Part 33 - Future

11.5K 625 2
                                    

5 tahun kemudian...

Terlihat seorang wanita sedang menggandeng seorang anak laki-laki.
Mereka tertawa dan bermain bersama.

Wanita itu ialah Angela. Angela mengandeng anak yang bernama Ferdinand.

"Apa kau sudah lelah sayang?" Tanya Angela sambik jongkok mensejajarkan tinggi badannya dengan anak itu.

"Belum, tapi aku lapar." Ucap anak itu sambil memegang perutnya yang kecil tapi sedikit membuncit.

"Okey baiklah kita sudahan dulu mainnya lalu kita makan, okey?" Tanya Angela lalu dianggukan kepala oleh anak itu tanda mengerti.

"Angela, kita mau makan dimana? Kita makan sama daddy saja ya?" Tanya anak kecil itu.

"Baiklah terserah kau saja Fer, teleponlah daddy mu sekarang" ucap Angela sambil menyodorkan ponselnya kepada Ferdinand. Tapi sebelumnya Angela sudah mengetik nomor ponsel daddy Ferdinand.

Tak lama kemudian..

"Hallo, daddy. Apakah daddy sibuk. Aku mau makan siang bersama Angela. Apakah Daddy mau ikut?" Tanya Ferdinand kepada daddy nya.

"Baiklah, ayo kita makan bersama sayang, tapi sayang sudah berapa kali daddy bilang, jangan memanggil Angela dengan nama. Panggil tante sayang." Ucap Justin kepada anaknya.

Ya yang ditelepon oleh anak kecil itu adalah Justin, dan Ferdinand adalah anak Justin dari pernikahannya dengan Jeselyn.

"Tapi daddy, Angela yang menyuruhku. Dia bilang dia tidak menyukai dipanggil Tante, terdengar terlalu tua katanya seperti itu." Ucap Ferdinand kecil.

"Baiklah, katakan alasanmu nanti ketika kita bertemu. Apakah ada Tante Angela disampingmu?" Tanya Justin kepada anaknya.

"Ada. Ini" ucap Ferdinand sambil menyodorkan ponsel yang dipegangnya kepada Angela.

"Halo, kenapa kak?" Tanya Angela.

"Kau dimana sekarang? Aku akan menjemputmu dan Ferdinand An" ucap Justin.

"Tapi aku membawa mobil sendiri kak." Ucap Angela.

"Oh, yasudah, kita ketemuan di cafe biasa ya. Aku akan mengajak Jeselyn juga." Ucap Justin.

"Baiklah, sampai ketemu nanti." Ucap Angela lalu mematikan sambungan telepon.

"Daddy ngomong apa sama kamu Angela?" Tanya Ferdinand penasaran.

"Kamu masih kecil tapi kepo banget, udah, ayo kita pergi, ini sudah siang, kamu tidak lapar?" Tanya Angela sambik mencubit gemas pipi Ferdinand pelan.

"Is, sakit Angela, nanti aku laporankan ke daddy lihat saja nanti." Ucap Ferdinand lalu berjalan cepat kearah mobil Angela.

Melihat kelakuan Ferdinand membuat Angela sedikit tertawa lalu mengikuti jalan Ferdinand.

***
Terlihat seorang laki-laki sedang duduk sambik melihat berkas-berkas yang sangat banyak dan berceceran di meja kerjanya.

Tok tok tok

Namun konsentrasinya terganggu karena ketukan pintu ruang kerjanya.

"Masuk" teriaknya. Lalu masuklah seorang wanita cantik yang merupakan sekretarisnya.

"Pak ini berkas-berkas yang bapak inginkan, dan ini adalah berkas yang harus bapak tanda tangani" ucap Stella sekretaris itu.

Julian menanda tangani berkas tersebut lalu menyodorkannya kepada Stella.

"Baiklah, terimakasih" ucao Julian masih fokus dengan berkas ditangannya.

"Baiklah saya permisi dulu pak" ucap Stella mencoba ingin mengalihkan perhatian Julian kepadanya. Namun hasilnya nihil, Julian terlihat acuh dan hanya menganggukan kepala tanpa melihat atau bahkan menoleh kepadanya.

Dengan cepat Stella pun pergi dari ruang kerja Julian.

***
Angela baru saja pulang kerumahnya. Dan baru saja ia memasuki kamarnya.

Diapun menghempaskan tubuhnya kekasur queen sizenya.

"Sampai kapan aku harus menunggunya?" Ucap Angela yang tiba-tiba teringat Julian. Sebenarnya bukan tiba-tiba. Setiap hari atau ketika dia sedsng sendiri dia langsung teringat Julian.

Ingin sekali dia meninggalkan Julian. Namun ia teringat ucapan pria itu untuk menunggunya.

"Tapi sampai kapan aku harus menunggumu? Ini sudah lebih dari 5 tahun. Apa tidak cukup waktu 5 tahun untuk menemuiku? Apa aku tidak penting bagimu? Atau jangan-jangan dia sudah melupakan aku? Dan hanya aku disini yang menunggunya?" Dan masih banyak lagi. Sungguh banyak pertanyaan dibenakku dan ingin ku tanyakan serta kusampaikan kepadanya.

"Aku benar-benar merindukannya" ucap Angela pelan.

***
Pagi ini Angela sudah bangun dan sedang sarapan bersama orangtuanya. Justin memang sudah lama tidak tinggal bersama mereka dan membeli rumah baru untuk keluarga barunya.

"An, daddy ingin mengatakan sesuatu kepadamu" ucap ayahnya tegas.

"Katakan saja dad " ucap Angela.

"Nanti saja setelah makan ini" ucap ayahnya lalu kembali makan.

***

"Ada apa dad apa yang sebenarnya daddy ingin katakan?" Tanya Angela penasaran.

"Sebelumnya daddy minta maaf An" ucap ayahnya.

"Ada apa sih?" Tanya Angela tambah penasaran.

"Sebenarnya dulu daddy pernah menemui pacar kamu, Julian. Daddy menyuruhnya meninggalkanmu karena kamu akan kuliah diluar negeri. Maksud daddy agar dia bisa kuliah dan juga bekerja dan sukses barulah daddy akan tenang." Ucap ayah Angela.

"Dan dia menuruti permintaan daddy. Daddy kira dia akan menemuimu setelah 4 tahunan. Tapi ternyata sampai sekarang dia tidak pernah menemuimu. Jadi daddy cuma ingin kamu melupakannya. Dan daddy sudah mencarikan kamu calon suami." Ucap ayahnya.

"Tidak! Aku tidak mau, daddy jahat, apakah daddy tahu seberapa banyak aku menyukainya? Selama ini aku terus merindukannya dan terus menunggunya. Aku terus bertanya-tanya kenapa dia meninggalkanku, tapi ternyata akhirnya aku tahu semuanya karena keegoisan daddy" ucap Angela terbawa emosi.

"Selama ini aku selalu menuruti permintaan daddy dan tidak pernah menolaknya. Jadi ku mohon sekali saja untuk menuruti permintaanku. Biarkan aku menunggunya. Jika memang dia tidak kembali bantu aku untuk mencarinya, dan jika aku sudah menemukannya dan ternyata dia memang sudah melupakanku, biarkan aku mencari pasanganku sendiri." Ucap Angela lalu meninggalkan ruang keluarga dan berlari memasuki kamarnya sambil menangis.

Wahh semakin banyak yang suka cerita aku. Thanks yaa seneng banget gua.

Tetep suka ya sama cerita ini. Dan baca terus kelanjutannya.

Thankss.

My Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang