"Lo tuh kenapa sih?"
Aldo hanya menatap Arif tanpa ekspresi selama beberapa detik lalu kembali melihat drum stik yang ia pegang.
Arif memandang Aldo pias kemudian malah berjengit kesal. "Anjir dicuekin!"
"Diem setan." ucapan Aldo langsung disambut dengan tawa dari kawannya.
"Makanya kalo punya cewek tuh dijaga yang-"
Aldo menatap nyalang seluruh manusia yang ada distudio itu,
"Masyallah bacot." ucapan itu terlontar begitu saja dengan nada yang terkesan tidak ingin diganggu.
"WOI BENER BENER YA INI SUMPAH HIBURAN BANGET NGELIAT ALDO JADI BEGINDAI!"
"YA BENER! HAHAHAHA."
Iya memang, tingkah temannya itu bisa masuk dalam kategori bedebah. Ingin rasanya Aldo menggantung tubuh teman temannya itu diatas jembatan yang tinggi sekali. Untung hanya ingin, masih belum terlaksana.
Aldo mendesah, "Kalian semua emang pantes dinerakain."
Raka, cowok itu lalu menampilkan wajah sok imutnya mendengar perkataan Aldo barusan. "Aduh kenapa si bwang kok marah mulu, sini cerita deh bwang.."
"Iya dong cerita dong. Kendorin uratnya coba. Selaw aja.. ayo cerita ayo~" sahut Randy.
Aldo menghembuskan nafasnya kasar.
"Gaby masih gamau bales chat gue."
Hening sebentar.
"Ga kaget." ujar Arif.
"Sialan, kan uda gue kira ngomong sama kalian semua gaada gunanya. Bikin susah aja." sungguh, saat ini Aldo sedang gedek. Ingin makan orang saja rasanya.
"Buat apa susah buat apa susah, susah itu tak ada gunanya~" nyanyian itu keluar dari bibir Arif dengan sengaja, jangan heran dengan kelakuan lelaki yang memang selalu mengundang umpatan dari Aldo. Memang begitu kerjanya, senang bila Aldo merajuk.
"RIP TOLONG LAH SERIUS KALI AH, GALIAT NIH TEMEN LU BLINGSATAN?"
"AOWKAKWAKWK, ampun ampun ges. Oke kenapa tadi?"
"Tai." lagi lagi mereka terbahak karena ucapan Aldo.
"Mas, gue saran nih. Kan ntar kita diundang manggung tuh, kenapa ga lo ajakin aja mba Gaby?" sahut Randy berusaha mengusulkan idenya kepada Aldo.
"Astagfirullahu mantab. Tumben pinter dek?" ujar Raka.
Diam diam Aldo berfikir tentang saran Randy, sepertinya itu merupakan ide bagus.
"Kira kira dia mau ga ya?" sahut Aldo pelan.
"Undang aja dulu. Ntar kalo kaga mau yaudah pasrah, berserah diri."
Sekali lagi yang terdengar hanyalah helaan nafas lirih milik Aldo.
¶¶
Sumpah sekarang ini rasanya Aldo merasa blingsatan, ia bimbang.
Ngirim chatnya sekarang ga ya?
"Coba dulu aja, masalah ditolak urusan belakang." lelaki itu mencoba menyemangati dirinya sendiri, lagi pula tidak ada salahnya untuk berusaha terlebih dahulu kan?
Sadar bahwa ternyata seperti ini yang dulu dirasakan oleh Gaby saat mencoba menghubunginya agar lelaki itu dapat segera merespon balik akan keberadaan perempuan tersebut. Hal itu membuat nyali Aldo semakin terpacu untuk segera memperbaiki keadaannya dengan perempuan itu.
Ya, Gaby memang lebih dari sekedar pantas untuk perjuangkan.
Chatnya sudah terlanjut terkirim dan jantung Aldo rasanya semakin berdentum tak beraturan. Dalam hati sebenarnya lelaki ini ingin saja menarik chat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingray Affliction
Teen FictionFyi; sedang ditake down karena perbaikan. Soon akan dipublish ulang. "Kenapa baru sekarang?" Bukan perkara mudah bagi Gaby untuk terus bersama Aldo yang lelaki itu sendiri bahkan tidak tau hatinya untuk siapa.