Sore ini aku bersiap siap hendak berangkat kerumah Aldo. Saat akan memakai lipbalm, handphoneku berdenting bunyi notif masuk.
Rivaldo; katanya sore?
Langsung kubalas pesannya saat itu juga.
Gby; ya kan emang sore
Rivaldo; lah lu mana nyet kok beloman kesini -,-
Aku tertawa karena melihat emot tersebut dalam pesannya. Gitu doang ketawa..
Rivaldo; diread doang maemuna
Gby; sabarlah masih nunggu ojol
Rivaldo; nunggu ojol apa msh dandan?
Gby; idih ini mau berangkat kok bosq
Bohong dikit kan gapapa ya, lagian keburu amat anak satu ini.
Rivaldo; uda dateng ojolnya?
Gby; he eh
Rivaldo; yauda cepet
Gby; yaa ini otw
Otw palelu. Hahaha belom tau aja dia kalo aku masih belom pake lipbalm, liptint, parfum, sepatu dan tas.
Beberapa menit kemudian aku telah selesai. Segera keluar dari kontrakan dan menunggu abang ojol.
Lima menit kemudian sebuah mobil berhenti didepan pagar kontrakanku, aku segera beranjak dam masuk kedalam mobil.
"Sesuai pesanan mbak?"
"Iya dong pak."
Terasa membosankan juga ya. Abang ojol ini jarang berbicara jadi keadaan terasa sangat sunyi. Aku juga bukan tipikal orang yang suka memulai pembicaraan.
Hingga akhirnya setelah menempuh perjalanan yang penuh dengan sepi ini, mobil pun berhenti didepan rumah Aldo.
"Pake go-pay ya pak, makasih." aku pun turun dari mobil dan menutup pintunya.
Mengeluarkan udara secara perlahan lewat hidung, setelahnya aku tak lupa membaca basmallah. Agar gerogi juga ya mau ketemu camer. Ya kalo jadi ya.
Saat akan membuka pagar, aku melihat Aldo yang berdiri menyender pada pintu utama sedang menghisap sebatang rokok pada bibirnya.
"Ga peka banget sih, tolong bukain dong." ucapku agak lantang agar Aldo dapat mendengar gerutuanku.
Hembusan asap putih itu seketika menghiasi wajah Aldo, cepat cepat ia mengipasi asap tersebut agar cepat hilang.
Aldo lalu mendekati pagar dan membukanya dengan gampang. "Dih orang ga dikunci. Manja banget emang."
"Ya mana tau, kan ga apal gimana kalo pintunya dikunci atau ga." ujarku ketus.
"Nanti kan kalo kebiasaan kesini pasti tau bedanya."
"Yakin gue bakal sering kesini?"
Aldo mencebikkan bibirnya, "Ya masa calon mertua sendiri gamau ditengokin. Mau ga direstuin jadi mantu?"
"Ih apaan sih." aku segera meninggalkan Aldo sendiri didepan pintu pagar, takut bila lelaki itu sadar jika wajahku tampak memerah karena ucapannya.
Tanpa kusadari tiba tiba Aldo sudah berada pas disampingku. "Mama didapur, disuruh langsung kesana."
"Iya."
Kemudian Aldo menoleh padaku, "Iya apa?"
"Ya iya ini mau kesana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingray Affliction
Teen FictionFyi; sedang ditake down karena perbaikan. Soon akan dipublish ulang. "Kenapa baru sekarang?" Bukan perkara mudah bagi Gaby untuk terus bersama Aldo yang lelaki itu sendiri bahkan tidak tau hatinya untuk siapa.