5 bulan sebelumnya...
Setelah memikirkan semuanya, akhirnya aku memilih untuk pergi. Benar memang perkataan Om Robin, aku masih terlalu muda untuk serius dalam hubungan. Mungkin lebih baik aku mengikuti saran Om Robin.
Tapi bukan berarti aku tidak mencintai Angela. Bahkan aku sangat mencintainya. Tapi manusia tidak hanya makan cinta kan? Tidak mungkin juga aku terus menggunakan uang orang tuaku untuk menghidupi Angela dan diriku sendiri.
Mungkin semalam adalah hari terakhir aku bertemu Angela. Pagi-pagi buta aku sudah pergi. Aku sudah berbicara dengan ayahku dan aku menyetujui untuk kuliah diluar negeri.
Semua keperluan dan berkas-berkas sudah di urus oleh ayahku, aku hanya tinggal pergi. Tapi entah mengapa sungguh berat rasanya untuk meninggalkan tempat ini. Tapi lebih tepatnya meninggalkan Dia, Angelaku. Ahh pasti aku akan sangat merindukannya.
'An tunggu aku, aku janji akan membahagiakanmu dan tidak akan pernah meninggalkanmu lagi ketika aku kembali nanti. Aku berharap kau bisa menungguku' ucapku dalam hati.
***
Aku kuliah, selama ini hidupku sangat flat. Aku kembali menjadi Julian yang dingin dan tak tersentuh sama sekali. Mungkin lebih parah dari sebelumnya.Sudah 5 bulan aku meninggalkan Angela dan hidup di Jerman, sangat susah untuk tidak menghubunginya atau bahkan tidak mendengar suaranya. Aku benar-benar merindukan Angelaku.
Seharian ini aku tidak kuliah, aku memilih bolos untuk menenangkan pikiranku sejenak. Dan aku sudah membuat keputusan untuk menghubungi Angela. Hanya untuk mendengar suaranya sekali saja. Setelah itu aku akan mematikannya dan tidak akan menganggunya sampai waktunya tiba nanti.
Akupun mengambil ponselku dinakas disebelahku. Aku mengetik nomor ponsel yang sudah diluar kepalaku. Aku memang menganti nomor ponselku agar Angela tidak menghubungiku dan aku terkesan menjauhinya agar dia tidak mencariku. Atau aku akan kalah dan memilih kembali kepadanya.
Telepon pun tersambung.
"Hallo" ucap Angela diseberang sana.
Aku hanya diam, hanya ingin mendengar suaranya. Lalu kumatikan sambungan telepon. Ini yang ku takutkan, jika sudah seperti ini aku pasti ingin terus dan terus mendengar suaranya bahkan menyapanya.
Kutekan lagi nomor teleponnya lalu menghubunginya kembali.
Tak lama kemudian dia mengangkatnya lagi."Hallo" ucapnya lagi.
Aku masih diam tidak menanggapinya, ingin mendengar ucapannya yang lain.
"Siapa ini?" Tanyanya.
Aku kalah, aku ingin mendengar suaranya terus. Bagaimana ini? Apa kumatikan saja? Atau menyapanya? Ahh aku bingung sekarang.
Dan akhirnya aku memilihhh....
"Hallo Angela. Apa kabarmu?" Tanyaku.
Dia hanya diam tidak menanggapi pertanyaanku. Apa aku menganggunya? Apa dia sudah melupakan aku? Dia membenciku?
Dia mematikan sambungan telepon.
'Dia membenciku. Puas kau sekarang Julian? Menyakiti Angela. Sekarang percuma kau sukses, Angela tidak akan kembali padamu. Bukankah ini yang kau inginkan? Kau sungguh bodoh!'Aku hampir berteriak saking marahnya. Aku membuat Angela membenciku. Apa gunanya sekarang usahaku?
Angela calling...
Apa aku tidak salah lihat? Dia menelponku? Apa yang akan dikatakannya? Dengan ragu aku mengangkat teleponnya.
"Hallo" ucapku ragu.
Dia diam, tidak bersuara. Aku membiarkannya, dia pasti bingung sekarang. Dia pasti sangat kecewa.
3 menit kemudian.
"A-apa benar Julian?" Ucapnya sedikit tergagap.
"Maaf" ucapku, lidahku benar-benar keluh sekarang, tidak ada yang bisa kuucapkan selain itu.
"Kau dimana? Kenapa meninggalkan aku? Apa kau sudah tidak menyukaiku lagi?" Ucapnya.
Dasar Angela bodoh, aku tidak meninggalkanmu, aku hanya tidak mau menemuimu sekarang, tidak menyukaimu? Hahhh bahkan aku sangat mencintaimu.
"Kenapa diam? Aku tanya dimana? Apa kau tidak mendengarku?" Ucapnya lagi.
"Maaf An, tapi aku tidak bisa mengatakannya sekarang." Ucapku, tak lama kemudian kudengar suara sesunggukan. Bagus sekali Julian, kau membuatnya menangis sekarang. Kau benar-benar laki-laki brengsek sekarang.
"Kau jahat, tapi aku yang bodoh, bahkan aku masih menyukaimu setelah kau lakukan ini padaku. Apa aku harus membencimu dan melupakanmu?" Tanya Angela sambil menangis sesunggukan.
"Maaf An, jaga dirimu, jangan sakit, aku mencintaimu, aku yakin kita akan bertemu lagi An, jadi ku harap kau bisa menungguku." Ucapku lalu dengan berat ku matikan sambungan telepon.
Haihai, gua balik lagi nih, sorry part ini pendek. Otak lagi mumet. Maafin ya. Gua bentar lagi bakal cepet tamatin dah. Ditunggu aja yak. Hehehe.
Jangan lupa vote dan commentnyaaa hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend
Teen Fiction'Dingin' itu kata yang cocok untuk menafsirkan seorang Julian George. Tapi siapa sangka laki-laki dingin ini bisa menyatakan cintanya pada seorang Angela Robinson. Gadis ceria, sedikit jahil mungkin. Namun akankah Angela dapat mengubah seorang Juli...