CHAPTER 3

14.7K 777 22
                                    

Oke, gw kembali lagi dengan cerita Henry and Alexa. Bwat semuanya yg nunggu cerita ini, sorry bngt kalo membutuhkan waktu lama buat gw bisa nemuin ide. Nah, giliran udah daper ide giliran laptop gw yg rusak and karena liburan panjang semua toko tutup, and gw g bisa benerin nih laptop.

------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Miss Harvard? Saya tanya sekali lagi alasan anda datang terlambat?" tanyanya tanpa mengalihkan tatapannya dariku sedetik pun. Wajahku memerah ketika menyadari kalau aku tidak bisa menjawab pertanyaannya dan note penolongku juga kutinggalkan di meja bagian belakang. "Miss Harvard, jika kau tidak segera menjawab pertanyaanku, terpaksa aku akan menghukummu."

Naomi mengangkat tangan dan berdiri. Wajahnya tampak prihatin melihatku dipermalukan di depan kelas. "Mr Presscot. Maafkan saya karena mengintrupsi pertanyaan anda, tapi Alexa tidak bisa menjawab pertanyaan anda karena dia tidak bisa menjawabnya."

Mr Presscot mengalihkan pandangannya dariku dan menatap Naomi. Aku bisa melihat wajah Naomi seketika memerah ketika pria tampan yang ternyata berubah menjadi guru baruku ini ganti menatapnya. Terima kasih, Tuhan – ternyata bukan hanya aku yang mengalami gangguan otak. "Dan, maksud anda...." Pria itu melihat map yang dipegangnya sekali lagi. "Miss Smith?"

Naomi menarik nafas sekali lagi dan aku hampir tersenyum melihatnya. "Ka – er. Karena dia memiliki ketidakmampuan untuk berbicara."

Mr Presscot menatap Naomi dan aku bergantian dengan wajah bingung. "Apa yang hendak diberitahukan oleh Miss Smith adalah kalau anda, Miss Harvard tidak bisa berbicara?"

Aku menatap lantai dengan wajah memerah dan menganggukan kepalaku dengan malu. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa malu dengan ketidakmampuanku. Beberapa detik kemudian yang merupakan waktu paling lama yang pernah kulalui adalah kesunyian. "Miss Harvard, anda boleh duduk kembali di kursi anda. Saya akan memaafkan keterlambatan anda di hari pertama. Tapi jangan melakukannya di lain waktu, oke?"

Aku menganggukan kepalaku sekali lagi, tanpa menatap matanya. Aku menatap sekelilingku dan melihat tempatku terdahulu sudah diambil oleh seseorang. Naomi menatapku dengan wajah meminta maaf. Aku mengambil tasku dari meja Naomi dan menatap sekelilingku yang hanya meninggalkan tempat duduk di paling depan tengah. Aku menggigit bibirku dan duduk di tempat tersebut.

"Nah, saya akan lanjutkan perkenalan yang harus berhenti di tengah karena gangguan dari Miss Harvard," ujarnya menatapku sekali lagi, membuatku menunduk malu. "Nama saya Henry Presscot. Sebelumnya saya pernah mengajar selama satu tahun di London, sebelum akhirnya pindah ke New Jersey." Mr Presscot berdiri di depan mejaku dan meletakkan tangannya di ujung mejaku. "Karena kalian semua tidak mengenali saya, jadi hari ini mari kita mencoba saling sedikit mengenal satu sama lain."

Delilah, mantan pacar Adrian yang duduk di bangku paling belakang segera meloncat berdiri dan mengangkat tangannya. "Berapa umur anda, Mr Presscot?"

"Dua puluh tiga," ujar Mr Presscot tersenyum mendengar pertanyaan Delilah.

Aku menatapnya dengan terkejut, dia masih sangat muda. Lagi pula, dia mengatakan pernah mengajar satu tahun sebelumnya di London. Sekolahku bukan tempat sembarangan dalam mencari guru, Mr Presscot pasti orang pintar karena pihak sekolah mengijinkannya mengajar dalam pengalaman yang masih minim dan usia yang sangat muda.

"Apakah anda mempunyai pacar?" tanya seorang perempuan lainnya.

Untuk beberapa saat Mr Presscot terdiam dan tampak berpikir. "Sayangnya, aku sudah mempunyai seorang tunangan," ujarnya. Hampir semua perempuan di kelas ini tampak kecewa dan aku meruntuki diriku sendiri ketika aku tiba – tiba merasa kecewa. Damn you, Alexa. Tentu saja pria setampan Mr Presscot sudah mempunyai tunangan. Lalu, tiba – tiba Mr Presscot tertawa dan memecahkan suasana sunyi kelas. "Saya hanya bercanda dan terakhir kali saya mengingat – status saya masih single."

Beauty of ProtectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang