Part 18

22 1 1
                                    

******

Dengan hilangnya Edison, formasi para Wolf Boys menjadi menjadi pincang karena kekurangan 1 anggota paling berpengaruh diantara mereka. Dugaan buruk yang akan terjadi adalah serangan vampire secara kecil ataupun besar demi mencari Edison. Namun dengan tidak ada Edison diantara mereka, penyerangan itu mungkin akan menjadi sia-sia.

Bagaimanapun juga, mereka harus siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Namun keadaan ini membuat keretakan pada mereka bersebelas. Tidak terlihat latihan bersama seperti yang biasa mereka lakukan. Mereka terlihat latihan sendiri-sendiri ditempat yang berbeda.

Kevin terlihat termenung sendiri diatas dahan sebuah pohon pinus di tengah hutan. Mudah untuknya mencapai ketinggian itu hanya dengan sekali lompatan berkat kekuatannya yang bisa terbang. Semenjak hilangnya Edison, Kevin lebih memilih untuk menghabiskan waktunya sendirian.

Dan membuatnya bertambah galau adalah sudah berberapa hari dia tidak bertemu Jessica. Dia memang sedang menjauhkan diri dari Jessica demi keselamatan gadis yang disayanginya itu. Dia tidak bisa bayangkan bagaimana berbahayanya posisi Jessica jika gadis itu tahu jati dirinya yang sesungguhnya. Apalagi jika para vampire itu tahu tentang hubungannya dengan Jessica. Bisa-bisa mereka akan memanfaatkan Jessica untuk sesuatu yang buruk. Apa bisa dia membiarkan hal itu terjadi?

"KEVIN!!!"

Suara yang begitu ia kenal melintas masuk ke dalam indera pendengaran Kevin. Suara yang sudah tidak asing lagi dan hanya ada satu orang yang mempunyai suara manis seperti itu.

Kevin menundukkan jauh melihat ke bawah. Yeoja berambut coklat yang sangat dikenalnya dengan kulit cantik yang memancarkan indah sinar matahari seperti terpantul dari berlian. Jessica sudah berdiri di kaki pohon, mendongakkan kepalanya.

"SEDANG APA KAU DISANA?" Kata Jessica berteriak. Jika dia tidak berteriak, Kevin mungkin tidak bisa mendengar suara manisnya itu.

"KAU SENDIRI SEDANG APA DISINI?" Kata Kevin balik berteriak.

"Bagaimana kau bisa naik kesana? Turun!"

"Sebaiknya kau pergi, Jess."

Jessica terkejut saat kata-kata itu keluar dari mulut Kevin. Tidak pernah Kevin berkata seperti itu padanya. Pria itu terlihat tidak dalam mood yang baik.

"Ada apa, Vin? Jika kau ada masalah, kita bisa bicarakan itu. Turunlah!" Kata Jessica berusaha memahami situasi Kevin, meski dia tidak tahu apa.

"Percayalah, Jess. Kau tidak akan mau terus berada didekatku," kata Kevin dingin, mencoba membuat Jessica setidaknya pergi menjauh darinya.

"Apa maksudmu?"

"Kau tidak bisa terus ada didekatku. Jadi sebaiknya kau pergi."

Kata-kata Kevin terlalu kasar untuk diucapkan kepada perempuan. Begitulah menurut Jessica yang seperti dihujani beribu anak panah yang membuatnya sakit.

"Kevin.."

"Pergilah, Jess!"

"Tapi–"

"AKU BILANG PERGI!!"

Tiga kalimat itu sudah cukup membuat hati Jessica sakit. Tanpa bilang apa-apa lagi, perempuan itu membalikkan wajahnya– menyembunyikan air mata dari laki-laki yang telah membentaknya kasar. Dia melangkah pergi meninggalkan Kevin– yang tidak kalah sakitnya karena harus menyakiti perempuan yang ia cintai.

****

Keadaan semakin sulit bagi para Vampire. Meskipun mereka sudah tahu siapa Black Pearl sebenarnya, tapi masalahnya adalah Black Pearl kini menghilang. Bahkan para Wolf Boys tidak ada yang tahu dia kemana.

BEAUTY & BEASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang