Agenda hari ini adalah pergi ke supermarket karena memang stok makanan yang ada dalam kulkas di kontrakanku sedang kosong plong.
Gaya hidupku tidaklah yang sehat, malah tergolong gaya hidup yang ra karuan. Jadilah aku saat ini tengah mengambil sepuluh bungkus mie instant.
"Mmh yang goreng empat, trus yang kuah.. Enakan yang soto banjar sama kari deh."
Saat sedang memilih beberapa bungkus mie instant, tiba-tiba ada seorang yang berdiri dibelakangku. Aku memang merasa bila orang itu sedang melihatku, namun masa bodoh.
"Mie nya banyak amat, ga bagus buat tubuh tuh."
Seketika aku pun menoleh ke belakang, oh ternyata lelaki bajingan itu. Siapa lagi bila bukan Aldo.
Aku hanya meliriknya lalu melengos begitu saja, jujur saja aku malas melihat dirinya saat ini meskipun ia terlihat tampan padahal hanya menggunakan celana kain tiga perempat dan kaos oblong.
"Dih cuek amat."
Aku masih berusaha tidak menghiraukannya, cukup sulit sebenarnya. Namun pertahananku runtuh karena ia yang masih diam berdiri dibelakangku. Dan aku mulai merasakan hangat nafasnya ditengkuk ku,
"Ngapain sih kesini?!"
Dia menyeringai dan aku merasa bila nafasku sempat tertahan, "Mau ngemper." jawabnya.
Dahiku mengerut "Emang ngemper disini boleh?"
Dia tertawa, sialan kenapa harus se tampan itu sih?!
"Mau belanja kok."
"Gajadi ngempernya?"
Aldo tertawa lagi, namun lebih lepas dari sebelumnya. Aku memberengut, bisa bisanya ia tertawa disaat seperti ini.
"Gak jadi nih, mau nemenin lo belanja aja."
Aku mendecih, "Yang mau ditemenin sama lo emang siapa hah?"
Aldo terkekeh lalu mulai mengambil alih troli yang tadinya kudorong, "Gausah sok nolak gitulah."
Aku diam diam tersenyum, berfikir mengapa bisa sih lelaki ini bersikap seperti itu setelah apa yang telah aku dan dia alami?
"Abis ini anterin gue ya." ucapannya membuatku mengarahkan pandangan padanya.
"Mau kemana?" sahutku.
Sambil trus mendorong troli ke kasir ia menjawab, "Biasa kumpul di kedai kilat."
"Oh berarti ada mas Arif dong?"
Mendengar nama temannya disebut, Aldo pun menatapku dengan pandangan seperti tidak suka mungkin?
"Iya kenape lo? Mau sepik si Arif?"
Aku mengangguk antusias membuat Aldo semakin menatapku tak suka. Aku sangat suka menggodanya, HAHAHA rasakan itu marimar.
"Kaya dia mau aja sama lu." kalimat yang terlontar dari mulut lelaki bajingan itu sebenarnya menusuk relung hatiku, namun aku tidak ingin terlihat seperti tersakiti.
"Alah, trus yang mau sama gue siapa? Elu?"
Ia tak menjawab, namun hanya tersenyum kecil sembari menyentil dahiku.
¶¶
Kami berdua telah sampai di kedai kopi yang saat ini sedang ramai itu. Bukan rahasia lagi bila Aldo dan teman temannya itu sangat suka nongkrong disana.
"Woy turun dulu coba." ucap Aldo setelah me markirkan sepedanya.
"Males."
Aldo menggoyang badannya membuatku hampir terhuyung kebawah, namun karena ingin menggodanya aku hanya trus diam sambil memegang erat jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingray Affliction
Teen FictionFyi; sedang ditake down karena perbaikan. Soon akan dipublish ulang. "Kenapa baru sekarang?" Bukan perkara mudah bagi Gaby untuk terus bersama Aldo yang lelaki itu sendiri bahkan tidak tau hatinya untuk siapa.