"Angela" panggil Julian.
"Sepertinya aku menemukannya" ucap Julian membuat Angela menoleh dengan cepat.
Angela yang tadinya sudah berjalan sedikit menjauh setelah mendengar ucapan Julian langsung berlari menghampiri Julian.
Angela menghapus airmatanya yang sedaritadi terus mengalir karena khawatir dengan keponakan satu-satunya itu. Terbesit sedikit rasa cemas dalam diri Julian karena melihat Angela menangis seperti ini.
"Siapa anak itu sampai membuatmu begitu sedih? Apakah anaknya? Apakah dia sudah menikah, tapi jika sudah pasti sekertarisku sudah memberitahuku" ucapnya dalam hati.
Begitu banyak pertanyaan dikepalanya yang ingin ditanyakan ke Angela namun ia urungkan niatnya karena waktu yang tidak tepat.
"Dimana?" Ucap Angela tidak sabaran.
Julian berjalan cepat memasuki taman belakang rumah Diana, didekat ayunan terlihat seorang anak laki-laki menangis.
Angela mengikuti langkah Julian lalu setelah melihat Ferdinand terduduk dilantai samping ayunan sambil menangis dengan cepat ia langsung berlari menghampiri Ferdinand.
"Darimana saja kamu sayang? Daritadi aku mencarimu, apakah kau baik-baik saja?" Ucap Angela, mendengar suara Angela, Ferdinand langsung memeluk Angela erat.
"Aku tadi memainkan ponselmu, telus aku melihat ada ayunan disini, aku belmain, tapi setelah aku bosan aku ingin kembali ketempatmu tapi aku lupa jalannya, dali tadi aku menunggumu datang tapi kau tidak datang-datang Angela. Hiks" ucap Ferdinand sambil menangis sesunggukan.
"Baiklah, ayo kita pulang saja ya, kau pasti ketakutan." Ucap Angela masih memeluk Ferdinand.
Mendengar Angela ingin pulang, ada perasaan tidak rela di hati Julian, dengan cepat dia menghampiri 2 orang itu dan dengan cepat langsung menggendong Ferdinand.
"Jangan pulang dulu, dia masih ketakutan, aku akan memberikan dia teh panas dulu." Ucap Julian lalu pergi meninggalkan Angela. Dia tahu Angela pasti akan mengikutinya.
"Hei, jangan dibawa, aku akan mengajaknya pulang, biar aku yang mengurusnya" ucap Angela.
"Tidak usah cerewet Angela. Jika kau tidak mau ikut denganku diam saja disitu" ucap Julian sambil tersenyum tanpa sepengetahuan Angela.
Angela dengan terpaksa harus mengikuti Julian dari belakang, dia tidak mungkin pulang atau mendatangi Diana sekarang. Dia merasa kasian dengan Diana karena dia harus mencemaskan Ferdinand dan mengurus pestanya. Dan juga dia tidak ingin terlalu banyak berinteraksi dengan Julian, dia takut akan semakin dalam mencintai laki-laki itu, apalagi sebentar lagi dia akan bertunangan dengan laki-laki lain yang tidak dia ketahui sama sekali.
"Kenapa baru sekarang kau datang disaat aku sudah terlalu sakit karena mencintaimu? Kenapa baru sekarang kau datang disaat aku sudah ingin bertunangan dan menikah dengan laki-laki lain?" Ucapnya dalam hati.
Namun ada perasaan senang ketika dia melihat Julian masih perduli dengannya.
"Hei, namamu siapa tadi?" Tanya Julian kepada Ferdinand tanpa sepengetahuan Angela.
"Feldinand" ucap Ferdinand singkat.
"Wah jutek sekali kau ya" ucap Julian gemas.
"Kenapa kau menggendongku? Kenapa kau bisik-bisik ngomongnya? Siapa kau sih?" Ucap Ferdinand kesal ingin turun dari gendongan Julian.
"Kau ini sudah cerewet, cadel lagi, tapi tidak apa, makasih ya bro sudah membantuku, hehe" ucap Julian membuat Ferdinand tidak mengerti dan kebingungan.
"Tulunin aku, aku ga mau di gendong olehmu" ucap Ferdinand.
"Diam, nanti aku kasih coklat deh, mau nggak?" Ucap Julian.
"Ga mau, kau pasti bohong, aku mau pulang belsama Angela. Kau siapa sih?" Ucap Ferdinand.
"Tidak aku tidak bohong, kau memanggilnya Angela? Kau siapa? Aku pacarnya Angela." Ucap Julian bangga.
"Iya, dia yang menyuluhku, Angela ngomong sama aku kalo dia sebental lagi akan menikah, jadi kau yang akan menikah dengannya?" Tanya Ferdinand polos.
"Hah? Menikah? Kapan?" Ucap Julian terkejut.
"Iya, jadi bukan kau? Ah Feldinand pusing, sudahlah, Feldinand mau pulang saja" ucap Ferdinand berusaha turun dari gendongan Julian, dan berhasil, dengan cepat ia berlari kearah mobil yanh terparkir dimana sopirnya menunggu namun sebelum itu dia sempat berteriak.
"Angela, ayo pulang, aku tunggu dimobil ya, aku ingin belmain iPad ku. Cepat jangan lama" ucap Ferdinand.
"Iya, tunggulah aku akan berpamitan dengan Diana dulu" ucap Angela.
Sesudah dirasa Ferdinand memasuki mobil, Angela menghampiri Julian yang berdiri sambil terdiam. Dia bingung padahal tadi dia bilang ingin membawa Ferdinand minum teh panas, kenapa dia bisa membiarkan Ferdinand pergi begitu saja dan tiba-tiba dia terdiam seperti ini.
"Jul, ada apa?" Tanya Angela.
Dengan cepat Julian menarik Angela kearah tempat sepi lalu memojokkannya.
Dengan wajah yang sudah memerah dia bertanya.
"Angela, jujur padaku apa benar kau akan menikah?" Ucap Julian.
"..." Angela hanya terdiam, dia bingung Julian tau darimana.
"Jawab Angela!" Ucap Julian lagi.
"Apa perdulimu, urus saja wanita cantik yang kau bawa kecafe itu, lagipula juga kita sudah putus. Jangan lupa Jul kalau kau yang meninggalkanku, dan tidak pernah menghubungiku sama sekali" ucap Angela menahan tangisnya.
"Wanita? Siapa? Maafkan aku jika soal itu Angela, selama ini aku berusaha dan belajar supaya bisa sukses dan menikahimu, daddy mu menyuruhku untuk sukses sebelum aku menikahimu" ucap Julian.
"Wanita yang kemarin bersama mu dan kau peluk Julian, jangan pura-pura kau tidak tahu, aku melihat semuanya" ucap Angela.
"Aku tahu, tapi setidaknya menghubungiku sekali saja bisa kan, tapi kau tidak, aku selalu menunggu teleponmu, tapi sia-sia disini aku merasa jika semuanya hanya sebelah pihak, cuma aku yang mencintai, cuma aku yang tersakiti" ucap Angela lagi dan pertahanannya hancur, dia menangis.
"Oh, dia sepupuku yang ada diluar negeri Angela, dia sangat dekat denganku, aku tidak melupakanmu sama sekali." Ucap Julian.
"Selama ini aku juga sebenarnya ingin menemuimu, menghubungimu, tapi aku tidak bisa, aku takut jika terlalu merindukanmu itu akan membuatku tidak tahan untuk tidak menemuimu hari itu juga, selama ini juga sulit untukku. Aku selalu mencari informasi untukmu, tapi sekertaris bodohku itu tidak mengatakan kepadaku jika kau akan menikah, maka dari itu aku masih santai dan berpikir menemuimu di ulangtahun Diana saja, sebenarnya aku memaksa Diana untuk mengadakan acara ulangtahunnya, sebenarnya dia tidak mau, tapi untukmu dia mau melakukannya." Ucap Julian menjelaskan dengan panjang lebar.
"Mungkin kau tidak akan percaya ucapanku Angela. Tapi aku mohon, kali ini saja percaya padaku, aku benar-benar mencintaimu, jangan menikah" ucap Julian lagi memeluk Angela.
"Maafkan aku Jul,tapi aku sudah berjanji dengan daddy. Kau terlambat, aku berharap kita tidak bertemu lagi untuk kedepannya, dan jangan mencariku lagi. terimakasih untuk semua kenangan yang sudah kau berikan. Aku berharap kau bahagia" ucap Angela melepas pelukan Julian lalu meninggalkan Julian yang berdiri terdiam.
Di end in sampe sini aja kali ya?
Sekali-sekali sad ending gapapa kali ya buat first story aku. Hahahaha.Happy reading guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend
أدب المراهقين'Dingin' itu kata yang cocok untuk menafsirkan seorang Julian George. Tapi siapa sangka laki-laki dingin ini bisa menyatakan cintanya pada seorang Angela Robinson. Gadis ceria, sedikit jahil mungkin. Namun akankah Angela dapat mengubah seorang Juli...