Aku menatap burger di depan mataku, seperti melihat sebuah steak dengan harga yang sangat mahal. Perutku segera berbunyi ketika mencium aroma beef burger di depanku. Naomi masih menatapku dengan tatapan bertanya. Seseorang menarik rambutku dari belakang membuatku menoleh dan menemukan Adrian tersenyum kepadaku.
"Apa aku sedang bermimpi? Sejak kapan seorang Alexandra Harvard menghabiskan jam istirahatnya di cafetaria?"
Aku memutar bola mataku dan menggunakan bahasa isyarat. "Shut up, Adrian! Apakah salah kalau aku sedang menginginkan sebuah burger?"
Adrian menggelengkan kepalanya dan mengikutiku menggunakan bahasa isyarat. "Apakah kau sedang mengidam, Alexa?"
Aku menggelengkan kepalaku, mengelak pernyataan Adrian. Beberapa jam yang lalu, aku sama sekali tidak merasa lapar dan berniat menghabiskan waktu istirahatku di studio kelas. Tapi saat aku melewati kantin – aku mencium bau burger yang membuat segera ingin memakannya.
"Err..." Sebuah suara membuatku dan Adrian menghentikan perbincangan kami. "Bisakah kalian tidak berbicara dengan bahasa tangan yang tidak dapat kumengerti?"
"Bahasa isyarat, Smith," ujar Adrian memiringkan bibirnya. "Harusnya kau mempelajarinya karena itu sangat keren."
Naomi memutar bola matanya dan menatap Adrian dengan jengkel. "Ha. Ha. Ha. Sangat lucu, Harvard." Lalu, Ia menoleh ke arahku. "Maksudku Adrian Harvard, bukan kau Alexa. Sekarang tinggalkan kami berdua dan kau kembalilah kepada pacarmu tersayang karena aku merasakan tatapan matanya sekarang sedang melubangi punggungku."
Aku menoleh dan menemukan Brigitta sedang mengaduk makanannya dengan pisau dan menatap Naomi dengan kebencian. Adrian menghela nafas panjang. "Apakah menurutmu aku harus memutuskannya Alexa. Semakin lama dia seperti gurita yang terus mengekangku."
Sejak kapan kau jadian dengannya?
"Er... beberapa minggu yang lalu," ujar Adrian dengan pesimis. "Dan itu merupakan suatu kesalahan." Naomi mendengus, membuat Adrian melirik Naomi dengan tatapan sinisnya. "Ada yang salah Smith?"
"Semua perempuan yang kau kencani adalah suatu kesalahan kan, Harvard?" ujar Naomi dengan sinis. "Sebenarya siapa perempuan itu?"
Aku menatap Naomi dan Adrian dengan tatapan bertanya. Aku segera mengeluarkan note dari dalam tasku.
Perempuan apa??
Naomi menoleh kearahku dan aku mendapati wajah Adrian yang tampak tidak senang. "Kau tahu alasan mengapa dia putus denganku? Karena dia menyukai perempuan lain."
Mulutku membuka dan menatap Adrian dengan terkejut. Hell no, Adrian Harvard jatuh cinta kepada seseorang. Aku segera mengambil noteku dan menulis pertanyaanku kepadanya.
Siapa dia??
Wajah Adrian segera memerah. "Aku harus segera pergi ke Brigitta dan membicarakan kelanjutan hubungan kami," ujarnya segera meninggalkan kami.
"Apa kau tahu?" tanya Naomi menatap kearah lain. Aku mengikuti pandangannya dan jantungku segera berdetak dengan kencang menemukan Mr Presscot sedang berdiri di depan pintu cafetaria dan berbincang dengan guru Aljabarku, Miss Ross. "Aku melihatnya berkencan dengan seorang wanita di sebuah café beberapa hari lalu."
Aku merasakan sesuatu yang menusuk tepat jantungku ketika mendengar ucapan Naomi. Tenang, Alexa. Jika dia memang berkencan dengan wanita lain, itu sudah bukan urusanmu. Semua itu hanya satu malam dan semuanya sudah berlalu. Kau dan dia sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi. Kalian berdua adalah guru dan murid. Bahkan, mungkin Mr Presscot sudah melupakan kejadiaan yang terjadi dua bulan yang lalu.
![](https://img.wattpad.com/cover/14886413-288-k460172.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of Protection
RomantikHenry adalah api, dan Alexa adalah es. Dua orang yang berbeda dipertemukan oleh sebuah takdir. Bagaimana jika dari awal mereka memang tidak boleh bersatu, tapi mereka memaksakan takdir atas nama cinta. Dapatlkah perlindungan yang ditawarkan oleh Hen...