part 1

460 23 0
                                    

London, Februari 1960

Tampak dari kejauhan seorang pria jangkung nampak tergesah-gesah berjalan ditengah hutan dengan sebuah obor menyala ditangannya. Meski sudah malam, dia tetap mempertegas langkahnya menuju sebuah tambang tua dipedalaman hutan. Udara semakin kencang berhebus, tapi tak menyurutkan niat pria itu untuk pergi ke tambang.

Sesekali dia melihat ke arah jam sakunya. Kegelisahan memenuhi pikirannya yang fokus hanya pada tambang tua yang jaraknya sudah kurang dari 50 meter sekarang. Seperti halnya tambang tua pada umumnya, penerangan satu-satunya hanyalah obor dengan kondisi cahaya yang remang-remang. Tambang itu dijaga oleh dua polisi yang berdiri di depat pintu tambang. Kedatangan pria itu memang sudah ditunggu sejak 2 jam yang lalu.

Seorang pria gemuk-pendek dengan kumis tipis berkacamata bulat berjalan setengah berlari ke arah pria jangkung yang baru datang itu. Wajahnya begitu panik. Keringat dingin sudah membahasi seluruh bagian wajahnya.

"Sir Arthur!" seru pria gemuk itu. "Syukurlah kau sudah tiba. Kita punya masalah serius."

"Aku sudah tahu masalahnya, Mr Jim. Kau hanya perlu megantarkanku pada mereka," kata Sir Arthur.

Pria yang dipanggil Mr Jim itu menuntun Sir Arthur masuk lebih dalam. Semakin ke dalam, semakin banyak polisi yang terlihat. Keadaan semakin menegangkan sekarang.

RAAAWRRR... AWUUUUU...

Suara geraman dan auman semakin terdengar jelas. Suara-suara itu tidak terdengar satu-dua kali. Sumbernya pun bukan hanya satu. Entah monster macam apa yang dikurung di dalam sana. Yang jelas, monster-monster itu kini sudah bangun dari tidur mereka selama ini.

Semakin dalam Sir Arthur masuk ke dalam tambang. Suara geraman dan auman terdengar keras menusuk indera pendenngaran. Langkahnya menuntunya pada sebuah pintu besi yang dijaga oleh lebih dari 8 polisi dengan senjata pada masing-masing orang—ditambah dengan orang-orang berjubah yang ikut menjaga pintu besi itu.

Dua belas monster serigala dengan kekuatan suprantural sudah menunggu dibalik pintu besi itu. Kedua kaki dan tangan mereka diikat kuat dengan rantai dari baja tebal untuk menahan mereka kabur dari penjara mereka. Mereka terus meraung-raung buas dan berontak—berusaha melepaskan rantai yang mengikat mereka. Namun rantai-rantai itu sudah diberi mantra sehingga tidak akan pernah terlepas selain oleh si pemilik mantra, Sir Arthur.

"Kita sudah tidak bisa menahan mereka lagi. Kekuatan mereka sudah berada dalam puncaknya. Cepat atau lambat mereka akan bisa lepas," kata Mr Jim khawatir sekaligus panik.

Sir Arthur tidak punya pilihan lain. Dia langsung mengeluarkan sebuah buka aneh dari tas yang dibawanya. Sebuah buku dengan sampul yang sudah usang dan kertas-kertas yang sudah kusut dan menguning dimakan waktu. Buku yang tak terlalu tebal namun padat kandungannya. Dia membuka halaman demi halaman buku itu untuk mencari apa yang dia butuhkan. Dan sampai pada halaman ke-84, dia menemukan apa yang ia cari.


hayyyyyy gimana ff nya?? kalau kalian pernah baca ff nya itu karna ff ini dipublish di houseofjinnie jadi aku nge publish ulang

kalau yang belum pernah baca selamat menikmatiii

jangan lupa vote, share, dan comment 

BEAUTY & BEASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang