"YUKIIIIIII!!!!"
TUTTT TUTTTT
Nina berteriak histeris sembari menutup kedua indera penglihatannya dengan tangan ketika kereta itu hendak menambrak Yuki dan Angel hingga akhirnya si kereta itu melaju terus berlalu sampai melewatinya. Nina ngeri gak sanggup jika harus melihatnya.
" Yuki ." Desis Nina berduka. kedua pipinya sudah basah berlinang airmata. Nina, dengan perlahan berjalan mendekat yang masih di lindasi gerbong gerbing kereta.
Sungguh pikirannya sudah membuntu sekarang . Yuki sepertinya tak terselamatkan.Tak jauh disebrang sana, disebrang rel kereta itu nampak seorang remaja berpakaian basket berdiri tegap memeluk seorang gadis yang entah siapa itu. Erat remaja tampan itu memeluk gadis tersebut. Sesekali ia juga mengecup dan mengelus rambut panjang kecokelatan si gadis. Desahan nafasnya yang memburu perlahan padam menjadi normal kembali.
" Stefan, tolongin aku, hiks Stefan, hiks, Stefan, aku takut.. hiks hikss aku takut.. tolongin aku., " Pinta si gadis menggumam pelan disela isakan isakan kecilnya menyebut nama Stefan
" Iya tenang ya gapapa aku disini. Kamu aman sekarang. Aku gak akan biarin kamu kenapa napa. Udah ya jangan nangis, aku gak tahan liat kamu nangis. Udah ya sayang " Sahut si remaja tampan itu yang memang adalah Stefan.
Nina menghela lega, tangisnya pun terhenti dan di gantikan oleh rekahan bibir meronanya
di hentikannya niat untuk menyebrang rel itu. Ia kini hanya berdiri disamping tempat kejadian yang sudah diceceri tetesan tetesan darah sambil tersenyum melihat adegan romantis itu." Syukurlah. " Gumamnya sumringah
" Aku takut." Gadis didalam pelukan Stefan itu kembali menggumamkan kalimat. Tubuhnya yang sedari tadi bergetar makin dipeluk erat oleh Stefan. Kedua tangan gadis itu meremas kaos basket Stefan kuat kuat sedangkan kepalanya di tenggelamkan ke dada bidang Stefan. Ia memang sangat ketakutan sekarang.
" Iya aku tau. Gapapa Yuki jangan takut lagi ya, tenang aku disini kok , tetep disini, gak akan kemana mana." Jawab Stefan lembut, mengelus rambut Yuki.
flashback on
Sedetik setelah Yuki berlari pergi, dengan cepat Stefan berlari mengejarnya. Setiap tempat disekitar stadion disusurinya sungguh Stefan sangat khawatir jika Yuki salah paham atas kejadian dengan Bella tadi. Kejadian itu, kejadian yang sama sekali gak disengaja. Ketika itu Bella yang baru datang bermaksud menghampiri Stefan untuk mengucapkan selamat. Tapi tanpa diduga high heelsnya tersangkut penahan kursi penonton hingga mengakibatkan highheelsnya patah dan membuatnya hampir terjatuh. Tapi stefan yang duduk di hadapannya dengan cepat menopang, menolong Bella. Dan posisi mereka seakan sedang berpelukan atau ciuman
bukan hanya Stefan yang khawatir dan cemas. Bellapun demikian ia yanh ikut mengejar Yuki tiba tiba teringat tempat apa yang terkadang didatangi Yuki jika sedang marah atau sedih, sakit hati seperti sekarang ini. Cepat cepat ia pun mengajak Stefan ke rel kereta api tempat yang membuatnya menjadi sahabat Yuki hingga saat ini.Sampai di rel kereta, Bella dan Stefan sangat sangat kaget melihat jauh di sana Yuki tengah berkelahi dengan Bella dan yang terparah, tak jauh dari Yuki dan Angel sebuah kereta melaju kencang. Tanpa pikir panjang lagi Stefan pun berlari cepat untuk menarik Yuki agar keluar dari rel tersebut.
flashback off
" Stefan?" Yuki mendongak, ia baru menyadari siapa pria yang memeluknya ini.
Stefan tersenyum tipis menatap lembut mata Yuki yang sudah bengkak sayu dan memerah itu. Dilepasnya pelukan itu, tangannya beralih memegang kedua pipi cubby Yuki. Mengusap setiap inchi garis kulit Yuki, menghapus
seluruh butiran butiran bening yang telah membanjirinya, menghapusnya lembut penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Love
Teen FictionHanya menceritakan bagaimana perjuangan seorang lelaki mendapatkan hati gadis pujaannya. Gadis yang telah membuat ia merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Segala cara ia lakukan untuk mendapatkannya. Ia tidak perduli walau...