CHAPTER 4

12.7K 764 28
                                        

Damn. Damn.

Jantungku berdebar dengan keras ketika aku terbangun tiba – tiba dari tidurku. Reflek tanganku memegang bibirku. Mengapa bisa aku bermimpi guru baruku menciumku? Wajahku memanas ketika mengingat kembali mimpiku tadi. Ketika Mr Presscot menyentuh wajahku, dan saat mata abu – abunya menatapku dengan tatapan intens. Saat bibirnya yang tampak menggoda semakin mendekatiku.

Aku menggelengkan kepalaku dan turun dari kasurku. Aku memutuskan untuk segera mandi agar segera menghilangkan segala mimpiku. Setelah beberapa menit menghabiskan waktuku di bawah air, aku tersenyum lebar. Aneh. Sangat aneh. Untuk pertama kalinya, aku terbangun karena mimpi yang berbeda dari biasanya. Walaupun, aku tidak menyukai mimpi erotisku tentang Mr Presscot, tapi memimpikan guru baruku lebih baik dibandingkan memimpikan masa laluku.

Setelah memutuskan untuk mengenakan dress kashmir berwarna cokelat tua untuk pergi ke sekolah. Aku segera memasukkan buku ke dalam tasku dan keluar dari kamarku. Aku melihat wajah Grace yang tampak syok ketika melihatku keluar dari kamar.

"Alexa, kau belum berangkat ke sekolah?" tanya Ted dengan bingung.

Aku menggelengkan kepalaku, masih tidak mengerti mengapa mereka tampak terkejut melihatku.

"Alexa, kami pikir kau sudah pergi ke sekolah dari tadi pagi," ujar Grace.

Aku segera mengeluarkan buku note penolongku.

Aku masih tidak tahu maksud kalian.

Grace dan Ted saling berpandangan. "Alexa, sekarang sudah pukul sembilan pagi. Jadi, artinya kau sudah terlambat masuk ke sekolah."

Mulutku membuka ketika mendengar kalau untuk pertama kalinya seumur hidupku, aku bangun kesiangan. Pantas saja Grace dan Ted tampak terkejut melihatku baru saja keluar dari kamar mandi. Karena aku selalu bangun sebelum jam lima pagi.

"Kami kira kau sudah pergid dari tadi pagi karena Adrian tidak menemukanmu di studio lukismu," ujar Ted.

Masuk akal. Karena kadangkala aku memilih pergi menaiki bus saat aku hendak pergi ke sekolah lebih pagi. Lalu aku teringat jam pertamaku yaitu pelajaran bersama Mr Presscot. Hell no. Aku tidak mau terlihat datang terlambat dua hari berturut – turut.

Aku segera memasang wajah memelas kepada kedua orang tuaku dan menunjukkan tulisanku kepada mereka berdua.

Bisakah aku membolos hanya untuk hari ini?

Wajah Grace tampak mengeras ketika membaca tulisanku. "Tidak. Ted, bisakah kau mengantar Alexa pergi ke sekolah?"

Ted segera mengangguk dan mengambil kunci mobilnya. Dengan wajah menunduk, aku segera mengikuti Ted menuju mobilnya. "Kau kurang beruntung Young Lady," ujar Ted menggelengkan kepalanya.

*******

Aku menggigit bibirku dengan gelisah, ketika aku sampai di depan kelas. Setelah selesai mengurus keterlambatanku di kantor kepala sekolah – dan untungnya aku tidak mendapatkan hukuman apapun karena selama tiga tahun bersekolah aku tidak pernah datang terlambat sekalipun. Tapi, belum tentu aku juga bebas dari hukuman karena semua tergantung pada guru pengajar.

Aku menarik nafas panjang, dan mengumpulkan keberanianku saat membuka pintu kelas. Segera, sepasang mata abu – abu menatapku. Aku melihatnya mata tersebut tampak berbinar ketika tatapannya bertemu denganku tapi segera menghilang dengan segera – hanya menyisakan tatapan dingin.

"Miss Harvard. Ada alasan mengapa kau datang.." Mr Presscot menatap jam tangannya. "Terlambat hampir satu jam?"

Aku mengeluarkan buku noteku dengan wajah memerah ketika merasakan semua orang yang berada di kelas sedang menatapku. Bisakah kalian semua menatap orang lain? Aku berusaha mencari alasan untuk keterlambatanku. Tidak mungkin, aku memberitahunya kalau aku terlambat dikarenakan bangun kesiangan dan itu semua karena aku memimpikanmu, Mr Presscot. Aku menghela nafas panjang dan mulai menulis di note penolongku.

Beauty of ProtectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang