Aku menatap seorang wanita dengan perut membesar sedang tertidur dengan nafas berat. Aku mendekati wanita itu dan menatap perutnya yang membesar. Perlahan aku menyentuh perutnya dan mengelusnya. Seandainya saja, semua ini tidak terjadi – perutku akan membesar sepetri milik Elly.
Elly membuka matanya dan menatapku dengan wajah pucat. "Alexa...."
"Hei...."
"Apa yang terjadi?" tanyanya dengan mata yang terlihat tidak fokus. Aku merasa bersalah karena tidak pernah menjenguknya lagi setelah Elly menceritakan kisahnya dengan Henry. Aku tidak menyangka kalau kondisi Elly separah ini. Bagaimanapun juga dia adalah dokterku dan aku sudah mengenalnya dengan lama.
"Bagaimana kabarmu?' tanyaku menatap mata hijau Elly.
Elly tertawa pelan. "Aku merasakannya.... hidupku tidak akan lama lagi."
"Hei, kau tidak bisa berkata seperti itu...."
"Kau tidak perlu munafik kepadaku...." ucapnya dengan senyuman. "Jika aku meninggal... kau dan Henry bisa hidup dengan bahagia bersama dengan anak kalian."
Aku tersentak dan menatapnya dengan terkejut. Apakah Henry tidak memberitahu Elly kalau anak kami... anak kami.... Aku memejamkan mata dan menarik nafas panjang. Walaupun Henry tidak memberitahunya – bukankah, Elly seharusnya sudah sadar kalau perutku sudah tidak seperti orang hamil. Aku mendekatinya dan menatap wajah Elly terlihat sangat pucat.
"Elly... apakah kau..."
Tiba – tiba Elly memegang tanganku dengan erat. Mata hijaunya menatapku dengan serius. "Kumohon, kau harus menjaga anakku Alexa. Kumohon.... Apapun yang terjadi kalau harus melindunginya."
"Elly...."
"Berjanjilah kepadaku!" sentaknya.
Aku menganggukan kepalaku. "Aku berjanji."
"Walaupun kau harus mengorbankan nyawamu untuk melindunginya. Kau akan melakukannya?"
Aku terdiam beberapa saat. "Aku berjanji."
Elly tersenyum dan kembali menutup matanya. Aku menundukkan badanku dan mencium dahinya pelan. Aku berjanji akan melindungi anakmu apapun yang akan terjadi. Hanya itulah yang bisa kulakukan untuk menebus kesalahanku kepada Henry dan Elly. Aku bersalah kepada Henry karena telah membunuh anak kami. Aku bersalah kepada Elly karena telah merebut Henry darinya.
*******
Dari balik pohon, aku melihat Henry menggendong Aurely menuju ke ruang dokter. Aku tersenyum melihat betapa naturalnya Henry merawat anak kecil. Dia adalah seorang ayah sejati. Hatiku terasa sangat sakit, ketika melihat senyuman Henry saat tangan bayi dalam gendongannya menyentuh wajahnya.
Aurely Ellena Presscot.
Dia menggunakan nama anak kami untuk nama tengah anaknya bersama dengan Elly. Walaupun, anakku sudah meninggal tapi aku merasakan kalau mungkin saja jiwa anakku bersemayan di tubuh Aurely.
Henry membalikkan badannya dan menatap sekelilingnya dengan kening berkerut. Aku segera menyembunyikan tubuhku di belakang pohon kembali. Tubuhku menggigil terkena angin dingin kota London.
Aku kembali melihat lagi punggung Henry yang mulai menghilang dari pandanganku. Aku akan melindungimu Aurely walaupun itu berarti akan mengorbankan diriku sendiri. Aku sudah berjanji kepada ibumu.
*******
Aku menatap Henry sedang meletakkan bunga karangan di batu nisa Elly. Aku merasa sedih ketika mendengar Elly tidak dapat bertahan setelah melahirkan Aurely. Tapi, aku tidak terkejut mendengar berita duka itu. Aku sudah menduga kalau dia tidak akan dapat bertahan setelah melihat kondisinya saat terakhir aku mengunjunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of Protection
RomanceHenry adalah api, dan Alexa adalah es. Dua orang yang berbeda dipertemukan oleh sebuah takdir. Bagaimana jika dari awal mereka memang tidak boleh bersatu, tapi mereka memaksakan takdir atas nama cinta. Dapatlkah perlindungan yang ditawarkan oleh Hen...