EPILOG

17 1 0
                                    

****

Washington D.C, 1996

Seorang pria—yang baru saja memarkirkan mobi miliknya—turun dengan gagahnya. Pakaian mahal yang rapih lengkap dengan dasi membalut pria itu dan semakin membuatnya terlihat tampan di umurnya yang ke-29. Pria itu memiliki tinggi 187 cm. Yap, dia memang sangat tinggi. Sebuah cincin melingkar di jari manis tangan kirinya, menandakan bahwa dia sudah menikah.

Pria itu tidak sendiri. Seekor anjing putih besar keluar dari mobil tepat setelah si pria keluar. Anjing yang telah mengabdikan diri selama hampir 13 tahun. Tak masalah bagi pria itu untuk membawa anjing ke tempat kerja. Well... karena dia lah direkturnya. Tidak ada yang berani melarang pria itu untuk membawa anjing saat bekerja, selama anjing itu tidak membuat masalah ataupun buang air sembarang. Tak ada yang perlu dikhawatirkan dari anjing itu.

Langkah pria itu tegap menuju lift dan langsung menuju lantai 20, dimana kantornya berada. Si anjing pun masih mengikuti dari belakang. Pria itu tidak banyak bicara apalagi pada anjingnya itu. Mungkin karena orang-orang akan berpikir dia gila jika melihat pria itu berbicara sendiri dengan anjing. Mereka tiba di lantai 20 dalam waktu kurang dari 10 menit. Pria itu hanya bertemu dengan sekertarisnya tepat setelah keluar dari lift karena lantai 20 bena-benar lantai khusus untuknya.

"Selamat pagi, Mr. Wu," sapa si sekertaris, berdiri sambil membungkuk ke arah pria itu. "Selamat pagi, Fleur." Sekertaris itu juga tak melewatkan bagian menyapa anjing. Hal itu sudah menjadi kebiasaan di tempat ini.

"Pagi, Mrs. Pott," balas Kevin dengan wajah ramah.

Dia kembali berjalan memasuki sebuah pintu besar menuju ruangan miliknya. Ruangan kantor sebesar 15 x 10 meter itu adalah tempat bekerjanya selama 8 tahun terakhir sejak ayahnya memutuskan untuk pensiun dan menyerahkan jabatannya pada anak tunggalnya. Kevin meletakan kopernya diatas meja kayu yang kemudian merebahkan sejenak tubuhnya diatas kursi. Dan seketika dia tersenyum.

Beberapa minggu terakhir, Kevin merasakan kebahagian yang luar biasa sejak kelahiran anak pertamanya pada tanggal 24 Oktober kemarin. Dia selalu terbayang wajah gadis mungil yang membuatnya selalu merasa senang. Malaikat kecil yang lahir dari rahim istrinya, Jessica. Dia tidak pernah merasa sebahagia ini. Hidupnya terasa sempurna.

Fleur melihat Kevin bahagia juga selalu terbawa senang. Semenjak hari itu, Fleur memutuskan untuk mengabdi pada Kevin dengan penyamaran sebagai seekor anjing rumahan. Beruntungnya dia karena Jessica tidak pernah keberatan dengan keberadaan Fleur dari dulu sampai sekarang. Dia merasa lebih baik dan terus membaik tanpa merasa terperangkap lagi. Hidupnya seketika berubah sejak hari itu.

Tok.. Tok.. Tok..

Pintu besar itu diketuk berberapa kali dan dengan izin Kevin, Mrs. Pott masuk dengan berberapa amplop surat ditangannya. Wanita berumur 27 tahun—yang baru saja kembali dari cuti menikahnya—berjalan mendekati meja besar milik bossnya dengan suara heels yang terdengar memenuhi seluruh ruangan. Wanita itu menyerahkan surat-surat tadi kepada Kevin, atasannya.

"Hari ini ada kiriman surat, Sir."

"Thank you, Mrs. Pott," ucap Kevin seiring sekertarisnya pergi meninggalkan ruangan.

Satu-persatu dia lihat nama pengirimnya dan diantaranya dia menemukan surat dengan pengirim bernama Leonardo Hougwich. Dia terkejut sekaligus senang melihat surat itu. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan temannya yang satu ini.

London, 1996

Leonardo Hougwich

Dear my friend, Kevin Wu

Hello there! Susah sekali mencari alamat keberadaanmu. Sekarang aku hanya bisa menemukan alamat tempatmu bekerja. Lain kali, berikan alamat yang jelas!

BEAUTY & BEASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang