CHAPTER 6

12.7K 772 26
                                    

DISAMPING ADA LAGUNYA FIST TIME I EVER SAW YOU NYA CELINE DION>>> 

ENTAH KENAPA TUH LAGU YG JD INSPIRASI GW BUAT CERITA INI

...................................................................................................


Aku membeku ketika Naomi sudah tidak ada lagi di tempat terakhir aku meninggalkannya. Mataku menjelajahi seluruh ruangan di club tapi sekali lagi aku tidak menemukan sahabat baikku itu. Aku mengeluarkan handphone dari tasku dan mencoba menelepon Naomi dan menemukan kalau Naomi telah mematikan handphonenya.

Aku menggigit bibirku dengan cemas dan memutuskan untuk mencari Naomi di sekitar club. Mungkin dia sedang berdansa dengan salah satu pria. Aku khawatir dengan keadaan Naomi, dia baru saja menyadari kalau orang yang selama ini dia cintai ternyata tidak memiliki perasaan yang sama kepadanya. Naomi selalu melakukan hal yang tidak masuk akal saat dia sedih atau marah.

Suara musik yang berkumandang di club, membuatku menatap telingaku dengan gemas. Hampir lima menit aku mencari keberadaan Naomi, tapi tidak mendapatinya dimanapun dalam club ini.

Saat aku sudah akan mulai memberi pesan kepada Adrian untuk membawa bala bantuan untuk mencari Naomi, aku mendapatkan sebuah pesan dari sahabatku itu. Dia mengatakan kalau dia pulang lebih dahulu karena tidak enak badan. Aku menggelengkan kepalaku, tidak mempercayai alasannya. Mungkin, dia bersenang – senang dengan teman barunya dan untuk kali ini aku membiarkannya.

Aku menatap sekelilingku dan tatapanku berhenti. Dia duduk di salah satu meja dengan segelas bir di tangannya dan satu lagi tangannya berada di bawah payudara seorang wanita berambut pirang. Sedangkan di sisi lainnya, tangan wanita lainnya memegang dada Mr Presscot.

Aku merasakan nafasku berubah menjadi pendek karena emosi yang tidak kukenali mulai tumbuh. Tenang, Alexa. Tenang. Itu bukan urusanmu dengan siapa Mr Presscot menghabiskan waktunya. Tapi, ketenanganku segera runtuh ketika si wanita pirang mencium bibir Mr Presscot.

Aku menekan kukuku pada salah satu tanganku dengan keras.

Tidak bisa dibiarkan. Aku segera berjalan menghampiri mereka dan menerobos keramaian lantai dansa. Beberapa orang menyumpahiku ketika aku menyenggol mereka. Sepertinya keramaian yang kubuat membuat Mr Presscot tersadar dari acara make out nya – karena dia menatapku. Tapi dia tidak terlihat terkejut atau apapun. Alisnya terangkat dan dia tersenyum melihatku. Apa yang dilakukannya?

Langkahku segera berhenti ketika aku menyadari sesuatu. Dia sengaja melakukannya untuk mempermainkanku. Dia sengaja berciuman dengan wanita itu hanya untuk membuatku cemburu. Henry Presscot ingin mempermainkanku tapi dia mencari masalah dengan wanita yang salah. Dua orang bisa bermain.

Aku mengubah arahku menuju ke lantai dansa. Tanpa perlu waktu yang lama aku menemukan apa yang kucari. Beberapa pria mulai memberiku penawaran untuk berdansa dengan mereka tapi aku tidak memilih dengan asal. Aku menatap seorang pria yang mungkin berusia dua puluh tahunan, berambut pirang, bermata biru. Seorang pria tampan yang harusnya bisa membuatku tertarik. Tapi saat tangannya menyentuh tanganku, aku tidak merasakan apapun seperti yang dilakukan oleh sentuhan tangan Mr Presscot.

Aku segera mengalungkan tanganku pada lehernya untuk mencegah diriku berubah pikiran. Tanpa perlu waktu lama pria itu memegang punggungku dan menariknya hingga dadaku menekan pada dadanya. Dengan kedua tangannya, Ia meraup wajahku dan menciumku menggunakan lidahnya. Pada awalnya, aku mendorongnya pelan ketika bibirnya menyentuh bibirku.

Ciuman ini terasa sangat salah dan membuatku tidak nyaman. Aku sudah hendak menolaknya ketika bibir pria itu tidak lagi menyentuhku. Aku berteriak ketika melihat pria itu sudah terjatuh di lantai dengan Mr Presscot yang berlutut di sebelahnya dan mulai menghajarnya. Aku melihatnya dengan ngeri ketika tulang hidung pria itu tampak bengkak dan mengeluarkan darah. Pria itu tampak marah dan mulai menjegal Mr Presscot dan mulai balas menghajarnya. Beberapa saat kemudian kerumunan di sekitar kami mulai menjauh memberi jalan untuk tiga orang berbadan besar.

Beauty of ProtectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang