Bab 17. Too Young To Be B*tches

1.4K 153 34
                                    

a/n:

untuk bab sebelumnya gue mau sedikit jelasin tentang yang ancaman Rizal bakalan ngeblokir akses Hitam ke keuangan perusahaan. Mungkin ada yg bingung kenapa bisa gitu, padahal kan pemimpin tertinggi perusahaan itu Hitam, kok Rizal bisa ngancem kayak gitu. Jadi, di MBC Series 1 gue udah jelasin kan kalo Hitam sama Rizal itu ngebangun perusahaan sama-sama. Dan bab awal The Dregs juga gue kasih tau kalo Hitam jadi CEO karna Rizal ngerasa memang Hitam yang jauh lebih pantes untuk memimpin perusahaan. Intinya mereka sama-sama pemilik, jadi kalo salah satu dari mereka merasa dirugikan--kayak Hitam yang punya pengeluaran sebanyak 1,2 milyar cuman dalam satu bulan dan tentunya disini Rizal yang dirugikan--yang lain bisa untuk ngeblokir yang satunya dalam ngambil uang perusahaan.


Selamat membaca, jangan syok dan jangan lupa vote dan komen ya. Karena mungkin banyak yang kalian pengen tanyain di bab ini :"V


psst! sering-sering komen yuk, nanti gue dedikasiin di bab depan :")





"Glad to see you here."



Marissa tersenyum, menyembunyikan keterkejutannya akan kehadiran Arumi di ruang kerjanya yang tidak terduga. Ruangan yang didominasi warna pastel—yang seharusnya terasa nyaman—mendadak menjadi begitu pengap. Bagaimana tidak jika di dalamnya terdapat dua orang perempuan cantik yang saling menguarkan aura permusuhan. Meskipun bibir mereka menarik sebuah senyum, satu sama lain tidak buta untuk dapat mengartikan senyuman itu.



Biarlah, Marissa tidak akan menanyakan bagaimana Arumi bisa mengetahui letak kantornya. Lagipula itu sepertinya bukan sesuatu yang penting, mengingat bagaimana perang dingin yang kini berlangsung diantara mereka.



"Sori mendadak mampir, kebetulan lewat jadi ya sekalian aja." Ujar Arumi sesaat setelah Marissa mendudukkan diri di seberangnya.



Mengangguk maklum, Marissa kemudian bertanya, "Jadi?" merujuk pada maksud kedatangan perempuan itu ke kantornya. Rasa-rasanya tidak mungkin Arumi menyempatkan diri untuk mampir kalau hanya sekedar kebetulan lewat, alasan macam apa pula itu, jelas-jelas mereka tidak memiliki jenis hubungan yang bisa dikatakan dekat. Maka dari itu Marissa yakin perempuan itu datang dengan sengaja karena memang ada maksud dan tujuannya, bukan kebetulan seperti yang dikatakan.



Mimik wajah Arumi yang sebelumnya berusaha untuk ramah langsung berubah. Matanya menyorot tajam, dan tidak ada lagi senyum yang terlihat. "Tentang Hitam,"



"Apa kabar tunangan kamu? Saya harap hubungan kalian baik-baik aja."



Arumi menggeram mendengar kalimat yang penuh kemunafikan itu. Jengkel ketika Marissa berkata demikian disaat dirinyalah yang menjadi ancaman akan keberlangsungan hubungannya dengan Hitam ke depan.



"Semuanya bakalan baik-baik aja kalo lalat kecil nggak tau diri itu nggak pernah muncul."

The DregsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang