Aku mulai memasuki drummer sambil menenteng dua tas kresek berisi makanan ringan.
Mas Arif yang melihatku masuk duluan terperangah saat melihat bawaanku, "Woah ada si cantik bawain cemilan nih, masuk lah cepet!"
Elah kalo lagi bawa bawa aja nih baru dibilang cantik. Tuman.
"Yang lain mana mas?"
Mas Arif langsung mengambil alih tas kresek dalam genggamanku, "Di dalem, masih latian."
"Kok elu gaikut latian sih mas?"
"Udah apal gue. Tinggal manggung aja." jawaban pongah itu membuatku berdesis.
"Sombongnyaa." mas Arif membuka bungkus ciki dengan giginya, setelah terbuka ia lalu tersenyum padaku menampilkan deretan giginya.
Aku menggeleng melihat tingkahnya. Untung ganteng gusti..
Lalu Aldo disusul oleh mas Raka dan Randy keluar dari studio. Mereka serempak duduk mengelilingiku yang ngemper dikarpet. Hanya mas Arif yang duduk di sofa.
"Dari mana mba?" tanya Randy.
"Ngampus sama beli jajan tuh." aku menunjuk kresek yang sekarang sedang diunboxing oleh mas Arif dan mas Raka.
"Loh.. Lo beliin jajan beneran? Padahal gue bercanda." sahut Aldo.
"Gapapa sekali kali belanjain fakir miskin."
"Anjir belagu amat cewek lo Do." ucapan mas Raka membuatku menampilkan jari telunjuk dan tengahku.
"Bercanda kali mas."
"Oh iya, gue liat liat kayanya aura lo makin memancar nih." ucapan mas Arif membuatku menatapnya bingung.
"Mancar gimananya dah mas?"
"Iya nih kaya lebih menarik." balas mas Raka.
"Gabisa nih dibiarin, gue nyium bau bau kebangsatan. Lo berdua gausah ajar jadi tukang tikung ya." ucap Aldo yang membuat kami semua tertawa.
Eh ralat, hanya kami berempat karena Aldo menampilkan raut wajahnya yang menyebalkan.
"Makanya lo buru tembak gitulah, jangan jadi bajingan gitu. Digantung itu gaenak goblok." perkataan yang keluar dari mulut Randy membuat aku membatin setuju.
Dengerin tuh kata adek lo hahaha.
"Kok jadi gue yang salah?"
Mohon maaf.. Kenapa ga sadar diri, ini disleding boleh ga ya?
Tapi aku tetap diam sambil tersenyum kecil. Pandanganku lalu beralih pada Aldo yang sekarang sedang mencolek colek tanganku.
Sejak kapan ia duduk disebelahku? Bukannya tadi Randy ya yang bersisihan denganku.
"Katanya mau ngomong?" ucapnya pelan.
"Di studio aja lah malu kalo disini."
Ia masih menatapku, "Yaudah ayo."
Aku menautkan kedua alisku sehingga menyatu, "Ya ayo lo bangun kek gitu."
"Ya lo dulu napa."
Kapan kelar nih? Ingin rasanya aku menghantam lelaki ini.
Setelahnya mau tak mau aku berdiri membuat Aldo mengikuti gerakanku.
Melihatku dan Aldo yang sama sama berjalan ke arah studio, mas Arif, mas Raka, dan Randy memandang kami bingung."Loh pada mau kemana?" tanya mas Raka.
"Mau ngapel kali. Yauda mereka butuh space buat berduaan tuh." sahut Randy yang membuat Aldo menaik turunkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingray Affliction
Teen FictionFyi; sedang ditake down karena perbaikan. Soon akan dipublish ulang. "Kenapa baru sekarang?" Bukan perkara mudah bagi Gaby untuk terus bersama Aldo yang lelaki itu sendiri bahkan tidak tau hatinya untuk siapa.