Part 19 - Study (2)

28.7K 1.2K 5
                                    

AUTHOR POV

Tak terasa 3 hari lagi sekolah akan mulai mengadakan ujian semester. Angela dan teman-temannya yang kemarin belajar bersama dihari-hari sebelumnya masih enggan melihat buku walaupun terkadang ada yang belajar serius.

Namun hari ini berbeda, Dylan, Dimas sudah mulai memegang buku dan terkadang diajari oleh Angela dan Julian.
Ya walaupun kemarin-kemarin sempat membuat Julian marah-marah karena kelakuan Dimas namun mana tega melihat sahabat sendiri kesusahan.

"Eh den, lo bener-bener ya, dari kemarin pacaran mulu, belajar juga enggak, entar nilai tambah anjlok tau rasa lo" ucap Dylan menasehati sahabatnya satu itu.

"Yeee, bawel banget, ini juga lagi belajar, diajarin Dianaa, mata tu dipake atuhhh lannn" ucap Brandon sambil menunjukkan buku yanh dipegangnya.

"Ih dibilangin juga, ngeselin lu lama-lama" ucap Dylan lalu mulai belajar kembali dengan Angela.

Sudah hampir 2 jam mereka belajar. Karena hari ini hari minggu jadilah mereka belajar disiang hari.

"Eh, gue laper nih, udah cukup belajarnya, udah gak kuat lagi hayati" ucap Dimas berdrama.

"Iya nih samaan, gue juga laper banget. Yuk makannnn" ucap Dylan merengek.

"Yaudah ayo makan deh, bentar gue ganti baju+ambil dompet dulu" ucap Angela lalu mulai menaiki tangga dan masuk kekamarnya.

5 menit kemudian Angela terlihat menuruni tangga.

"Udah nih, ayokk" ucap Angela lalu diangguki oleh yang lain.

"Makan dimana?" Ucap Stevano yang sedari tadi diam dan duduk disofa memegang buku biologinya. Stevano merupakan anak dari geng Julian yang paling diam, dingin tapi tampan.

Banyak wanita yang menyukai dia disekolah tapi ya itu, dia yang dingin dan irit berbicara kadang tidak memperdulikan sekitar.

"Akhirnya Vano bersuaraa juga, gue pikir lo gak bakalan bersuara sampe pulang nanti" ucap Dimas sedangkan Stevano hanya memutar bola matanya malas.

Lalu mereka memilih tempat dan mulai melajukan motor masing-masing ke restaurant uanh dipilih.

*restaurant*
"Eh pada pesen deh cepetan, lama amat udah laper nih gue" cerocos Dimas karena melihat teman-temannya yamg rasanya sangat lambat memilih makanan.

"Sabaran napa sih, bingung nih" ucap Dylan lalu kemudian menyampaikan pesanannya pada waitress.

Setelah memesan makanan waitresa tadi mengulang pesanan yang dipesan lalu pergi.

15 menit kemudian semua pesanan yang mereka pesan mulai berdatangan. Dimas orang pertama yang mulai memakan makanannya.

"Duh pelan-pelan mas, kayak gak dikasih makan setahun aja lo" ucap Brandon yang kesal karena melihat sahabatnya satu ini makan seperti kesetanan.

Mendengar perkataan Brandon, Dimas mulai sedikit memelankan cara makannya. Ia juga takut tersedak.

"Duhh anjing gue nurut banget sih, gemesin deh" ucap Brandom sambil menoel-noel dagu Dimas.

"Sialan lo! Minggirin gak tangan lo? Gue tabok entar" ucap Dimas sambil menajamkan tatapan matanya kearah Brandon. Yang lain hanya tertawa melihat kedua manusia ini yang hanya bertengkar setiap hari.

"Galak amat jing! Biasa aja keleus" ucap Brandon.

"Ih nih anak, udah diturutin masih aja gangguin orang. Stress lu lama-lama, heran gue Diana bisa suka sama lo, tahan lo Di punya cowok kayak dia? Kalo gue jadi cewek gue mah ogah" ucap Dimas berbicara dengan mulut penuh makanan.

"Ditelan dulu Dim, entar lo tersedak lagi, awas lo nyembur ya" ucap Angela memperingatkan sedangkan Dimas hanya nyengir kepada Angela.

"Kayak gue mau aja sama lo, kalo lo cewek juga mah ogah sama lo" ucap Brandon tak kalah sengit.

"Udah deh kalian nih berisik amat, ini lagi makan jir, gue tabok satu-satu nih" ucap Julian yang mulai kesal melihat sahabatnya yang terus saja bertengkar dan tidak ada tanda-tanda jika ingin makan dengan tenang.

"Ampun Jul, ampun" ucap Brandon dan Dimas bersamaan lalu mereka diam dan makan.

30 menit kemudian mereka mulai selesai makan.

"Siapa nih yang bayar?" Ucap Dylan.

"Ya Brandon lah, siapa lagi coba" ucap Dimas.

"Giliran bayar membayar deh lo pada nyuruh gue, salut deh sama kalian" ucap Brandon pasrah lalu mulai berjalan kekasir untuk membayar. Sedangkan yang lain mulai tertawa terbahak-bahak, apalagi Dimas, dialah yang paling bersemangat.

5 menit kemudian mereka mulai berjalan keluar restaurant dan kembali kerumah Angela untuk kembali belajar.

***
Keesokkan harinya.

Terlihat Julian sedang tidur dikasur empuknya. Ia menutup matanya dengan guling.

"Huffttt" terdengar helaan nafas Julian.

"Apa yang harus aku lakukan" ucapnya entah kepada siapa karena dikamar itu hanya ada dirinya sendiri.

Entahlah apa yang membuat Julian galau berat seperti ini. Hanya dia, author dan Tuhan yang tahu. Haha.

Sorry yah part ini pendek. Entar aku kasih tahu apa yang terjadi dengan Julian dipart 20an.

My Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang