Bab 3. Simply Question

2.4K 230 28
                                    

gue update malam banget heuheu, semoga masih ada yg baca :"V



Hari Minggu sudah tiba, hari dimana acara perayaan ulang tahun PT. Mahanipuna Design yang ke 7 tahun. Demi terlaksananya pesta yang mengagumkan, Hitam sampai rela mengadakan pesta ulang tahun perusahaannya disebuah ballroom hotel berbintang. Jangan sekali-kali untuk meragukan kualitas pesta ini, karena bagi Hitam ini bukan hanya sekedar pesta perayaan hari jadi perusahaannya saja.


Kalau dihitung-hitung masih ada sekitar Tiga jam lagi sebelum pesta dimulai. Tapi dirumah, Hitam dan Rizal sudah terlihat sangat sibuk. Hitam berkali-kali mengecek pakaiannya dan Rizal yang berkali-kali berdiri didepan cermin, memastikan apakah bokser yang ia gunakan serasi dengan setelan jasnya. Entahlah. Bahkan Arumi saja yang notabenenya adalah seorang perempuan tidak terlihat sesibuk kedua laki-laki dewasa itu.


Bahkan Sam yang tengah bermain dengan PSP yang berada ditangannya sangat merasa terganggu, terganggu oleh suara bising yang dihasilkan oleh kedua orang itu. Belum lagi ketika mereka berdua saling berbicara, dengan Hitam yang berada dilantai satu dan Rizal yang berada dilantai dua. Suaranya bahkan bisa mengalahkan bunyi ledakan pesawat yang dihasilkan oleh PSP milik Sam ketika menerima kekalahan.


"Masih ada sekitar Tiga jam lagi loh, Bapak-Bapak." Arumi mengingatkan sambil duduk manis disebelah Sam yang masih sibuk dengan PSP-nya—mencoba untuk mengabaikan keributan yang disebabkan oleh dua orang laki-laki yang dipertanyakan kedewasaannya.


Hitam keluar dari kamarnya yang berada tepat disisi kiri tangga. Ia sudah memakai setelan jas lengkap dengan dasi yang masih melingkar disekitar lehernya. Langkahnya dengan cepat membawanya ke hadapan Arumi. Meminta tanpa suara agar perempuan itu memasangkan dasinya.


"Acaranya emang jam tujuh, tapi kita nggak mungkin datang jam segitu. Masih banyak hal yang harus di cek supaya nggak ada hal yang kurang nantinya."


Sambil membentuk dasi Hitam, Arumi hanya mengangguk mendengarkan kata-kata Hitam.


"Bos besar mah beda." Arumi mencibir.


"Cie cembukur." Suara gelak tawa Hitam diiringi dengan tangannya yang mengacak rambut perempuan itu.


Sedetik kemudian Arumi ikut tertawa. Matanya membentuk bulan sabit dan wajahnya menjadi begitu menggemaskan, meskipun perempuan itu sudah tidak bisa dibilang masih muda. Tetapi kecantikannya seperti tidak mengenal usia. Hitam yang melihat akhirnya membawa perempuan itu kedalam pelukannya, ia memberikan sebuah kecupan sayang dikening Arumi.


"Eh bangsat! Lo berdua nunjukin adegan senonoh apaan didepan Sam?" tiba-tiba Rizal yang sedang menuruni tangga berteriak melihat adegan mesra yang tengah dipertontonkan oleh kedua pasang anak manusia itu.


Untuk sesaat Hitam dan Arumi menatap kearah Sam, memang mereka lupa kalau disana juga ada anak kecil. Tapi untungnya Sam terlihat masih sibuk dengan PSP ditangannya.


"Ngiri aja lo, makanya dari dulu gue suruh juga untuk—"


The DregsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang