Terang. Cahaya matahari masuk kedalam melewati celah jendela menusuk mata yang masih tertutup. Kicauan burung bagaikan lagu yang langsung menyambar indera pendengaran.
Leo terbaring menelungkup diatas lantai yang lembab disisi dinding yang juga sama lembabnya. Bisa dirasakan diatas alat perabanya. Untuk sesaat dia berpikir bagaimana dia bisa ada ditempat seperti itu.
Dia membuka matanya perlahan. Kilau cahaya membuat matanya sakit. Pandangannya masih buram saat pandangan pertamanya hari ini. Dia mengedip. Ada berberapa bayangan lain didepannya.
Dia mengedip lagi. Ada sekitar 3 sampai 4 orang yang ada didepannya yang duduk dan berdiri. Kesadarannya berkumpul perlahan. Logikanya belum sepenuhnya bisa berjalan. Leo mencoba bangkit. Tapi ada sesuatu yang menahannya.
"Wh—what?" Gumamnya lemah.
Tubuhnya tidak bisa digerakan secara bebas. Seperti ada beban berat yang menahan kaki dan tangannya. Rantai tebal menempel kuat pada dinding—mengikat kedua pergelangan tangan dan kakinya. Rantai-rantai ini benar-benar kuat dan berat. Kenapa dia bisa dirantai?
Dia memandang sekeliling. Ruangan ini cukup redup. Hanya diterangi oleh berberapa obor dan cahaya matahari yang masuk lewat jendela. Dindingnya hanya berupa bata kuat yang disusun tanpa dipoles cat sedikitpun. Deretan baja kuat berjajar sebagai pintu ruangan itu. Ini... Bukankah ini penjara bawah tanah? Atau hanya mirip saja?
"Kau sudah bangun rupanya," gumam seseorang.
Leo menangkap bayangan seseorang yang tak jauh darinya. Laki-laki tinggi yang berdiri bersandar pada dinding. Pakaiannya lusuh dan penuh dengan lumpur. Kedua kaki dan tangannya dirantai kuat pada dinding. Kevin.
"Kau tidur lama sekali. Sepertinya kau mengalami kejadian paling buruk."
Suara itu. Stephan? Dia ada di dalam ruangan ini juga? Dan dirantai juga?
Leo menatap Stephan bingung setengah mati. Pikirannya nyaris kosong. Dia bahkan berpikir apa dia sedang bermimpi atau tidak.
"Tidak usah bingung. Bukan hanya kau saja yang dirantai disini. Kita semua juga," Stephan berkata.
Pandangan Leo beralih. Memang bukan hanya dia saja. Ada 11 orang lain yang dirantai disana bersamanya.
"Kenapa... kita dirantai seperti ini?" Tanya Leo panik.
"Aku tidak tahu pasti. Mungkin kita bertanya pada orang yang memenjarakan kita disini," ucap Stephan menunduk polos.
"Apapun yang kita lakukan pastilah sangat buruk," gumam salah seorang laki-laki diujung ruangan bundar itu.
Kondisi mereka berduabelas sama, yaitu masih mengenakan piama tidur mereka lengkap, kecuali dengan alas kaki. Dan mereka semua tampak kacau. Berantakan dan kotor. Bahkan ada berberapa yang memiliki luka-luka kecil diwajah dan badan mereka.
"Kau pasti Leo. Anak baru itu, kan? Aku Bernard," kata laki-laki tadi. "Aku tahu ini bukan saat yang tepat untuk berkenalan."
Laki-laki yang mengaku sabagai Bernard itu memiliki tubuh kecil—setidaknya lebih kecil dari Leo. Piyama biru yang dikenakannya sudah sobek dibagian lengan dan dada.
Jadi dia itu Bernard, batin Leo sambil berusaha mengahafal wajah Bernard. Stephan, Alex, Richard, Kevin, Edison dan Bernard. Mungkinkah sisanya adalah Francis, Donald, William, Michael, dan Thomas?
"Sudah berapa lama kita sini?" Tanya Leo lagi.
"Hampir 2 hari mungkin. Kau bangun paling terakhir," jawab Stephan.
"Apa mungkin kita bertingkah seperti werewolf lagi secara bersamaan?" Ucap laki-laki lainnya yang menggunakan kedua jarinya sebagai tanda kutip pada kata 'werewolf'. "I'm Donald, by the way."
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY & BEAST
WerewolfINGAT INGAT NAMANYA BIAR GAK LINGLUNG NTAR!!! CAST Luhan EXO as Leonardo Hougwich Kris EXO as Kevin Wu Lay EXO as William Boltzmen Tao EXO as Edison Huang Sehun EXO as Stephan McCalee Xiumin EXO as Michaelangelo Porst Suho EXO as Francis Kelt Kai EX...