Story Of Love Bagian 41

236 33 0
                                    

" Stef. Stefan ." Panggil Yuki lembut menepuk pelan pipi Stefan yang masih terlelap dipangkuannya membuat Stefan mengerang menggeliat kecil terbangun dari tidurnya yang dapat dikategorikan cukup nyenyak

" Bangun dulu  Stef nanti tidurnya dilanjutin lagi didalem udah nyampe didpan rumah kamu nih kalo tidur didalem mobil nantinya badan kamu sakit semua loh. Ayok bangun. " Ujar Yuki lembut memberi tahu Stefan yang kembali memejamkan matanya yang terbuka sekilas.

Stefan pun menurut saja, dengan nyawanya yang baru sedikit terkumpul ia bangkit dari tidurnya malas-malasan sembari sesekali menguap tanda benar-benar masih sangat mengantuk.

" Sini aku bantuin. " Yuki mengulurkan tangannya membantu Stefan turun dari mobil setelah ia turun terlebih dahulu.

Yuki membopong Stefan  membantu cowok berstatuskan kekasihnya itu memasuki rumah megah nan mewah di hadapannya dengan perlahan.

" Tidur yang nyenyak ya biar badan kamu fit buat tanding besok " Bisik Yuki ke telinga Stefan yang tengah berbaring diatas ranjang dengan lembutnya.

Yuki kemudian membenahkan posisi selimut yang menyelimuti tubuh Stefan agar lebih rapi lalu menyilangkan poni rambut Stefan agar dapat mengekspos jelas kening Stefan yang terbilang cukup luas. Dikecupnya singkat kening kekasihnya lalu kemudian lanjut berbisik lagi "aku pulang ya ".

Usai melambai kecil ia pun beranjak dari posisinya yang duduk ditepi ranjang tepat disamping Stefan lalu keluar dari kamar bernuansa putih biru itu.

***

Raut tegang dan serius nampak jelas tertera diwajah Yuki. Badannya di condongkan ke depan dengan dagu disangga oleh ke dua tangannya yang mengepal bertopang pada meja di hadapannya. Pak Jumadi sopir pribadi Stefan juga memasang mimik wajah dan pose tubuh yang serupa dengan Yuki.
Sebuah kain putih berukuran sekitar 5-6 cm di ikat melingkari kepala keduanya dengan tulisan sebuah kalimat yang berbeda. " Never mundur!" Tertera di kain yang terikat dikepala pak Jumadi, itu karangan Yuki dan " Ora takut!"  Tertera dikain yang terikat dikepala Yuki, dan itu karangan pak Jumadi tentunya.

Semua para pelayan, satpam dan pekerja rumah Stefan berdiri mengelilingi ke duanya nampak sekali keantusiasan dan ketegangan diwajah mereka semua kala itu. Pandangan Yuki, Pak Jumadi dan semua yang hadir mengelilingi keduanya fokus tertuju pada benda yang ditengah meja di hadapan Yuki.

'PAPAN CATUR' itulah benda yang mereka pandang, benda yang membuat mereka tegang .Sekarang Yuki dan Pak Jumadi sedang bermain catur dengan ditonton oleh para pekerja rumah Stefan. Yuki ternyata tidak jadi pulang karna ketika ia hendak pulang ia tak sengaja melihat Pak satpam dan Pak Jumadi bermain catur. Yuki antusias melihatnya hingga akhirnya iapun menonton lantas bermain dengan Pak Jumadi.

"  Ternyata kalian semua pada kumpul disini. Pantesan dipanggil-panggil gak ada yang nyaut!" Sahut seorang remaja 'bule' berkacak pinggang sambil geleng geleng kepala berdiri beberapa meter dari tempat para pelayannya berkumpul.

Sontak mereka para pelayan, pekerja , satpam , dan pak sopir pun terkaget dibuatnya. Mereka tahu suara siapa itu, Ya tentu siapa lagi kalau bukan Stefan.
Cepat-cepat tak kurang dari 5 detik mereka telah berjajar rapi menghadap pada Stefan dengan kepala yang kompak ditundukan.

"  Maafkan kami Tuan Muda." Ucap mereka kompak.

" Iya gapapa dimaafin kok tapi jangan diulangin lagi ya ." Jawab Stefan

" Lagian kalian ngapain sih pada ngumpul disini? Kaya yang kurang kerjaan aja. Atau lagi pada ngegosip, arisan ?"  Tanya Stefan ingin tahu, ia berjalan mendekat pada para pekerjanya itu.

" Hai Stef. hehe" Sapa Yuki cengar cengir gak jelas. Sambil melambai kecil , ia muncul dari belakang jajaran para pelayan yang menghalanginya.

" Yuki?" Stefan kaget dan dibalas dengan cengiran kuda oleh Yuki.

Story Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang