CHAPTER 22

6.3K 509 58
                                    

Oke, I'm back!!

Mulai sekarang, gw akan ngepost cerita Beauty of Protection secara rutin. Semoga gw bs ngepost seminggu satu chapter ya, guys!

Ada sedikit perubahan disini! Karena Alexa pernah mengikuti program perlindungan saksi berarti nama aslinya tidak boleh digunakan. Jadi, setelah gue pertimbangkan nama lahir Alexa adalah Brianna Mann. Tapi, FBI merubahnya menjadi Alexandra Harvard untuk menyembunyikannya dari kakaknya yang psikopat! So, jangan bingung kalau ada nama Brianna di chapter ini! Because Brianna itu adalah nama lahir Alexa.

Happy reading!

..............................................................................................

Aku meminum teaku ketika Henry keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk di bagian bawahnya. "Hm... aku tahu pandangan itu. Tapi, precious... kita sudah telat masuk ke sekolah dan kau sudah membuatku telat dua kali dalam satu bulan ini. "Aku hanya mengangkat bahuku dan menampilkan wajah datar kepadanya. "Jangan berwajah inosen seperti itu, Alexa! Kau tahu kelemahanku, bukan?"

Aku menahan senyum ketika mendengar gerutuan Henry. Aku mengambil noteku dan menulis.

Apa kau tidak ingin meliburkan diri hari ini?

Henry tampak tertarik dengan tawaranku jika dilihat dari wajahnya tapi pria itu segera menggelengkan kepalanya dan mengenakan pakaiannya. "Thank you, precious. Tapi, aku tidak akan tergoda dengan tawaranmu. Ayo kita pergi ke sekolah!"

Aku tersenyum ketika melihatnya memakai bajunya. Dalam waktu setengah jam, aku sudah siap berada di dalam mobilnya. Hari ini, Henrylah yang akan mengantarku ke sekolah karena bawahan Liam harus mengecek perkembangan Dexter di FBI. Aku tersenyum saat Henry membukakan pintu mobil untukku. Saat bersamanya, senyuman sellau tercetak di wajahku. Suatu hal yang jarang kulakukan sejak dulu. Jika bisa dijumlah, senyumanku beberapa bulan ini lebih banyak dibandingkan dengan total senyuman selama tujuh belas tahun hidupku.

*******

"Sampai ketemu di kelas nanti!" ujar Henry menurunkanku di bagian belakang sekolah yang sepi. Ia mencium dahiku sekilas sebelum memakirkan mobilnya di parkiran.

Aku masuk ke sekolah dengan senyuman lebar di wajahku. Langkahku berhenti ketika Naomi berdiri di depanku. Aku segera memegang dadaku dan menatapnya dengan jengkel. Aku menarik nafas panjang ketika aku mulai membaui sesuatu yang menyengat dari tas kecil Naomi. Aku mengeluarkan noteku dan menulis.

Kau membuatku terkejut!

Naomi mengangkat salah satu alisnya dan tidak tersenyum. "Kita harus berbicara!"

Akhirnya kau mau berbicara kepadaku setelah menghindariku hampir selama sebulan ini!

Wajah Naomi tampak merasa bersalah setelah membaca tulisanku. Ia menarik nafas panjang dan menatapku. "Maafkan aku, Alexa. Aku mempunyai alasan untuk menjauhimu!" ujarnya pelan. Aku menaikkan salah satu alisku dengan pandangan bertanya. "Aku berusaha menata kembali perasaanku terhadap adikmu. Aku memutuskan untuk melupakannya setelah Ia berkata tentang perempuan impiannya itu."

Aku menahan nafas ketika mendengar nama Adrian dan perempuan impiannya.

Apa kau tahu siapa perempuan yang dibicarakan oleh Adrian?

Naomi menatapku dengan tatapan yang sulit kutebak. "Aku tidak berniat untuk mencari tahu siapa perempuan itu dan sekarang aku sudah siap untuk mencari pria lainnya."

Aku tersenyum kepadanya.

Kau pasti akan menemukan pria sempurna lainnya yang mencintaimu dengan tulus.

Beauty of ProtectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang