Part 17

23 1 0
                                    

****

Setelah Leo mengatakan bahwa dia tahu bagaimana cara mengetahui siapa siapa Black Pearl, Pak Jim memutuskan untuk mengumpulkan ke-12 Wolf Boys beserta Amy di ruangannya. Setidaknya saat dia tahu siapa Black Pearl sesungguhnya, orang yang bersangkutan ada disana.

Detik-detik menjelang terungkapnya Black Pearl, Mortem special yang menjadi incaran utama para vampire menjadi sangat tegang, membuat ruangan itu hening tanpa ada suara sedikitpun. Leo sudah duduk ditengah-tengah sebagai orang yang mempunyai kunci untuk mengungkap siapa Black Pearl saat semua orang duduk mengelilinginya.

Namun Pak Jim merasa ada yang kurang. "Apa semua sudah ada disini?" tanya Pak Jim.

Murid-murid itu saling menengok ke kanan dan kiri mereka, mencoba menghitung jumlah mereka dan mencari tahu siapa yang belum hadir disana. "Sepertinya sudah," kata Alex asal menebak.

"Edison mana?" celetuk Stephan.

Semua baru menyadari bahwa Edison tidak ada diantara mereka. Pantas saja jumlah mereka hanya ada 12 termasuk dengan Amy. Tidak ada yang tahu dimana Edison sekarang. Bahkan Kevin yang selalu bersama Edi pun tidak tahu secara pasti dimana anak itu sekarang.

"Ada yang tahu dia dimana?" tanya Pak Jim lagi.

"Tadi dia di kamar kami. Sepertinya dia tertidur," kata Kevin mengira-ngira.

Pak Jim memutuskan untuk melanjutkan 'proses' ini tanpa Edison. Menyuruh Leo untuk memulai caranya mengetahui Mortem mana yang bernama Blackhowl dengan bertanya dengan Mortem miliknya sendiri, Xander.

Namun kali ini Leo tidak akan melakukan telepati antara pikiran dengan pikiran seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya. Dia ingin mencoba cara lain; membiarkan Xander menggunakan tubuhnya untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang ada didalam Ruang Kepala Sekolah.

Leo membiarkan tubuhnya untuk relaks, menutup kedua matanya untuk berkonsentrasi dalam ketenangan. Masuk ke dalam alam bawah sadar dan biarkan Xander menggantikan jiwanya untuk sementara agar dapat berbicara dan memberikan petunjuk tentang Black Pearl.

Leo membuka matanya kembali cepat. Mata kecoklatannya berubah menjadi merah terang—menandakan bahwa Xander sudah siap untuk menjawab semua pertanyaan yang akan ditanyakan kepadanya dengan Leo yang sekarang jiwanya entah ada dimana sekarang.

"Xander!" panggil Pak Jim mencoba memastikan bahwa dia akan berbicara pada salah satu Mortem yang akan memberinya kunci dari semua pertanyaan yang memenuhi kepalanya.

"Yes, Jim." Terdengar suara berat dari mulut Leo. Suara yang berbeda dengan suara Leo yang selalu mereka dengar setiap waktu.

"Aku ingin kau bekerjasama dengan kami," kata Pak Jim dan Xander mendengarkan. "Dan kau tahu ini juga demi kebaikan kau dan teman-temanmu."

"Give me one reason why I must help you, Old Man," balas Xander dingin dengan suara beratnya.

"Kau tahu sekarang kau dan teman-temanmu sedang diincar para vampire terutama temanmu yang bernama Blackhowl. Jika kau mau membantu kami untuk mengetahui yang mana dia, kami setidaknya bisa melakukan tindakkan perlindungan kepada Blackhowl, kau, dan teman-temanmu yang lain." Pak Jim terlihat sangat meyakinkan saat dia memberi alasan kepada Xander. Seharusnya dengan jawaban seperti itu bisa menjadi alasan bagus untuk meyakinkan Mortem itu.

"Kau memang harus melakukannya, Old Man." Sepertinya alasan Pak Jim berhasil meyakinkan Xander.

"Aku akan memberimu satu petunjuk. Saat kau tidak bisa menebak dengan pentunjuk yang kuberikan, aku akan memberimu petunjuk lain," kata Xander. "Blackhowl adalah Black Pearl seperti yang kalian tahu. Dia Mortem yang berbeda. Sangat mudah membedakannya dengan kami semua saat kau tahu benar pengertian Black Pearl itu sendiri."

BEAUTY & BEASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang