kak Justin. Dia pasti akan bilang ke mom dan daddy jika mereka mencariku.To: Angela
Baiklah, aku akan mengikuti kata-katamu baby.From: Angela
Okey aku akan turun sekarang. Tunggulah.Beberapa menit kemudian Angela pun keluar. Ia memasuki mobil Julian, memasang seat belt lalu mobil Julian pun keluar dari perkarangan rumah Angela.
"Kita mau kemana Jul?"
"Kamu maunya kemana? Aku juga gak tahu mau kemana"
"Hmm aku juga gak tahu, ngikutin kamu doang"
"Haha, yaudah deh kerumah aku aja ya?" Tanya Julian akhirnya karena ia sudah pusing karena mereka tidak ada tujuan.
"Yaudah deh ngikut aja eneng mah, diajak kepelaminan juga mau asal sama abang" ucap Angela bercanda, ia hanya ingin mengoda Julian tapi ia sebenarnya juga penasaran respon apa yang akan diberikan Julian.
"Aku sih no comment. Gimana mas Anang?" Ucap Julian. Mereka langsung tertawa terbahak-bahak mendengar gurauan mereka yang melantur kemana-mana.
***
Setelah mereka sampai di rumah Julian, mereka duduk disofa ruang tamu rumah Julian. Dirumah Julian hanya ada 3 pembantu. Salah satunya adalah Bik Sara, dialah yang mengurus Julian dari kecil.Tapi sekarang entah kemana Bik Sara dan pembantu yang lain.
"Jul, kita 3 bulan lagi akan lulus, kuliah dimana kamu?" Tanya Angela tiba-tiba ketika mereka tengah sibuk menonton.
"Ehm, tidak tahu, masih belum kepikiran. Kamu?" Tanya Julian yang sekarang sedang mengalihkan tatapannya dari televisi ke Angela.
"Ah, a-aku juga masih belum kepikiran" bohong Angela. Ia masih belum siap mengatakan kepada Julian. Ia takut Julian kecewa dengannya, ia takut Julian memutuskan hubungan mereka, ia takut Julian tidak mau LDR dengannya. Lebih tepatnya ia yang tidak mau LDR , ia ingin disamping Juliannya.
***
Sebulan ini Julian dan Angela menghabiskan waktu bersama tanpa penghalang apapun. Tapi disisi Angela ia sangat gelisah, takut, dan cemas.
Ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi masalahnya sekarang.Disatu sisi ia sangat nyaman dan tidak ingin meninggalkan Julian, tapi disatu sisi ia harus mengikuti perkataan orang tuanya jika tidak ia akan dijodohkan. Orang bodoh mana yang lebih memilih dijodohkan dari pada kuliah diluar negeri jika ia memiliki orang yang sangat dicintainya? Lebih baik memilih berpisah sebentar daripada berpisah selamanya bukan?
Sama, itulah yang Angela akan lakukan nanti, tapi sekarang yang ia pikirkan adalah bagaimana mengatakannya kepada Julian? Berbagai pertanyaan bermunculan dikepalanya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend
Teen Fiction'Dingin' itu kata yang cocok untuk menafsirkan seorang Julian George. Tapi siapa sangka laki-laki dingin ini bisa menyatakan cintanya pada seorang Angela Robinson. Gadis ceria, sedikit jahil mungkin. Namun akankah Angela dapat mengubah seorang Juli...