****
Untuk kesekian kalinya, Leo kembali membuka matanya yang sangat berat. Kesadarannya tidak bisa sepenuhnya terkumpul secepat biasanya. Butuh waktu berberapa menit untuknya agar benar-benar sadar.
Dalam waktu sepersekian detik, Leo berpikir dia ada di Rumah Sakit seperti yang sudah sering ia alami. Namun ia sadar kalau ia salah saat pandangannya menangkap gambaran langit-langit rumah biasa berwarna biru langit.
Leo mencoba untuk duduk meski rasa sakit dan pusing menyerang kepalanya seperti ribuan jarum yang menusuk hanya untuk tahu dia ada dimana. Dia ada di sebuah kamar. Bukan kamarnya ataupun kamar lain yang ada di asrama. Kamar itu tidak begitu besar namun terlihat nyaman.
Rasa penasarannya tidak habis sampai disini. Leo berusaha bangkit dari ranjang– yang entah punya siapa– demi mengetahui dimana dia berada sekarang. Dia takut, dia ada ditempat musuh dan sudah menjadi tawanan mereka. Jika hal itu benar, hal paling buruk yang mungkin terjadi adalah kekuatannya sudah diambil.
Dia berjalan menuju pintu dengan memegangi semua benda yang bisa ia gunakan untuk membantunya berjalan. Kursi, meja, bahkan lemari sampai ia berhasil meraih kenop pintu kayu berwarna coklat gelap. Dia langsung terjatuh tepat saat pintu terbuka.
"Astaga, Leo!" Suara laki-laki yang terdengar terkejut adalah suara yang pertama kali Leo dengar selama 10 menit terakhir. Laki-laki itu membantu tubuh Leo yang sedang bersusah payah untuk bangun dengan kondisi yang masih lemah.
"Paman?" Kata Leo pelan. "Bukannya paman ini—"
"Kita bisa bicarakan nanti." Laki-laki itu cepat menuntun Leo kembali ke ranjang yang sebelumnya digunakan oleh Leo selama tidur panjangnya di rumah ini berberapa hari belakangan.
"Istirahatlah dulu. Keadaanmu belum sepenuhnya pulih."
Leo hanya menurut saja untuk kembali berbaring di atas ranjang asing yang ada di rumah yang juga asing.
"Bukannya paman ini ayahnya Amy? Benar, kan?" Ucap Leo yang berhasil mengenali sosok laki-laki yang ada di hadapannya.
"Kita pernah bertemu, kan? Saat kau mengantarkan Amelia pulang," kata Mr. George seraya menarik sebuah kursi ke sisi ranjang.
"Sudah berapa lama aku disini? Apa yang terjadi?" Tanya Leo bingung. Dia hampir tidak bisa mengingat apa yang terjadi sampai dia ada di rumah Amy dan... "Apa yang lain tahu aku disini?"
"Kau sudah hampir 3 hari disini. Aku menemukanmu tergeletak pingsan ditengah jalan saat hujan deras. Kau benar-benar tidak ingat?" Ujar Mr. George. Leo menggeleng pelan sedikit ragu. Dia bingung bagaimana bisa dia tergeletak begitu saja di tengah jalan saat terjadi hujan deras. "Tidak ada yang tahu kau disini. Bahkan Jim temanku. Aku sengaja tidak memberi tahu mereka."
Mr. George beranjak keluar sebentar, mengambil sepiring roti dan segelas air. Hanya itu yang bisa ia hidangkan untuk Leo. Dia tidak bisa memasak. Bahkan untuk memasak bubur saja dia tidak bisa. Satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah membeli makanan, seperti roti ini.
"Makanlah ini. Kau sudah hampir seminggu tidak makan," ucapnya sambil memberikan piring berisikan roti itu kepada Leo.
"Apa yang terjadi padaku?" Tanya Leo lagi. Wajar saja dia banyak bertanya seperti orang yang habis lupa ingatan. Dia, kan sudah tak sadarkan diri selama hampir 6 hari.
"Tenagamu habis. Kekuatanmu juga melemah. Hal itu membuatmu tak sadarkan diri seperti orang mati selama berhari-hari. Jim sempat panik karena kau tiba-tiba kabur dari Rumah Sakit dan menghilang. Sampai kau ku temukan pingsan di tengah hujan badai di malam kau kabur," kata Mr. George menjelaskan.
"Aku...kabur?" Ulang Leo seakan kaget.
"Iya. Kau tidak ingat?" Leo menggeleng cepat. "Tapi setidaknya ada kabar baik dari salah satu temanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY & BEAST
WerewolfINGAT INGAT NAMANYA BIAR GAK LINGLUNG NTAR!!! CAST Luhan EXO as Leonardo Hougwich Kris EXO as Kevin Wu Lay EXO as William Boltzmen Tao EXO as Edison Huang Sehun EXO as Stephan McCalee Xiumin EXO as Michaelangelo Porst Suho EXO as Francis Kelt Kai EX...