Hal pertama yang kulihat ketika pria itu menjambak rambutku dan menyeret tubuhku adalah Ia mendorongku masuk ke dalam sebuah kamar. Ruangan itu tampak sangat gelap, hanya dibantu oleh sebuah sebuah lampu yang redup. Aku merengek ketakutan, melihat ruangan ini. Bukan hanya karena ruangan ini sangat menyeramkan, tetapi juga aku merasa tidak nyaman berada di tempat ini.
Aku melihat seorang wanita duduk di sudut ruangan dengan pakaian compang – camping, tubuh kurus sehingga terlihat tulang rusuknya, rambut pirangnya telah memanjang tampak berantakan. Wanita itu merengek dalam tidurnya. Rantai yang berada di tangan dan kakinya, makin membuatku dapat melihat seberapa kurusnya wanita itu.
"Mom..." bisikku tidak yakin kepada wanita itu. Untuk beberapa saat, tidak ada jawaban dari wanita itu – tapi tidak beberapa lama kemudiaan wanita itu mengangkat wajahnya dan mata hijaunya menatapku.
Aku berteriak ketika melihat wanita yang penuh dengan luka memar di wajahnya adalah mom. Aku segera melepaskan diri dari cengkraman dad dan segera berlari memeluk mom – yang juga segera memelukku dengan erat. Aku segera menoleh ke arah dad yang hanya memandangi kami berdua dari luar pintu.
Pria itu pasti yang melakukan semua ini kepada mom. Untuk anak yang baru berumur lima tahun, aku memiliki pikiran anak bermur lima belas tahun karena keadaan yang mengharuskan. Aku memeluk mom dengan protektif dan menatap dad yang menutup juga mengunci pintu. Dia mendatangi kami dengan mata nyalang dan dingin.
Sejak aku lahir, dad selalu menatapku dengan tatapan benci dan dingin seperti yang diperlihatakannya sekarang. Seharusnya aku sudah terbiasa dengan tatapan menakutkan itu, tapi tubuhku masih saja selalu bergetar ketika melihatnya. Dad menjambak rambutku dengan keras dan menarikku untuk menjauhi mom. Dan aku cukup pintar untuk tidak melawannya. Dad menjambak rambut mom hingga wajah mom melihat dad dengan tersiksa. "Katakan padaku siapa pria yang kau selingkuhi, Ellena?"
Mom menggelengkan kepalanya, tampak menderita. "Demi Tuhan, Elliot. Bryanna itu anakmu bukan anak siapapun. Aku tidak pernah berselingkuh darimu.."
Lalu, dia mulai memukulnya lagi... lagi.... dan berulang kali. Aku menggigit bibirku, memejamkan mata dan menutup telingaku, tidak ingin melihat wajah atau mendengarkan teriakan memohon mom yang dikeluarkan. Semuanya hanya akan sia – sia karena tidak akan ada orang yang akan menolong kami.
*******
Aku terbangun dari mimpi burukku dengan keringat penuh di tubuhku. Aku menatap sekelilingku dan jantungku mulai tenang ketika mendapati ruangan yang sudah sangat kukenali ini. Ruanganku terang karena aku tidak pernah mematikan lampu saat tertidur, akibat dari masa laluku. Aku menatap jam yang masih menunjukkan pukul tiga pagi dan sekolah tidak akan dimulai hingga pukul delapan pagi.
Tenang, Alexa. Tenanglah. Kau sudah tidak berada di tempat buruk itu. Kau sudah terbebas dari monster itu. Tidak akan ada yang menyakitimu lagi.
Aku turun dari ranjangku dan segera menuju ke kamar mandi yang berada di dalam kamarku. Aku segera membasuh wajahku dengan air. Aku menatap bayanganku pada kaca – menemukan wajah pucatku, mata hijau yang melebar dan terdapat kantung tidur di bawahnya, dan rambutku yang acak – acakan. Aku segera menyalakan air dan membiarkan air panas membasahi tubuhku. Sesaat kemudian tubuhku yang tegang segera merileks.
Setelah hampir setengah jam menghabiskan waktuku dalam kamar mandi, aku mengambil baju kebesaranku dan celana panjang menuju studio seniku yang berada di ujung ruangan. Aku membuka pintu studioku dan menemukan tempat favoritku sepanjang masa.
Sebuah ruangan yang cukup luas dengan dinding bercat cokelat tua dengan berbagai macam lukisan yang bergantungan pada dinding. Korden berwarna hitam menutupi jendela karena aku tidak terlalu menyukai orang luar dapat melihat apa yang kulakukan dalam ruangan ini. Meja panjang yang berada di sudut kanan, sebuah lemari kaca yang berisi seluruh peralatan melukisku dan juga setiap sisi ruangan yang dipenuhi oleh berbagai macam lukisanku yang sudah tidak muat kugantung di dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of Protection
RomansaHenry adalah api, dan Alexa adalah es. Dua orang yang berbeda dipertemukan oleh sebuah takdir. Bagaimana jika dari awal mereka memang tidak boleh bersatu, tapi mereka memaksakan takdir atas nama cinta. Dapatlkah perlindungan yang ditawarkan oleh Hen...