"Gue numpang mandi ya, lengket semua."
"Hah? Apaan yang lengket?"
Aldo menatapku datar tanpa ekspresi, "Ya badan gue, oon."
"Ish kasar banget, sambit nih ntar."
"Handuknya dimana?" Aldo sedang melihat lihat isi lemari membuatku cepat cepat menutup lemari itu. Ia menatapku bingung.
"Kok ditutup?" ada daleman gue bambwang, lo mau liat apa?
"Gue aja yang cariin. Sanah mandi dulu aja, tar gue kasihin handuknya."
Aldo masih memerhatikanku dengan raut wajah yang sama hingga akhirnya ia masuk kedalam kamar mandi membuatku menghembuskan nafas lega.
"Njir untung aja gue cepet tanggap, coba aja kalo engga pasti dia udah liat daleman gue."
Suara kenop pintu yang dibuka membuatku cepat cepat menoleh ke arah kamar mandi, Aldo yang sedang bertelanjang dada mendadak menyeringai.
"Kenapa emang kalo gue tadi liat daleman lo? Warnanya bagus bagus kok, merah darah kayanya cocok buat lo, nanti abis mandi dipake ya."
Bangsat pangkat tiga. Ucapan Aldo membuat wajahku segera memerah. Baru saja akan kulempar ia menggunakan handuk, namun pintu sudah ditutup kembali olehnya.
"ALDO BANGSAT! KELUAR LO ANJING! GUE LAPORIN POLISI YA! PELECEHAN! YA ALLAH AKU GATERIMA!" aku menggedor gedor pintu kamar mandi, sesaat kemudian kudengar suaranya saat terbahak.
"HAHAHAHA! Ngapain marah sih orang ntar kalo nikah kan buka bukaan." balasnya dari dalam sana.
"EMANG GUE MAU NIKAH SAMA LO?!" teriakku.
"KAYA YANG BISA NOLAK AJA LO!"
Aku jengkel, tingkat ke'brengsekan Aldo memang tiada bisa ditandingi.
"BUKA CEPETAN KALO GA GUE DOBRAK!"
"EMANG KUAT?!"
"LO MAU HANDUK GA--" pintu kamar mandi terbuka, otomatis aku menutup bibirku. Aku memerhatikan Aldo dengan tatapan garang.
"Mana handuknya?"
"Abis.mandi.cepet.keluar.dari.rumah.gue!" ucapku penuh penekanan.
"Kontrakan kali." ralat Aldo.
Aku melotot, saat akan mengeluarkan suara Aldo tiba tiba mengelus elus pipiku. "Udah sih, marah mulu.."
Baru saja akan luluh, jika saja bukan gara gara Aldo melanjutkan ucapannya.
"..Ntar cepet keriput, yang mau nikahin lo siapa hah?"
Sabar. Allah bersama hambanya yang sabar:))
"Nih njing handuknya." setelah Aldo menerima handuk, dia tertawa dan aku segera berjalan menjauhinya.
"Jangan marah yaelah!"
¶¶
Aku sedang asik bermain handphone sambil memakan camilan saat Aldo telah selesai mandi. Ia baru saja keluar dari kamar mandi. Aku hanya meliriknya sekilas. Aldo mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
Bajunya yang tadi ia pakai lagi. Memangnya mau memakai baju siapa? Disini hanya ada bajuku saja tidak ada baju untuk laki laki.
"Kita belom makan ya?"
"Hm." aku menjawab tanpa menoleh.
Aldo duduk disebelahku yang sedag berbaring terlentang. Laki laki menyebalkan yang sialannya sangat tampan ini mengambil alih snack ditanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingray Affliction
Teen FictionFyi; sedang ditake down karena perbaikan. Soon akan dipublish ulang. "Kenapa baru sekarang?" Bukan perkara mudah bagi Gaby untuk terus bersama Aldo yang lelaki itu sendiri bahkan tidak tau hatinya untuk siapa.