Part 20

14 1 0
                                    

"Kau serius?"

"Kau tahu darimana?"

"Apa yang terjadi?"

Mereka terus menghujani pertanyaan pada Richard yang berhasil membuat mereka penasaran setengah mati. Richard sendiri harus meladeni setiap pertanyaan yang ditujukan padanya yang seakan tidak kunjung berhenti.

"Tenanglah! Akan ku jelaskan," kata Richard. Kesembilan temannya itu mulai bisa tenang dan duduk manis menunggu penjelasan dar Richard. "Kemarin, ayahnya Amy diculik oleh salah satu anggota vampire."

"Apa hubungannya ayah Amy dengan vampire?" tanya Leo penasaran. Sekarang dia merasa sangat khawatir kepada pria yang merupakan ayah dari gadis yang dicintainya, Amy.

"Ingat, ya! Aku mendengar semua ini tadi saat aku melintas didepan ruang kepala sekolah. Ada Pak Jim, Will dan Amy disana—"

"Will??" ucap mereka serentak.

"Yang kudengar, para vampire menculik ayah Amy hanya untuk dijadikan sandera. Yang mereka inginkan adalah Amy."

"Amy??" ulang Leo kaget. "Kenapa mereka menginginkan Amy?"

"Ini yang kudengar ya. Ingat! Darah Half Blood bisa menjadi racun bagi vampire. Itulah yang para vampire takutkan dari Amy. Saat kita menyadari bahwa darah Amy bisa untuk melawan mereka, mereka takut kita akan memanfaatkannya untuk menghancurkan mereka. Jadi mereka harus mendapatkan Amy sebelum kita tahu," jelas Richard panjang lebar.

"Sekarang kita sudah tahu. Kita bisa hancurkan vampire sialan itu," kata Alex bersemangat.

"Kurasa kita sudah telambat atau lebih tepatnya aku yang terlambat memberi tahu kalian," ujar Richard. "Amy berencana mengorbankan dirinya demi ayahnya dan kita. Dia percaya pengetahuan ayahnya tentang vampire dan werewolf bisa membantu kita mengalahkan Minho dan kelompoknya."

"LALU, SEKARANG DIA DIMANA?" tanya Leo panik.

"Kurasa dia sudah di hutan sekarang. Ku dengar Amy sudah ditunggu di hutan oleh para vampire itu," kata Richard tertunduk lemas. "Maaf. Aku tidak berpikir untuk menghalanginya."

Leo bergegas cepat. Meraih mantelnya yang ia gantungkan di sebuah gantungan kayu. Dia berlari ke arah pintu. Disusul oleh teman-temannya yang lain, dia bergegas keluar dorm dan pergi menuju hutan.

Saat dia keluar dari gedung dorm laki-laki, dia bertemu Will yang berjalan lemas dengan wajah muram. Leo segera mengahampiri Will dengan emosi yang meluap. Dia meraih kerah mantel milik laki-laki itu kasar dengan emosi yang telah memuncak.

"DIMANA AMY?"

Will diam saja. Bahkan dia enggan untuk menatap Leo.

"AKU BILANG, DIMANA AMY??" Leo berteriak lebih keras lagi.

Will menangkis kasar tangan Leo yang masih mencengkram mantelnya. "APA PERDULIMU? BUKANKAH KAU SUDAH TIDAK MENGINGINKANNYA LAGI? UNTUK APA KAU MENCARINYA?"

Richard, Alex, Bernard, dan Donald dengan cepat memisahkan Will dan Leo sebelum mereka berkelahi lagi. Kevin berdiri ditengah-tengah mereka sebagai penengah—tentu saja. Will dan Leo hampir tidak bisa menahan diri mereka untuk saling menyerang jika saja tidak ada yang menahan mereka. Nyaris saja tejadi berkelahian lagi.

"KAU MEMBIARKANNYA MATI, HAH?? DASAR KAU!!" Leo ingin sekali memukul setiap senti bagian tubuh Will yang bisa dijangkaunya, tapi tubuhnya sudah ditahan oleh 3 orang sekaligus.

"KAU SENDIRI YANG TELAH MEMBUAT MEMILIH UNTUK MATI KETIMBANG MEMPERTAHANKAN HIDUPNYA!!!"

Pertengakaran antara Will dan Leo telah mencapai puncaknya. Mereka sudah saling membenci satu sama lain. Mungkin tidak ada lagi kata damai diantara mereka. Hanya keajaiban yang mungkin bisa membuat mereka akur.

BEAUTY & BEASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang