Brata yang melihatku baru saja memotretnya langsung membuka suara, "Apaan sampe ngefoto gue?"
"Buat pap ke pacar."
Brata menggedikkan bahunya, "Oh."
Aku merasakan handphoneku bergetar, saat kulihat ternyata ada panggilan suara dari Rivaldo.
Baru saja kuangkat, suaranya sudah menggelegar.
'Itu siapa njir?!'
Aku tertawa manja mendengarnya berkata penuh amarah. Ini yang namanya tidak peduli? Cih.
"Ada deh."
'Yang bener Gab! Lo lagi mau dibawa kemana?'
"Mau jalan jalan. Abisnya kamu gapernah perhatian sama aku, yaudah aku pindah haluan aja." ucapku sok sendu sendu.
Aku mendengarnya mengucap serentetan kata kasar.
'Gue jemput lo sekarang. Cepetan share lock.'
Tiba tiba Brata menyela, "Apa apaan mau dijemput. Lo belum nemenin gue Gab."
Sepertinya Aldo mendengar suara Brata, buktinya ia sekarang terdengar menggeram diseberang sana.
'Kasihin hape lo sama dia cepet!'
Aku tertawa, "Temen doang kali Do. Udah ah gue cuma mau nemenin dia doang kok. Dah."
Lalu cepat cepat kumatikan sambungannya. Takut bila ia memakiku nanti.
"Cowok lo beneran posesif ya?"
"Hm gitu deh. Btw ini lo ada janjian dimana sih?"
Brata memandangku, "Di cafe kilat."
Tubuhku seketika merinding, bisa kalian bayangkan tidak, bila ternyata Aldo juga sedang berada disana lalu nanti Aldo dan Brata saling baku hantam.
Jiah maceman sinetron aja.
Beberapa saat kemudian kami telah sampai dipelataran cafe kilat.
Bismillah ya allah, tunjukkanlah keajaibanmu.. Jangan sampai ada Aldo disini.
"Lo janjiannya sama cewek apa cowok?" tanyaku pelan.
"Cowok."
"Ganteng ga?" Brata menatapku serius hingga kedua alisnya menyatu, "Pantesan cowo lu posesif."
"Heran, perasaan lo sama Aldo gabisa diajakin bercanda guro."
"Hidup gue itu serius ya gaada kata main main."
Oh gitu. Oh yaudah makan tuh hidup serius.
"Itu temen gue, ayo samperin."
Ya kan temen lo doang, samperin sendiri aja njing.
"Gue tunggu sini deh."
"Gak, lo ikut gue." ucapnya tak ingin dibantah.
"Ada syaratnya."
Brata menghela nafas, kutebak ia sedang mencoba meredam amarahnya. Hahahaha sabar ya mas Brata~~ memang susah menghadapiku yang menggemaskan ini.
"Nanti gue kasih imbalan."
"Sip. Gitu dong jadi cowok." aku tersenyum lebar membuat Brata memutar bola matanya.
"Lama amat lo."
Ucapan teman Brata itu membuatku berfikir, oh memang sungguh terlalu. Kayanya nih si Brata tukang ngaret. Perasaan telat mulu.
Kok aku jadi ikut ikut urusan orang sih?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingray Affliction
Teen FictionFyi; sedang ditake down karena perbaikan. Soon akan dipublish ulang. "Kenapa baru sekarang?" Bukan perkara mudah bagi Gaby untuk terus bersama Aldo yang lelaki itu sendiri bahkan tidak tau hatinya untuk siapa.