Aku menatap di luar bangunan besar berwarna putih yang sangat indah itu. Setiap orang pasti akan berhenti dan melihat villa di depanku ini dua kali. Siapa sangaka walaupun bangunan tersebut menampilkan arsitektur yang tiada taranya, tapi di dalamnya terdapat seorang wanita yang di sekap.
Henry mengetuk setir di dalam mobil dengan tidak sabar dan matanya dengan nyalang mengawasi pintu belakang bangunan tersebut. Aku tahu dia juga ingin masuk ke dalam sana dan menghabisi Dexter dengan tangannya sendiri. Entahlah, walaupun semua orang memanggilnya Freddy, tapi aku tetap terbiasa memanggilnya dengan nama kecilnya.
Aku tidak mengetahui rencana Dexter dan alasan mengapa dia menculik Audrey. Apa dia terobsesi dengan Audrey? Entahlah, itu bukan seperti dirinya. Dexter Mann memang adalah seorang pria berbahaya yang licik, tapi dia bukan tipe penjahat yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan seorang wanita. Itu bukan seperti gaya seorang keluarga Mann. Dad dan Dexter menganggap wanita adalah sampah yang bisa mereka gunakan untuk bermain, tapi bukan sebagai objek obsesi. Bahkan, mereka tidak bisa menggunakan wanita yang sama lebih dari dua kali. Jadi apa rencana Dexter terhadap Audrey?
"Hei." Sebuah sentuhan lembut pada tanganku membuatku menoleh dan melihat wajah kekasihku yang tersenyum. Aku menyukai semua tentang Henry Presscot. Senyumannya, matanya, maupun jiwanya. "Audrey pasti akan baik – baik saja. Mereka semua pasti akan berhasil menolongnya."
Aku mengangguk dan kembali menatap ke arah bangunan tersebut. "Aku tahu Audrey pasti akan baik – baik saja," ucapku pelan. Aku optimis kalau Liam dan Hunter akan berhasil menyelamatkan Audrey.
Aku memaksa ikut karena aku ingin memastikan kalau Henry tidak akan ikut ke dalam sana, tidak akan membahayakan diri di dalam sana. Dia pasti tidak akan mendengarkanku kalau aku menyuruhnya untuk diam di rumah Soraya karena Henry ingin menghadapi Dexter dengan tangannya sendiri juga melindungi Hunter. Maka dari itu aku memaksa untuk ikut dengan menggunakan sikap protektifnya dia pasti tidak akan mungkin meninggalkanku sendiri di tempat berbahaya tanpa perlindungan yang dipastikan olehnya. Dan rencanaku berhasil. Henry tidak mempercayai siapapun untuk melindungku di tempat ini, kecuali dirinya sendri.
Jangan salah sangka, aku menyayangi Audrey dan sangat peduli dengannya. Aku juga sangat khwatir tentang keadaannya. Tapi, kalau harus memikirkan kemungkin Henry akan terluka dan dalam bahaya lagi – aku tidak bisa melakukannya. Aku sudah cukup harus merasakan betapa sakit dan kesepiannya tujuh tahun terakhir tanpa kehadirannnya. Aku tidak akan bisa melewatinya, jika harus mengalaminya lagi. Aku memang terdengar egois, tapi aku hanya ingin melindungi orang yang paling berharga dalam hidupku.
Aku berdoa di dalam hati agar Tuhan selalu menyertai Audrey. Dia bukan sekedar sahabatku, tapi dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri.
Lamunanku berhenti saat Henry memegang tanganku. Henry menyipitkan matanya melihat ke arah depan, aku buru – buru mengikuti arah pandangannya dan menemukan sosok yang berlari keluar dari rumah tersebut. "Alexa, kau tunggu disini!" ujarnya lalu langsung keluar dari mobil, tanpa dapat kucegah terlebih dahulu.
Aku segera keluar dari mobil juga tidak lama kemudian tepat saat Henry menangkap sosok itu yang sekarang sedang meronta – ronta ingin melepaskan diri. Aku segera mendatangi mereka berdua dan terkejut ketika menemukan sosok wanita, alih – alih sosok pria.
"Dia Anna Throne!" ujar Henry memberitahuku. "Aku melihat fotonya saat Liam mencari data tentang dirinya."
"Lepaskan aku!" teriak Anna dengan marah.
Aku menatap wanita yang ikut berencana melakukan penculikan kepada Audrey. Ketika aku membayangkannya – aku mengira wanita bernama Anna adalah wanita berbadan kekar dan menakutkan, tapi dengan kenyataannya semuanya berbeda jauh. Anna memiliki wajah oriental barat – timur, dengan mata sipit berwarna caramel, rambut sebahu kehitaman, tubuh putih tinggi seperti model. Apa yang dilakukan wanita secantik ini dengan berkerja sama dengan seorang psikopat?
![](https://img.wattpad.com/cover/14886413-288-k460172.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of Protection
RomantizmHenry adalah api, dan Alexa adalah es. Dua orang yang berbeda dipertemukan oleh sebuah takdir. Bagaimana jika dari awal mereka memang tidak boleh bersatu, tapi mereka memaksakan takdir atas nama cinta. Dapatlkah perlindungan yang ditawarkan oleh Hen...